Tapi, ia mengatakan sebelum vaksin dirinya belum makan dan kurang minum. Saat itu dirinya datang lebih awal dan menunggu sekitar dua jam lebih di faskes tempat dirinya mendapatkan pelayanan vaksinasi Covid-19.
BPOM melalui akun resmi sosial media Instagram @bpom_ri menjelaskan efikasi merupakan estimasi penurunan angka kejadian infeksi pada kelompok orang yang mendapat vaksin dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapat vaksin/mendapat plasebo. Tapi hal ini dalam konteks penelitian/uji klinis.
Efikasi vaksin sebesar 65,3 persen dari hasil uji klinis menunjukkan harapan bahwa vaksin mampu menurunkan kejadian penyakit covid-19 hingga 65,3 persen.Â
Hasil uji tersebut telah melewati persyaratan World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia dengan batas minimal vaksin sebesar 50 persen.
Dikutip dari kompas.com (21/01/2021), Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, Moh. Hakimi menerangkan terdapat perbedaan antara efikasi dengan efektivitas.Â
Efikasi memberikan hasil yang didapat dalam pengujian pada kondisi yang ideal, di mana semua faktor dikendalikan seperti pada penelitian/uji klinis.Â
Sementara efektivitas dilihat dari penerapan vaksin dalam kondisi nyata, ketika program vaksinasi diterapkan kepada masyarakat. Jadi buat apa kita meributkan efektivitas dimana datanya belum diolah!
Vaksin Covid-19 bukan mencegah terinfeksi virus Covid-19. Manfaat vaksin Covid-19 di antaranya adalah memberikan kekebalan kepada masing-masing individu yang divaksinasi langsung, memberikan kekebalan kepada kelompok apabila banyak orang yang divaksinasi, serta memberi perlindungan kepada orang yang belum mendapat vaksin atau belum menjadi kelompok sasaran vaksinasi.Â
Tak vaksin maka berisiko, yuk turut sukseskan program vaksinasi agar kita dapat segera terbebas dari Covid-19. Tetap terapkan 3 M (Menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) walaupun diri kita telah di vaksin Covid-19.
-----