Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 100 x Prestasi Digital Competition (67 writing competition, 23 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Dia "Creative Distruction" ala Menteri Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin

27 November 2019   21:52 Diperbarui: 28 November 2019   19:45 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Presiden & Wakil Presiden bersama para Menteri I Sumber Foto : detiknews

Konsep 'creative destruction' yang dikenalkan oleh Schumpeter itu sesungguhnya memiliki spirit 'inovasi'. Ini karena Schumpeter berbicara dalam konteks perubahan industrial yang merevolusi dari dalam struktur ekonomi lama. Di sini Schumpeter justru mengusung semangat 'optimisme' sekaligus 'inovatif' dan bukan pandangan yang sarat 'pesimisme'.

Fenomena penghilangan nilai teknologi lama (eliminasi fungsi produk) karena penemuan teknologi baru disebutkan oleh Joseph Schumpeter sebagai proses pembinasaan kreatif (Creative Destruction). Dalam bukunya The Age of Turbulence, Allan Greenspan mengilustrasikan bagaimana penggantian bisnis telegraf dengan bisnis telepon kabel.

Pada tahun 1930 hingga 1950 telegraf merupakan alat komunikasi utama yang digunakan pada saat itu. Lebih dari setengah juta pesan terkirim setiap harinya melalui sarana ini. Namun, semenjak penemuan telepon kabel (dan penggunaannya untuk urusan komersial) bisnis telegraf terus terpinggirkan hingga menuju kepunahannya.

Patut di waspadai kesejahteraan yang bisa diberikan oleh suatu teknologi pada suatu saat memiliki titik jenuh. Penemuan teknologi baru yang sejenis merupakan salah satu tanda dari kejenuhan tersebut.

Hal ini tentunya menjadi hal yang perlu diperhatikan dan diwaspadai oleh para pebisnis sebagai praktisi yang (umumnya) paling banyak menikmati manfaat terbesar dari suatu teknologi.

Di Indonesia fenomena serupa sebenarnya juga telah kita lihat dalam beberapa waktu yang lalu dalam bisnis wartel dan warnet. Pada awal 2000-an usaha-usaha wartel dan warnet menjamur dan muncul di berbagai tempat di Indonesia. 

Deskripsi : Internet saat ini sudah menjadi lebih murah dan mudah di akses I Sumber Foto : pixabay
Deskripsi : Internet saat ini sudah menjadi lebih murah dan mudah di akses I Sumber Foto : pixabay
Pada saat itu usaha tersebut terbilang kategori usaha yang menjanjikan keuntungan mengingat kebutuhan akan akses telekomunikasi saat itu sudah cukup tinggi. Namun, dengan semakin terjangkaunya biaya intenet dan harga telepon genggam (handphone) serta barbagai fiturnya fungsi wartel dan warnet tergantikan dengan sendirinya usaha wartel dan warnet bubar. 

Dengan belajar dari sejarah mengenai pesatnya teknologi tentunya para pengusaha di bidang ini (baik penyedia jasa internet itu sendiri maupun media yang menggunakan jasa internet) harus mewaspadai fenomena ini. 

_________________________

Oleh karena itu pelajaran yang dapat diambil dari arus pembinasaan kreatif bagi para praktisi bisnis adalah perlu adanya diversifikasi produk dalam suatu usaha, walaupun ciri khas dari perusahaan masih mungkin untuk dapat dipertahankan demi sustainable usaha.

Kemudian up date teknologi merupakan salah satu kunci tetap bertahannya suatu usaha. Selain aspek trend socio culture pasar juga perlu diikuti. Memperkerjakan inovator, pekerja kreatif dan programer sudah merupakan kebutuhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun