Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 101 x Prestasi Digital Competition (68 writing competition, 23 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengajak Perawat untuk Menulis, Bisakah?

22 November 2019   22:47 Diperbarui: 25 November 2019   00:53 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Menulis merupakan cara terbaik melawan hoax, untuk itu Perawat RSKO diedukasi untuk menulis I Sumber Foto : pixabay

Daku pun menceritakan kenapa daku mulai menulis terlebih dahulu, yakni berawal karena daku suka membaca, maka daku harus mengalirkan hasil bacaan itu dalam sebuah tulisan. Selain itu, daku menjelaskan bila daku sedang tidak berkerja, otak daku selalu berfikir maka butuh untuk disalurkan dalam sebuah tulisan.

Pada tahun 2009 daku sering traveling tapi memiliki keinginan mendokumentasikan agar bisa dikenang di hari tua, salah-satu jalannya dituangkan dalam tulisan. Pendokumentasian ini daku sebut sebagai salah-satu keuntungan dari menulis.

Deskripsi : Moderator Anung menanyakan apa keuntungan menulis I Sumber Foto : Komite Keperawatan RSKO Jakarta
Deskripsi : Moderator Anung menanyakan apa keuntungan menulis I Sumber Foto : Komite Keperawatan RSKO Jakarta
Kedua, menyebutkan bahwa daku selalu ingat pesan khotib Sholat Jumat bahwa ada amalan yang tidak terputus sampai hari akhir, kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang selalu mendoakannya.

Menulis merupakan bagian dari amalan menyebarkan ilmu yang bermanfaat. Daku pun jujur bahwa daku bukan merupakan ahli ibadah, hanya baru bisa menjalankan sholat rutin belum menjalankan sholat Tahajud dan Dhuha. 

Selanjutnya, daku ingin seperti teman-teman Perawat yang hadir yang bermuka surga. Sebagai seorang yang berpenampilan anti mainstream di RSKO Jakarta ini juga ingin masuk surga, untuk itu daku menggunakan tulisan yang bermanfaat agar dapat kesempatan masuk surga.

Yang terakhir hal yang mungkin memberi semangat menulis, daku sampaikan contoh keuntungan lainnya bahwa Alhamdulillah sampai saat ini sejak 2015 mendapatkan rezeki dari lomba blog 43 kali, 17 instagram competition, 8 live tweet competition dan 1 kali Vlog Competition. Selain itu puluhan kali mendapatkan sambilan job review dari agensi, komunitas dan executif writer Kompasiana.

Daku menyemangati bahwa rezeki dari menulis di blog juga bisa didapatkan oleh teman-teman Perawat RSKO Jakarta asalkan mau serius dan rutin menulis. Ada beberapa jenis tulisan saat ngeblog yang dapat dipakai Straight News, Feature, dan Opini.

_______________________

Pada saat talkshow  dengan tema "Menulis di Era Digital" ini, daku menyampaikan sesuai pesan Ketua Komite Keperawatan, Arief Hidayat, bagaimana menanamkan semangat menulis terlebih dahulu. Belum menyampaikan teknis menulis karena bagi orang yang baru disemangati perlunya pemicu semangat menulis.

Menurut daku seseorang yang pintar tetapi tidak menulis akan tertelan zaman. Kartini merupakan sosok penulis, dari surat-surat yang dikirimkan kepada temannya di Belanda setelah dirinya meninggal dunia dijadikan buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Buku tersebut bila masih ada yang membaca menurut daku pahala nya akan mengalir ke Ibu Kita Kartini.

Deskripsi : Teman-teman Perawat yang hadir I Sumber Foto : Komite Keperawatan RSKO Jakarta
Deskripsi : Teman-teman Perawat yang hadir I Sumber Foto : Komite Keperawatan RSKO Jakarta
Tambah daku, kenapa Kartini menjadi sosok perempuan yang disimbolkan sebagai tokoh emansipasi wanita bukan Cut Nya Dien, karena sosoknya yang menggugah kesadaran penguasa dijamannya melalui tulisan dan mengangkat harkat dan martabat wanita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun