Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 100 x Prestasi Digital Competition (67 writing competition, 23 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bahagia itu Mudah, 'Jangan Takut Berbagi' Apakah Rahasianya ?

3 April 2019   22:12 Diperbarui: 7 April 2019   22:30 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Coin Menjadi Cara Yang Mudah Untuk Berbagi I Sumber Foto : Pixabay

"Sebetulnya bila kita ingin berbuat baik, apapun bisa kita berikan untuk berbagi. Kalau kita punya waktu kita berikan waktu kita. Bila kita punya tenaga kita bisa berikan tenaga kita. Andaikata kita punya coin tidak perlu banyak cukup  100 / 200 rupiah bila kita kumpulkan sama-sama seluruh rakyat Indonesia bisa banyak sekali anak-anak Indonesia yang terbantu biaya sekolah nya" ungkap Hanny Kusumawati, founder Gerakan Coin A Chance di acara Kick Andy di tahun 2011.

Lembaga nirlaba atau Yayasan amal yang mendorong kita untuk berbagi terbilang sudah mulai banyak. Salah-satu yang cukup dikenal ialah Dompet Dhuafa.

Dengan tagline #JanganTakutBerzakat #JanganTakutBerbagi sebagai lembaga Filantropi Islam bersumber dari dana Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) dan dana halal lainnya yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (humanitarian) dan wirausaha sosial profetik (prophetic socio-technopreneurship

Selain lembaga nirlaba, kita juga acapkali mendengar dan menyaksikan kisah-kisah manusia-manusia mulia menjadi penggerak aksi / koordinator berbagi yang ditayangkan di televisi yang membuat diri kita berbicara "kok bisa". Bagaimana mereka memulainya ? dan bagaimana mereka istiqomah ?

Namun, kita tidak harus menjadi seperti mereka yang mampu menggerakkan atau mengkoordinir donasi. Rahasianya cukup dimulai diri kita sendiri dengan apa yang kita punya, walaupun kecil tapi memberi manfaat bagi yang menerima nya. Bila kita kesulitan mengetahui mencari tau siapa yang lebih berhak mendapatkan penerima bantuan bisa donasi melalui lembaga nirlaba seperti dompet dhuafa.


Itupun yang saya lakukan ketika pertama kali menjadi coiners (pendonasi coin) memulai dari diri sendiri dan dari yang saya miliki sekeping coin plus celengan. Awalnya daku tercetus karena melihat sebuah tayangan Kick Andy yang bertema "Kami Peduli, Kami Berbagi" di tahun 2011. 

Acara itu menampilkan sosok-sosok penggerak sebuah gerakan sosial yang membantu berbagai kalangan, salah-satunya Gerakan Coin A Chance. Setelah menonton Kick Andy ditahun 2011, daku dipertemukan oleh gerakan Coin A Chance di acara Kompasianival 2012 'Hero Inside You'. Kedua kejadian tersebut yang menjadi pemicu saya menjadi volounter gerakan coin untuk pendidikan (Coin A Chance) chapter / dropzone RSKO Jakarta ditahun 2012 sampai sekarang.

Kenapa saya tergerak menjadi volounter dari gerakan Coin A Chance, salah-satunya karena saya bisa berbagi dengan hanya sekeping coin. Selain itu dapat mengajak yang lain untuk berbagi dengan materi yang nilainya terbilang tidak besar, cukup dengan sekeping coin 100 rupiah juga bisa. 

Baca juga disini : 7 Tips Memulai dan Mempertahankan Gerakan Sosial di Tempat Kerja

Berbagi itu mudah tidak sulit / memberatkan, salah-satunya kita dapat menggunakan tenaga kita yakni suara dengan mengajak yang lain untuk berbagi. Baik suara secara fisik ataupun suara dengan perantara media online yang saat ini sedang ngehits.

Ada sebuah dampak dengan mengikuti gerakan berbagi bahwa berbagi itu ternyata memberi rasa bahagia. Apalagi ketika mengetahui yang kita bantu dapat bangkit dari keterpurukan. Entah kenapa berbagi memberi rasa sukses, ternyata arti sukses itu bisa dalam wujud ini tidak melulu soal materi dan jabatan. 

Dengan menjalankan gerakan di tempat kerja di RSKO Jakarta membuat saya dapat bersilahturahim dengan sesama teman kantor disebuah kegiatan hari perhitungan coin. Silahturahim untuk hal yang baik ternyata membahagiakan. 

Deskripsi : Founder Coin A Chance, Nia berbaju biru dan Hanny berbajuputih I Sumber Foto : dokpri
Deskripsi : Founder Coin A Chance, Nia berbaju biru dan Hanny berbajuputih I Sumber Foto : dokpri
Gerakan Coin A Chance itu  dipelopori dua orang wanita cantik yakni Hanni Kusumawati dan Nia Sudjarwo yang memiliki kesamaan hobi mengumpulkan coin. Didepan Andy F Noya dalam acara Kick Andy tahun 2011, founder 'Coin A Chance' Nia menceritakan filosofi berbagi coin yang mereka pakai dalam gerakan berbagai coin ini. 

"Komunitas Coin A Chance berdiri untuk membantu biaya pendidikan adik-adik yang berasal dari keluarga ekonomi kurang. Banyak individu-individu di negara ini yang mengabaikan uang koin yang nilainya dianggap tidak seberapa (remeh), tetapi bila dikumpulkan oleh banyak orang maka nilainya akan menjadi besar dan bisa merubah dunia. Selain hal tersebut masih banyak dari masyarakat kita yang sebetulnya peduli tetapi terkendala karena hanya mampu memberikan sedikit rezeki" Ucap Nia

_

Sekeping Coin Memberikan Harapan
Hanny menyampaikan, mereka berdua sama-sama concern terhadap isu-isu pendidikan. Bahwa dirinya dan Nia bisa sampai posisi mereka saat ini karena pendidikan. Untuk itu Nia dan Hanny merasa anak-anak Indonesia bisa mendapatkan kesempatan yang sama supaya mereka bisa berkembang dan memajukan bangsa ini.

Nia menceritakan mereka ketika akan mencetuskan gerakan ini pada tahun 2007 dimulai dengan membuat survey kecil-kecilan. Waktu itu mereka berdua sedikit pesimistis dengan berfikir siapakah yang peduli dengan koin-koin dan mengikuti aksi mereka berdua. Tahun 2007 mereka berpikir mungkin belum waktunya Coin A Chance dilahirkan.

Akhirnya mereka berdua pun memaksakan diri untuk memulai ditahun 2008. Nia menyampaikan ke Hanny kalau tidak dimulai sekarang, kapan mau dimulai. Jika memang hanya mereka berdua ya sudah dijalani saja walaupun hanya satu anak yang terbantu. 

Deskripsi : Adik Asuh Coin A Chance I Sumber Foto : Coin A Chance
Deskripsi : Adik Asuh Coin A Chance I Sumber Foto : Coin A Chance
Terpenting bagi mereka untuk satu anak ini bisa selesai sekolah, paling tidak sampai SMA. Pikiran mereka berdua bila sudah melakukan sesuatu untuk satu orang anak, bila anak itu bisa maju dan mampu membantu keluarganya serta bisa juga membantu orang lain itu sudah satu keberhasilan tersendiri.

Akhirnya pada tahun 2008, Hanny memulai dengan posting di blog nya tentang gerakan Coin A Chance untuk mengajak teman-teman nya yang lain untuk ikut gerakan Coin A Chance. Ternyata anemo nya luar biasa, yang berujung teman-temannya ikut semangat dan membantu menulis di blog mereka  masing-masing.

Bahkan blog resmi Coin A Chance juga dibuatkan oleh para bloggers teman-teman Hanny.  Tidak hanya blog, Coin A Chance pun dibuatkan pula Facebook group.  Bahkan ada yang membantu membuatkan stiker dan poster. Coin A Chance menurut Nia dan Hanny sangat terbantu oleh para volounter dalam mengerjakan segala kebutuhan baik online maupun cetakan diawal-awal berdirinya gerakan ini.

_

Sekeping Coin Mampu Menyekolahkan Anak Bangsa
Hanny menyampaikan koin yang terkumpul dalam Gerakan Coin A Chance itu ditukar ke bank terlebih dahulu. Namun ada setoples masih berupa kumpulan coin selain uang yang sudah ditukarkan di bank. Toples berisi coin itu sebagai simbolik kepada pihak sekolah bahwa pembiayaan adik asuh Coin A Chance melalui gerakan ini. 

Tahun 2011 menurut Hanny baru 7 (tujuh) orang anak yang dibantu. Saat ini (2019) Sudah lebih dari 75 anak yang telah dibantu biaya sekolahnya. Anak-anak atau adik asuh ini tersebar di 11 (sebelas) Chapter gerakan Coin A Chance.

Deskripsi : Coin Collecting Day di Taman Menteng I Sumber Foto : dokpri
Deskripsi : Coin Collecting Day di Taman Menteng I Sumber Foto : dokpri
Bagaimana coin-coin ini bisa berkumpul, Nia menjelaskan bahwa setiap bulan di hari sabtu para voulenter berkumpul disuatu lokasi yang sudah ditentukan. Lokasi pun setiap hari perhitungan coin / Coin Collecting Day berpindah-pindah sesuai kesepakatan. 

Coin-coin ini bisa terkumpul juga melalui chapter-chapter Coin A Chance dibeberapa daerah dan lokasi. Bahkan beberapa chapter timbul dari diri mereka sendiri di daerah dengan menghubungi fanpage FB, Twitter dengan menanyakan apakah boleh di adopsi di daerah kami. 

Nia pun tidak menolak, asalkan tidak keluar dari apa yang sudah Hanny dan Nia jalankan yakni membantu biaya pendidikan adik-adik asuh Coin A Chance. Yang lebih terpenting mereka mampu mempertanggungjawabkan uang dari pengumpulan coin tersebut.

Sekecil apapun jumlah pengumpulan coin itu adalah uang sumbangan dari orang-orang yang berbaik hati. Nia menegaskan mempersilahkan bila para chapter sanggup menjalankan, tujuannya sama itu oke-oke saja  karena semakin banyak tempat makin baik.

Nia mengharuskan para chapter untuk memiliki blog dan akun sosial media karena dari situ Coin A Chance pusat memonitor. Bila ada lokasi yang jauh mereka pun belum tentu bisa datang kesana. Tapi kalau chapter-chapter memiliki Twitter dan Facebook, tim Coin A Chance pusat bisa pantau apakah chapter tersebut tetap aktif atau tidak.

Akun sosial media menjadi kontrol sosial untuk melihat komentar-komentar orang yang berada disana apakah gerakan ini berjalan baik. Tim Coin A Chance bisa melihat respon dari netizen. Ini merupakan salah satu cara Coin A Chance memonitor dan merupakan bentuk tanggung jawab kepada para pendonatur coin.

Menurut saya masyarakat Indonesia saat ini semakin canggih dalam berjejaring. Indonesia ini terdiri kerumunan massa yang sudah menjadi kerumunan besar apabila tidak di kelola dengan baik akan menjadi beban. Tapi apakah cukup peran pemerintah saja?

Indonesia yang begini besar penduduknya dengan munculnya gerakan-gerakan sosial yang luar biasa akan dapat membantu mengatasi semua masalah yang tercecer yang tidak mampu diselesaikan secara formal.

Deskripsi : Saat kegiatan Coin Collecting Day, saya (jaket hitam) & dayat (baju biru) menjadi perwakilan RSKO Jakarta I Sumber Foto : dokpri
Deskripsi : Saat kegiatan Coin Collecting Day, saya (jaket hitam) & dayat (baju biru) menjadi perwakilan RSKO Jakarta I Sumber Foto : dokpri
Gerakan sosial seperti Coin A Chance mengapa menjadi bisa dipercaya karena pertama gerakan ini datang dari hati. Coin A Chance juga ada yang menonton, memantau, dan memonitor yang dilakukan oleh para volounter itu sendiri. Tidak ada yang namanya pengawas, semua anggota / volounter yang terlibat dalam gerakan ini pasti menjadi pengontrolnya termasuk saya.

___________________________

Berbagi itu tidak sulit, sangatlah mudah. Cukup dengan menggerakkan hati kita saja. Berbagi itu tidak perlu menunggu kaya. Jangan mengumpamakan bahwa berbagi itu selalu materi yang besar, dengan tenaga kita pun bisa. 

Berbagi Membuat Ku Bahagia

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto

Web [ DISINI ] , Blog [ DISINI ] , Twitter [ DISINI ] , Instagram [ DISINI ]

Email : mastiyan@gmail.com

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa” 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun