Ibu daku menggunakan layanan asuransi kesehatan BPJS Kesehatan dan ternyata tidak dibedakan dengan yang membayar tunai. Untuk itu dia mau kembali lagi mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kebayoran Lama. Sebelumnya ibu juga daku antar ke Puskesmas kebayoran Lama pada bulan Januari 2018.
Daku pun bertanya dalam diri, pelayanan BPJS Kesehatan terbilang cukup baik saat ini apakah menjelang Universal Health Coverage yang ditargetkan terwujud tahun 2019 mendatang !!!!,Â
Ternyata BPJS Kesehatan berupaya mengedepankan mutu pelayanan kesehatan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), nampak kian nyata saat ini. Karenanya performa Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) pun diarahkan untuk terus didongkrak.Â
Bisa jadi FKTP memberikan layanan yang baik salah satunya karena adanya kebijakan BPJS Kesehatan melalui implementasi Kapitasi Berbasis Kompetensi Pelayanan (KBK). Dalam penerapan KBK, terdapat model reward dan konsekuensi pemenuhan komitmen pelayanan alias kinerja FKTP.
Wah pastinya FKTP akan menggenjot pelayanan pasien. Jika kinerjanya optimal, maka FKTP tersebut akan memperoleh tarif kapitasi maksimal. Hal ini merupakan kebijakan BPJS Kesehatan menyangkut pengembangan sistem kendali mutu pelayanan demi efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan di FKTP.
Dengan hadirnya KBK maka FKTP diharapkan mampu mengoptimalkan fungsinya sebagai gate keeper dalam memberikan pelayanan kesehatan, sehingga angka rujukan bisa dikendalikan sesuai dengan kebutuhan medis. Hal ini juga akan berdampak pada efek yang timbul kedepannya, pembiayaan kesehatan pun jadi makin terkontrol dan BPJS Kesehatan akhirnya tidak defisit.
Pada triwulan pertama 2018 sebanyak 17.035 FKTP resmi berkomitmen menerapkan KBK, 8.392 di antaranya adalah FKTP non Puskesmas alias FKTP swasta. Sisanya secara bertahap tengah berproses menerapkan skema tersebut.Â
Berdasarkan data BPJS Kesehatan pada akhir Juli 2018, ada 22.365 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), 2.418 rumah sakit dan klinik utama, 1.579 apotek, dan 1.081 optik yang menjadi mitra BPJS Kesehatan.
BPJS Kesehatan Melayani Negeri
Berdasarkan data BPJS Kesehatan jumlah peserta JKN-KIS per 1 agustus 2018 sebanyak 200.295.408 jiwa. Angka tersebut sudah mulai masuk angka psikologis dan merupakan angka kepersertaan terbesar di dunia yang hanya dicapai dalam 4,5 tahun. Bila dibandingkan dengan negara tetangga kita Korea Selatan kepersertaan baru sekitar 40 juta yang dicapai dalam kurun waktu 26 tahun bahkan ada negara yang butuh waktu 120 tahun.
Wow jumlahnya yang cukup besar. Tidak banyak negara yang memiliki kepersertaan asuransi kesehatan seperti Indonesia dengan pertumbuhannya yang cepat. Untuk itu diperlukan infrastruktur yang baik. Ketika zaman menuntut apa-apa serba digital ternyata BPJS Kesehatan juga tidak tinggal diam.