Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 100 x Prestasi Digital Competition (67 writing competition, 23 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

7 Tips Memulai dan Mempertahankan Gerakan Sosial di Tempat Kerja

10 November 2018   20:12 Diperbarui: 11 November 2018   10:05 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Para voulenter Gerakan Coin A Chance dropzone RSKO Jakarta I Sumber Foto : dokpri

Didunia ini banyak orang baik, itu yang daku rasakan. Orang-orang ini ada di sekitar kita, baik itu di lingkungan keluarga, tempat tinggal, teman sepermainan, dan tempat kerja.

Sentuhan kebaikan itu bisa kita rasakan saat kita sakit, kesulitan finansial, atau keadaan terpuruk. Ada saja yang membantu jika kita dilihat bukanlah pribadi yang berperilaku negatif. Daku pun pernah merasakan sentuhan kebaikan dari orang-orang di sekitar saat kondisi keluarga terpuruk.

Orang-orang baik itu sebetulnya banyak yang memiliki jiwa menolong. Ini dapat daku buktikan sendiri saat memulai gerakan koin untuk pendidikan (Coin A Chance) dropzone RSKO Jakarta yang tepat pada bulan november 2018 sudah berjalan selama 6 (enam) tahun. Mereka yang membantu, mendonasi rezeki dan menghidupkan gerakan ini di RSKO Jakarta dapat hadir setiap bulan/dua bulan sekali dalam penyelenggaraan hari perhitungan koin.

Selain jiwa-jiwa penolong adapula jiwa-jiwa yang dipanggil untuk mencetuskan sebuah gerakan atau aksi yang nantinya merangkul individu-individu lain untuk gerakan kolektif. Bulan januari 2015, seorang wanita berhijab bernama 'Dyah' pernah menyampaikan hasratnya kepada daku untuk membentuk sebuah aksi sosial. Sekitar dua bulan kemudian gerakan sosial terbentuk dengan nama 'Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi'.

Perkembangan Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi terbilang luar biasa, jiwa-jiwa yang dipanggil seperti Dyah sebetulnya banyak. Ada pula sesama coiners (pendonasi coin), backpackers dan blogger yang pernah bertanya kepada daku bagaimana caranya memulai dan mempertahankan sebuah gerakan sosial. Nah, ini tips dari daku;

1. Bila Sudah Dipanggil Mulai Saja dari Diri Sendiri
Jiwa-jiwa yang dipanggil untuk mengorganisasi orang baik lainnya itu ada, bisa jadi itu kita. Mungkin radar kita belum menangkapnya. Pada saat mengikuti kegiatan Field Trip Danone Blogger Academy 2018, daku melihat sendiri banyak aksi sosial yang dimulai oleh seorang individu yang kemudian menggerakan banyak orang.

Namun, dalam diri yang dipanggil itu akan ada pertanyaan bagaimana diri nya akan memulai. Itu juga yang daku dengar saat Dyah pertama kali mau memulai gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi. Pertanyaan dalam diri ini yang membuat beberapa yang dipanggil ragu-ragu untuk memulai sebuah aksi. 

Baca Juga : Konsep Sederhana Berbagi dengan Nasi Kotak

Jujur memulai itu tidak mudah. Laksanakan saja dahulu yakni dengan dimulai dari diri sendiri. Itu yang daku lakukan ditahun 2012 saat memulai gerakan Coin A Chance dropzone RSKO Jakarta. Daku meletakkan sebuah celengan koin di meja kerja dimana setiap harinya daku bersedekah koin. Berujung aktivitas daku tersebut dilihat oleh teman-teman daku di Program Anggaran RSKO Jakarta, yang berujung lahirlah Gerakan Coin A Chance dropzone RSKO Jakarta. Alhamdulillah bertahan 6 tahun.

2. Bulatkan Tekad, Sesuatu Dimulai dari Kecil
Ketika aksi sosial kita sudah berjalan dua bulan dan belum berkembang jangan turun semangat. Bulatkan tekad bahwa apa yang kita lakukan untuk tujuan baik. Jangan berprasangka buruk bahwa Allah SWT tidak mendukung apa yang kita lakukan. Mungkin ini ujian awal bagi aksi sosial yang anda lakukan.

Daku setelah tiga bulan menjalankan gerakan Coin A Chance barulah terlihat ada jiwa-jiwa lain yang bergabung. Penghitungan pertama kali daku ingat sekali terkumpul 323.000,- dari satu celengan Coin A Chance di Bulan Desember 2012. Pada bulan ketiga mulai merangkak naik tidak hanya dari jumlah nominal uang saja tetapi juga dari jumlah titik lokasi celengan. 

Baca Juga : Salam 5 Jari ketika Jari-Jari itu Bergerak Sendiri

Ditahun 2018, rata-rata terkumpul 1,4 juta s/d 1,6 juta per dua/tiga bulan. Jumlah titik lokasi dari satu unit, saat ini mencapai di 20 titik lokasi di RSKO. Hasil pengumpulan koin tersebut nantinya dikirmkan ke gerakan koin untuk pendidikan nasional untuk membantu pembiayaan sekitar 70-an adik asuh di seluruh Indonesia.

Gerakan sosial yang dimulai dari sebuah mimpi, tekad, aksi dan kemudian berkembang yang daku saksikan sendiri ialah Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi. Dari penjualan sepuluh kotak nasi seharga sepuluh ribu rupiah berkembang mampu menyewa rumah singgah bagi keluarga anak penderita atresia bilier. 

3. Dengarkan yang Positif, Indahkan yang Negatif
Ketika gerakan mulai merangkak naik akan semakin banyak khalayak yang tahu. Sama seperti dalam kehidupan sehari-hari, tidak semua orang berprasangka baik terhadap diri kita termasuk di tempat kerja. Begitupun saat diri kita ketika melakukan aksi/gerakan sosial apalagi bila menyangkut donasi/sumbangan.

Akan ada saja yang mengucapkan "biar dibilang sok baik", "cari muka", dan "duitnya dia tilep tuh sebagian". Jangan menghentikan aksi/gerakan sosial yang sudah kita tumbuhkan karena ucapan negatif orang lain. Bila kita merasa tidak seperti itu, tutup telinga kita dari ujaran kebencian itu dan dengarkan yang positif saja. Tidak perlu menjelaskan ke setiap orang atas pernyataan individu yang mengucapkan itu, biarkan Allah SWT yang menjawab.

4. Gunakan Komunikasi Efektif dan Gunakan Social Media plus Blog
Saat memulai sebuah aksi/gerakan sosial bila ingin diketahui dan dipahami oleh orang lain ada baiknya menggunakan komunikasi yang efektif. Usahakan komunikasi berlangsung secara timbal balik, jangan kita yang nyerocos saja. Pesan dari aksi/gerakan sosial sebaiknya disampaikan secara ringkas dan jelas.

Usahakan menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami dan cara penyampaian yang mudah diterima. Bila kita menginformasikan aksi/gerakan sosial yang kita geluti sebaiknya disampaikan secara tulus. Jika lawan bicara terlihat tidak tertarik atas informasi yang kita berikan janganlah kesal. 

Sampaikan tujuan aksi/gerakan sosial yang bisa ditangkap secara jelas. Kalau bisa disampaikan disertai dengan humor atau cara-cara menyenangkan lainnya. Tapi ingat memperhatikan norma yang dianut oleh lawan bicara, seperti generasi 70-an, generasi X, generasi Y dan kids zaman now.

Jangan lupakan dalam berkomunikasi kita juga dapat menggunakan social media (facebook, Instagram, dan twitter) dalam menyampaikan aksi/gerakan sosial kita. Jangan lihat yang like dan dislike. Bila ada comment positif dijawab, bila ada comment negatif abaikan saja.

Blog juga sarana terbaik dalam memberikan informasi. Bila gerakan kita semakin besar maka pertanyaan akan gerakan ini akan semakin banyak. Kita akan terkuras energi bila menerangkan dari orang ke orang bila bertanya. 

Blog dapat menjadi sarana komunikasi dengan mentransfer kegiatan aksi/gerakan sosial kita melalui share link kepada yang ingin tahu.

5. Libatkan Para Voulenter Dalam Kegiatan Aksi
Dalam aksi/gerakan sosial janganlah kita menjalankan sendirian. Carilah patner di tempat kerja agar aksi/gerakan sosial yang kita semai tidak layu sebelum berkembang. Aksi/gerakan sosial di tempat kerja dapat memberikan value/impact bagi voluenter, libatkan mereka dalam kegiatan.

Deskripsi : Para voulenter Gerakan Coin A Chance dropzone RSKO Jakarta I Sumber Foto : dokpri
Deskripsi : Para voulenter Gerakan Coin A Chance dropzone RSKO Jakarta I Sumber Foto : dokpri
Setiap sebulan/dua bulan/tiga bulan sekali, Coin A Chance dropzone RSKO Jakarta mengadakan hari penghitungan coin. Para penghitung koin dalam kegiatan hari penghitungan koin merupakan sebagian dari pendonatur koin. 

Mereka terlibat dalam penghitungan koin agar mereka merasakan donasi yang dikumpulkan. Dengan melibatkan para voulenter membuat rasa kedekatan dengan voluenter yang terlibat maupun tidak.

6. Transparansi
Dalam kegiatan aksi/gerakan sosial yang melibatkan uang didalamnnya sebaiknya transparan. Uang walaupun seratus rupiah sangatlah sensitif. Kata-kata "seratus rupiah coba klo dikumpulin dari seribu orang dan bertahun-tahun kan banyak". Untuk itu kejelasan uang donasi dari voulenter haruslah jelas.

Deskripsi : Dayat memberikan bukti penyerahan donasi kepada coiners melalui sosmed I Sumber Foto : dokpri
Deskripsi : Dayat memberikan bukti penyerahan donasi kepada coiners melalui sosmed I Sumber Foto : dokpri
Penghitungan koin yang dilakukan dengan para pendonatur coin a chance merupakan bagian dari transparansi. Dengan melihat langsung uang yang berada di celengan dibuka dan dihitung membuat kepercayaan dari para voulenter menjadi kuat. Apalagi kami menfoto hasil penghitungan dan penyerahan uang donasi Coin A Chance lalu di upload ke social media. 

7. Delay Aksi Bila Kita Lelah, Bosan dan Riya
Ketika gerakan Coin A Chance RSKO Jakarta menapaki tahun yang ketiga (2015), rasa lelah dan bosan mulai hadir. Acapkali setan-setan menggoda dengan rasa riya. Maka pada momen tersebut sebaiknya diri kita menghentikan sementara aksi/gerakan sosial yang semai tersebut.

Pengalaman daku dan dayat (patner) men-delay aksi sosial dapat merefresh kembali tujuan dari awal yakni membantu adik-adik asuh yang kesulitan biaya sekolah. Lelah, bosan dan riya merupakan tantangan terbesar dan hal ini dapat kita atasi dengan break/istirahat dari kegiatan itu sementara. Biasanya daku dan Dayat saat timbul perasaan itu akan mendelay kegiatan penghitungan koin hingga tiga bulan bahkan lebih.

---------------------------------------------------------------------------------

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto

Web [DISINI] , Blog [DISINI] , Twitter [DISINI] , Instagram [DISINI]

Email : mastiyan@gmail.com

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun