Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 101 x Prestasi Digital Competition (68 writing competition, 23 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengenal Tempat Pelatihan Pilot dan Flight Attendant bersama DJPU 151

9 April 2018   16:40 Diperbarui: 9 April 2018   18:17 1413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Instruktur mencotohkan evakuasi apabila pesawat jatuh di darat I Sumber Foto : Andri M

Menurut keterangan capt Triyanto Moeharsono ( Director of Operations, PT.Garuda Indonesia, Tbk), GITC menyediakan berbagai jenis program pelatihan untuk mendukung Airline Industry. Didalam internal perusahaan Garuda Indonesia sendiri GITC merupakan Learning and Development Unit. GITC memiliki prioritas untuk mengembangkan dan menjalankan kegiatan pelatihan baik untuk awak pesawat dan staf di darat.

Bila daku perhatikan GITC mengadaptasi konsep Corporate University seperti beberapa perusahaan besar di Indonesia. GITC terlihat mengunggulkan program pelatihan yang sangat berorientasi untuk memenuhi kebutuhan airline industry. Ternyata tidak hanya untuk Pilot dan Flight Attendent, GITC juga melakukan pelatihan bagi Flight Operation Officer, Ground Operation Support, Engineering & Maintenance, Ground Service, Cargo dan Leadership & General.

Setiap program pelatihan GITC dirancang untuk mengembangkan kompetensi individu yang berkerja dalam lingkup Airplane Industry berupa ; hard & soft skill, dan pola pikir bisnis & keterampilan kepemimpinan. Itu kenapa kami para blogger Kompasiana (kompasianers) dibawa ke GITC oleh Dirjen Perhubungan Udara, tetapi saat itu kami hanya diperkenalkan ke gedung simulator bagi kadet (calon Pilot) dan gedung F bagi pelatihan Flight Attendent.

Mencoba Simulator Pesawat Komersil Bagi Pilot

Tidak habis pikir itulah yang ada di otak daku saat di ruang simulator pesawat GITC. Itulah terlintas di pikiran ketika daku melangkah, dan merasakan ruang pelatihan pilot di Garuda Indonesia Training Center (GITC) yang berlokasi di kawasan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, 5 april 2018 lalu. Apalagi ketika capt Triyanto Moeharsono (Director of Operations, PT.Garuda Indonesia, Tbk) memberitahu bahwa untuk satu jam mengoperasikan flight simulator berbiaya  $400 s/d $500 dollar / jam. 

Deskripsi : capt Triyanto Moeharsono (Director of Operations, PT.Garuda Indonesia, TBK) I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : capt Triyanto Moeharsono (Director of Operations, PT.Garuda Indonesia, TBK) I Sumber Foto : Andri M
Namun, dalam satu satu kali training dibutuhkan waktu 4 jam. Untuk memenuhi standar GITC para kadet (calon Pilot) harus memenuhi 80 jam di simulator pesawat. Bisa dibayangkan untuk menjadi Pilot membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Kenapa seseorang Pilot harus memenuhi standart tersebut, menurut capt Triyanto Moeharsono "Untuk menjadi seorang penerbang, safety merupakan sesuatu yang tidak ada kompromi. 'Sky is big place but no room to errors', langit itu begitu luas tetapi tidak boleh menimbulkan error. Untuk itu di GITC para pilot terdidik & terlatih agar disiplin. GITC melahirkan kadet-kadet penerbang yang memiliki standart yang diterapkan agar bisa real flight." tegasnya.

Untuk lolos masuk GITC, para kadet harus melalui saringan sebanyak 12 tahap  yaitu psikotest, bahasa inggis, fisik, kesehatan, persyaratan jam terbang, dokumen lulus flying school, ukuran kaki ke pinggang 100 cm, dll. Industri penerbangan global saat ini berubah dengan cepat. Program Pelatihan Pilot di GITC dikembangkan tidak hanya untuk memenuhi regulasi tetapi juga personal skill untuk mengatasi situasi yang dibutuhkan saat penerbangan yang kapan saja dapat berubah. 

Semua program pelatihan GITC sudah disetujui oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Kurikulum pelatihan juga mematuhi semua ketentuan - ketentuan sesuai  CASR 142, 61 dan 63.  Ada berbagai macam program pelatihan yang ditawarkan GITC, di antaranya adalah ab-initio dan pelatihan berulang untuk rating tipe pilot, pelatihan dari berbagai jenis pesawat B737-800 NG, B737-300 / 400/500, CRJ1000, A330, A320, dan ATR72-600.

Deskripsi : Dirjen Perhubungan Udara, Bapak Agus Susanto mengajak kami merasakan simulator pesawat CRJ1000 I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Dirjen Perhubungan Udara, Bapak Agus Susanto mengajak kami merasakan simulator pesawat CRJ1000 I Sumber Foto : Andri M
Pada saat di ruang simulator, daku melihat beberapa unit flight simulator saling berjejer  dan secara sekilas tampak seperti kepala robot raksasa dalam film Pasific Rim. Bentuk simulator itu justru  cenderung persegi, tidak seperti bentuk kepala pesawat yang aerodinamis. Daku pun mencicipi langsung berada di dalam  simulator pesawat yang berbiaya $400 s/d $500 per-jam ini. Simulator pesawat yang daku naiki yaitu CRJ1000. 

Ketika berada didalam kabin simulator, nuansa kokpit sebuah pesawat terasa. Di sana tampak deretan panel instrumen operasional pesawat, kursi pilot dan co-pilot, hingga tuas throttle untuk menjalankan pesawat. Layar khusus di bagian kaca depan pun menampilkan simulasi kondisi di luar pesawat sesuai lokasi yang di-setting. Singkat kata, alat simulasi canggih ini dibuat semirip mungkin  dengan kondisi yang harus dihadapi pilot ketika menjalankan sebuah pesawat.

Menurut capt Triyanto Moeharsono dari simulator ini para pilot di-training untuk menghadapi berbagai kemungkinan dan memutuskan langkah yang harus diambil. Apalagi bila mereka menghadapi dalam keadaan darurat. Untuk itu para kadet harus terlatih emergency planned maupun unplanned.

Menyaksikkan Flight Attendant Melakukan Penyelamatan Penumpang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun