Mohon tunggu...
Oswald Dhyki Ago
Oswald Dhyki Ago Mohon Tunggu... tukang bangunan -

Lahir di Indonesia, berprofesi sebagai seorang helper tukang bangunan...menuangkan ide dan gagasan lewat sebuat tulisan hanya mengisi waktu luang, atau lagi hujan sekedar menemani kopi, ngerokok sambil menghayal aja deh. Dan yang lebih penting lagi adalah menjalin persahabatan dengan teman-teman yang punya minat nulis. Siapa tau kejagkit deh...Don't sweat the small stuff.....he he he

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Keprihatihan dan harapan akan pluralisme di Indonesia dalam sebuah permenungan

13 September 2010   11:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:16 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Satu dekade terakhir kebinekaan yang indah dan solid mulai terkoyak-koyak oleh rasa primordialisme kelompok masyarakat, dengan berbagai latarbelakang serta kepentingan politik, ekonomi dan kekuasaan  yang parokial, sektarian telah mengibuli kaum beiman yang murni dan tulus menjalankan hubungan dengan yang Kuasa dan juga sesamanya.

Mengapa tidak? ini sebuah pengamatan yang dangkal tapi bisa mendekati kebenarannya. Issu politik demi kekuasaan dikemas dengan rapi dan nyaris tidak diketahi/disadari oleh agama-agama yang ada kalau mereka diperalat/ mereka dijadikan alat propaganda politi yang membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Seandainya kenyataan seperti ini disaksikan oleh pejuang dan pendiri (foundingfather) NKRI ini, aku yakin meraka akan menagis, dan sangat boleh jadi keluar air mata darah. Inilah akkibat dari politi yang menjurus pada kekuasaan dicapur adukan dengan keyakinan. Maaf kami ya Allah, karena kami tidak menyadari itu semua.

Dihadapkan pada kenyataan yang kita alami akhir-akhir ini, kebebasan beragama mulai terpasung serta  agama dipahami secara prakmatisme, maka dalam konteks ini tidak ada pihak yang bisa disalahkan, tapi kita semua telah salah melangkah. Hal seperti ini terjadi karena wilayah agama-agama telah "disodomi" oleh kepentingan politik serta issu-issu yang salah dibangun. Hal seperti ini nyata ketika pembuktian serta janji-janji manis tak pernah diwujudkan. Kasihan dulu deh....... sebagai umat beragama, Allahnya bisa diperalat oleh orang-orang yang tak bertanggujawab. Apakah masih kita mentolerir atau memberi peluang untuk para pecundang yang memperalat Allah yang kita yakini sebagai yang maha besar tiada taranya. Ini adalah tangungjawab semua warga negara dengan segenap kesadaran yang rasional. Bukan hanya tanggungjawab pemimpin bangsa. Mari kita refleksikan serta mengevalusai diri, kelompok demi menemukan identitas diri bangsa yang sebenarnya. Ini adalah tanggung jawab kita semua. sebagai bangsa yang besar kita harus mawas diri untuk tidak terprovokasi oleh issu ceceng serta infantil dari luar sana. Kita adalah bangsa yang berdaulat, berdaulat dalam segala lini kehidupan. Kita bersatu maka kita akan kuat menggapai cita-cita kemerdekaan kita, untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin.

Salam Indonesia Raya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun