Mohon tunggu...
Rakhmat Hidayat
Rakhmat Hidayat Mohon Tunggu... -

Mensyukuri hidup dengan sepenuh hati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selamat Jalan Sahabat Kami!

10 Desember 2014   05:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:38 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selamat Jalan Sahabat Kami!

Rakhmat Hidayat

Alumni SMANDA’98

Aku menerima kabar duka itu dini hari,saat terjaga dari tidur.Pukul 02.30.Sahabatku telah dipanggil Sang Pencipta.Dia adalah Lien Aulia Rahmah.Sahabat satu perjuangan selama SMA dan beerlanjut setelah kami melanjutkan studi masing-masing.Aku biasa memanggilnya Lien.Kadangkala menyebutnya Mih Lien.Mih adalah panggilan karena dianggap sebagai bentukpenghormatan sebagaimana teman-teman yang lain juga menyapanya.Lien harus berjuang karena penyakitnya ginjal yang menyebabkan dia harus cuci darah selama hidupnya.Sebuah perjuangan yang tak mudah dilakukan bagi penderita ginjal dengan kewajiban cuci darah setiap pekannya.Lien termasuk yang mendapatkan mukjizat karena bisa hidup lebih panjang,tak seperti yang divonis dokter ketika pertama kali dokter mengatakan dia harus cuci darah.Mukjizat itu menyertai sosoknya yang selalu hangat dan periang.Lien adalah sosok yang dekat dengan kami.Para sahabatnya baik di SD,SMP,SMA,kuliah.Lien adalah bukan sekadar sahabat.Jika diibaratkan Lien adalah sahabat yang super.Sahabat yang luar biasa.

Aku bersyukur bisa menjadi salah satu sahabat diantara ratusan sahabat dekatnya.Bahkan,kedekatan aku dengan Lien mungkin lebih akrab karena kami sama-sama aktif dalam organisasi remaja mesjid yaitu GEMMA-SI maupun OSIS SMANDA Kuningan.Di organisasi,aku dan Lien berinteraksi hampir dua tahun yaitu kelas 1 dan 2 ketika kami duduk di SMANDA Kuningan.Frekuensi interaksi di organisasi membuat kami lebih akrab satu dengan lainnya.

Ramadan Tahun 1995.Selama 10 hari kami mengikuti kegiatan Study Islam Intensif (SII) yang diselenggarakan oleh GEMMA-SI Angkatan 21.Selain mengkaji Islam,kegiatan tahunan ini puncaknya dilakukan dengan suksesi kepengurusan GEMMA-SI.Pemilihan dilakukan di hari terakhir.Dari serangkaian proses pemilihan,forum akhirnya memberikan amanah kepadaku sebagai Ketua Umum GEMMA-SI Angkatan 22 Periode 1995-1996.Terpilihnya aku sebagai Ketua Umum memerlukan penyusunan pengurus untuk membantu kepengurusan selama satu tahun.Dari sekian pengurus yang bersedia membantuku adalah Lien Aulia Rahmah yang aku percaya sebagai Bendahara Umum.Aku menunjuk Lien karena dia memang mampu menjadi bendahara karena ketekunan dan kerapihannya mengelola keuangan.Jadilah kami tim yang solid antara aku sebagai Ketua Umum,sekretaris umum dan Lien sendiri yang menjadi Bendahara Umum.Setiap ada even kegiatan,tentu selalu berhubungan dengan Lien.Kami berkumpul di sekretariat Gemma SI yang berada di Masjid Syiarul Islam.Kami menyisihkan waktu kami setelah pulang sekolah untuk berkumpul di GEMMA-SI untuk membahas program kerja atau rapat kegiatan.Rasanya Lien tak pernah absen dalam setiap kegiatan rapat maupun kegiatan lainnya.Selain mengelola keuangan Gemma SI,Lien juga aktif membantu kegiatan di biro lainnya seperti Biro Dana Usaha yang rutin mengadakan bazaar buku maupun kegiatan Keputrian yang dikoordinasikan oleh Herni Risanti (Risa).Inilah totalitas Lien dalam kegiatan dakwah yang membentuk dasar kepribadiannya.

Yang menarik adalah tradisi di SMANDA Kuningan ketika itu bahwa kepengurusan di GEMMA-SI merupakan proyeksi kepengurusan di OSIS periode berikutnya.Dan benar saja,sebagian besar pengurusnya kemudian menjadi tokoh-tokoh penting di kepengurusan OSIS.Lien kemudian ditempatkan menjadi Bendahara 1 sementara Bendahara Umum OSIS ditempati Diana Sukmawati yang dalam kepengurusan GEMMA-SI menjadi Bendahara 1.Jadi sebenarnya posisi Lien dan Diana itu hanya tukaran saja karena keduanya memiliki posisi yang sama di dua kepengurusan.Dengan cara ini,lebih memudahkan koordinasi antara kedua bendahara tersebut.

Setelah selesai di kepengurusan GEMMA-SI,interaksi kami berlanjut dalam kepengurusan OSIS SMANDA Kuningan yang dipimpin Bambang Tresna Subekti.Aku dipercaya menjadi Ketua Bidang Kerohanian.Memang tak ada garis komando dengan posisi Lien.Tapi lagi-lagi,interaksi aku dengan Lien tak kalah dekat seperti yang terjadi di GEMMA-SI.Jika ada kegiatan-kegiatan keputrian pasti selalu melibatkan Lien karena dianggap memiliki kemampuan lebih.Untuk kegiatan keputrian di OSIS memang dikoordinasikan oleh Herni Risanti yang berada dibawah tanggung jawabku sebagai Ketua Bidang.Selain Herni Risanti,ada juga pengurus lainnya seperti Indri Indriani maupun Yuli Yuliani.Biasanya Lien selalu dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan keputrian yang dikoordinasikan oleh pengurus perempuan.Apalagi jika menyelenggarakan kegiatan sejenis mentoring kepada adik kelas karena pasti membutuhkan mentor yang banyak.Di luar pengurus perempuan,rasanya Lien adalah orang pertama yang dihubungi.Setelah itu baru beberapa teman perempuan lainnya.

Lien adalah tipe murid yang cerdas,rajin dan tentu saja berprestasi.Setiap pembagian raport,langganannya adalah jawara kelas.Bahkan bersaing sebagai juara umum.Orangnya tekun,teliti dan sabar.Tak ada kesan pemarah,emosional apalagi pendendam.Itu yang membuat kami merasa nyaman,dekat dan akrab jika ngobrol,curhat apapun.Dia bisa menjaga rahasia.Dia juga bisa memberikan berbagai saran/masukan.Gayanya ringan,penuh dengan senyum.Penuh kehangatan.

Kelas tiga kami sibuk masing-masing selepas pensiun dari semua aktifitas.Lien masuk IPA dan aku memilih jurusan IPS.UMPTN kemudian mengantarkan kami ke PTN pilihan masing-masing.Lien diterima di Jurusan Statistik Unpad dan aku merantau ke Unsoed Purwokerto untuk kuliah di Jurusan Sosiologi.Ketika kuliah,interaksi kami terbatas karena kesibukan masing-masing.Paling-paling dalam acara halal bil halal angkatan SMANDA'98 yang rutin digelar setiap syawal setiap tahunnya.Puncaknya,aku kaget menjelang lulus dari Unpad,Lien ternyata divonis dokter kena penyakit ginjal dan harus cuci darah.Sebuah cobaan yang sangat berat.Bayangan karir dan masa depan sebagai sarjana statistik yang ia bayangkan sirna dengan vonis dokter.Betapa berat menjalani hidup seperti Lien.Rasanya akupun tak sanggup melakukannya.

Tapi Lien,bukanlah anak cengeng yang menyerah dengan kondisi.Aku dan Lien sama dengan teman-teman seangkatan kami di SMANDA digembleng,ditempa dan dikader oleh senior-senior untuk kerja keras dan berjuang.Tak ada rumus menyerah.Begitu yang diajarkan senior kami ketika kami pertama kali menginjakkan kaki di Aruji Kartawinata 16,almamater tercinta SMANDA Kuningan.

Ditengah vonis cuci darah seumur hidupnya,ia menorehkan kisah dan diarynya yang ia tulis rutin sebagai bentuk ekspresi mengurangi beban hidupnya.Dengan cara menulis,ia bisa bisa berdialog sekaligus mendamaikan hati untuk menapaki hidupnya yang kata dokter tak lama lagi.Catatan hariannya lama-lama semakin bertambah dan dilirik penerbit untuk diterbitkan.Tak dinyana,kisah diarynya yang tadinya hanya bersifat personal dan konsumsi pribadi bisa diterbitkan.Novelnya berjudul ‘’Ya Tuhan,Aku divonis Gagal Ginjal;Ketegaran dan Harapan Hidup di tengah Lilitan Selang-Selang Cuci Darah’’.Novel ini diterbitkan pada September 2007 yang isinya berjumlah 138 halaman.Novel laris ini diterbitkan oleh Femmeline Syaamil Group,Bandung.

Bahkan,kisah novelnya itu laris manis dan menjadi best seller.Inilah yang aku bilang,Lien itu hidup penuh dengan mukjizat.Ketika hidupnya tak panjang seperti kita,dia bisa menulis novel yang kemudian dicari dan dirujuk oleh sesama pencuci darah.Lien memberikan motivasi kepada senasibnya untuk bisa bertahan dalam kehidupan yang terancam singkat.Cobalah luangkan waktu sejenak untuk membaca sebuah catatan singkatnya yang berjudul ‘’Mimih,Ketangguhanmu Mengajariku untuk Bertahan’’. Novel itu kemudian memberikan inspirasi kepada mereka yang sedang cuci darah.Bagaimana bisa berjuang dan bertahan menjalani hari-harinya yang sangat singkat.

Lien laris diundang ceramah,seminar dan pembicara dalam forum penderita ginjal maupun keluarganya.Novel ini juga yang mengantarkan Lien aktif dalam Forum Lingkar Pena (FLP) sebagai mentor jurnalistik bagi penulis pemula di Kuningan,Jawa Barat. Bahkan, Lien pernah didaulat sebagai Ketua FLP Kabupaten Kuningan. Luar biasa.Karyanya yang pertama melecut melahirkan karya selanjutnya.Ia kemudian menjadi penulis produktif. Selain menulis novel, Lien juga aktif menulis buku statistik yang menjadi keahliannya ketika dia studi di Unpad.Bahkan,dia membuka jasa konsultasi pengolahan data bagi mahasiswa yang menulis skripsi maupun tesis. Lima tahun terakhir, Lien aktif mengelola bisnis kost-kost-an sebagai aktivitas mengembangkan naluri kewirausahaannya.Semuanya dilakukan secara riang, tanpa beban dan menjadi amal usahanya.Aku sering menyapanya, hanya untuk menanya kabarnya dan beberapa kegiatan yang digelutinya.

Januari 2012.Hampir satu jam lebih kami berbincang santai di ruang tamu yang berdekatan dengan ruang kerjanya di Rumah Aulia.Rumah Aulia adalah nama-nama kost-kostan yang dikelola Lien yang mengambil nama dirinya.Suasana asri,apik dan rapih dari tata letak kost-kostan yang memang dirancang oleh arsitek dari kakak sahabatnya Lien.Ketika itu, aku sengaja menyempatkan diri datang ke rumahnya untuk bersilaturahmi ketika pulang ke tanah air dalam rangka melakukan penelitian lapangan sekaligus menjemput keluarga.Satu tahun sebelumnya,aku sudah terbang ke Lyon Prancis untuk studi doktoral.Kami berbincang banyak hal tentang kabar kami masing-masing.Setelah berlangsung berapa lama obrolan kami, menyusul sahabat kami lainnya yang bernama Nida Nadia, seorang psikolog bergabung bersama kami.Nida adalah temanku ketika SMP.Nida dan Lien ternyata mitra dari beberapa kegiatan yang dikelola Nida sebagai seorang psikolog.Nida sering menggunakan jasa Lien ketika melakukan beberapa kegiatan jasa psikologinya kepada publik.Jadilah obrolan kami bertiga.Kami berbincang banyak hal.Berbincang tentang mimpi dan obsesi mengembangkan idealisme kami.Kami harus berpisah karena aku harus kembali ke keluargaku.Lien membawakan oleh-oleh cireng buatannya.Nida juga membawakan aku oleh-oleh.Sebuah persahabatan yang tulis dan abadi.Tak lupa aku pamit kepada ibunya Lien sekaligus meminta doa karena aku akan memboyong keluargaku ke Prancis.Do’a yang tulus dari seorang ibu yang sangat aku rasakan ketika mencium tangan ibunya.

Setelah itu aku dan Lien hanya bertegur sapa melalu BBM.Kadang aku yang mulai duluan untuk bertanya kabar Lien.Kadang Lien menegurku duluan dengan panggilan ‘’Pak Dos’’ alias Pak Dosen.Aku menyapanya ‘’Mih’’.Lebaran Idul Fitri 2014, aku pulang kampung ke Cirebon karena keluargaku sudah pindah dari Kuningan.Sayang,karena kesibukan dan berbagai acara yang padat,aku tak bisa ketemu Lien di Kuningan.Kami hanya berkirim kabar melalui BBM.Hingga aku mendapatkan kabar bahwa Lien akan menikah setelah lebaran.Sebuah kabar bahagia yang ditunggu-tunggu oleh sahabat-sahabatnya.Dan, Tuhan memberikan jodoh yang luar biasa untuk Lien.Suaminya juga adalah sesama korban gagal ginjal.Pernikahannya dihelat secara sederhana.Sayangnya, aku tak bisa datang ke acara tersebut.Aku hanya mengirim BBM untuk mengucapkan rasa tahniahku atas akad nikah tersebut.Kebahagiaan yang sempurna bagi seorang muslim dengan pernikahan tersebut.Bahkan, aku berjanji akan silaturahmi dengan suaminya jika aku mudik ke Cirebon sekaligus ingin berkenalan dan ngobrol banyak hal dengan suaminya.Lien sangat antusias menceritakan diriku kepada suaminya.”Pasti nyambung dan seru deh kalau ngobrol sama Pak Dos’’,begitu katanya melalui BBM.Apalagi, suami Lien pernah lama tinggal di Ohio,USA.Wow.Setelah itu, aku hanya mengintip kebahagiaan Lien dan suaminya melalui profil Black Berry.Lien sering mengganti foto profilnya dengan gaya yang berbeda bersama suami tercintanya.Bahkan, foto mesra sambil bergandengan tangan ketika keduanya cuci darah bersama.Ah betapa indahnya kemesraan kalian.Kebahagiaan sejati yang kalian mimpikan.

Sayang, janjiku untuk menjumpai Lien setelah pernikahannya tak bisa aku penuhi karena dia sudah kembali ke haribaan-Nya.Lien sudah mendapatkan jalan yang disediakan Tuhan.Tuhan terlalu sayang dengan Lien karena kebaikannya dan amal salehnya yang ia tebarkan.Hari Selasa,9 Desember 2014 ketika dia dimakamkan, di profil BBMku,sebagian besar teman-temanku menampilkan foto Lien sebagai bentuk penghormatan terhadap kepergiannya.Terlalu banyak kesan dan pengalaman yang didapatkan sahabat-sahabat Lien.Mereka mengenang Lien sebagai sahabat yang memiliki tipe melayani, mendengarkan dan sama sekali tak ada kesan menceramahi.

Lien sudah meninggalkan keluarga dan sahabat-sahabatnya.Di kala,jenazahnya dimakamkan juga, aku tak bisa menghadirinya sebagaimana teman-temanku datang berduyun-duyun ke tempat terakhir peristirahatannya.Aku menulis ini ditengah-tengah perjalanan kereta dari Depok ke Manggarai dan arah sebaliknya.Ditengah kondisi kereta yang padat, aku memaksakan menulis catatan ini karena terlalu banyak kesan dan pengalaman yang harus aku tuliskan.Aku bisa menuntaskan tulisan ini dirumah setelah kembali membuka rangkaian memori belasan tahun lalu.Aku juga harus menulis karena aku merasa berhutang tak bisa mengucapkan langsung setelah pernikahannya.Tapi aku berjanji,suat saat akan bersilaturahmi dengan suaminya.Tulisanku ini paling tidak ingin mengantarkan Lien ke tempat yang paling layak disisi-Nya.Bahwa, Lien hidup dengan penuh kebaikan.Penuh ladang amal yang dia tanam sejak muda di berbagai kesempatan.Lien adalah sahabat yang penuh dengan ruang kebajikan.Dia menyebarkan kebahagiaan sekecil apapun kepada keluarganya dan juga kepada kami para sahabatnya.Beristirahatlah dengan tenang dan damai disisi-Nya sahabatku karena engkau terlalu disayang oleh-Nya.***

Depok,09 Desember 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun