Mohon tunggu...
AKHMAD RIYADI
AKHMAD RIYADI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Siber Asia

Yo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pendidikan Indonesia Masih Compang-camping untuk Industri 4.0

28 Juli 2021   00:35 Diperbarui: 28 Juli 2021   00:40 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://unsplash.com/@arwanod

Ini menjadi terobosan yang bernilai positif bagi dunia pendidikan di Indonesia. Ini bisa jadi kabar gembira karena masyarakat yang jauh dari perkotaan kini bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, tetapi juga menjadi kabar buruk setelah menyadari bahwa akses internet di tempat mereka sangat buruk sehingga akan mengganggu pembelajaran mereka, khususnya daerah yang tidak mendapatkan jaringan sedikit pun.

Sikap perguruan tinggi yang ingin memudahkan masyarakat pelosok untuk melanjutkan pendidikan harus mendapatkan pujian, dan pemerintah Indonesia harus mendukung misi mulia para perguruan tinggi ini. 

Pemerintah sudah sepatutnya jor-joran melakukan pembangunan infrastruktur digital yang merata bagi masyarakat Indonesia. Jangan karena alasan 56,10% penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa, pemerintah Indonesia menganaktirikan daerah lain di Indonesia.

Sejauh ini pemerintah Indonesia memang telah berupaya menjalankan amanat tersebut dengan bekerja sama dengan publik dan swasta untuk berinvestasi teknologi digital seperti cloud, data center, security management, dan infrastruktur broadband. 

Namun, menurut situs web resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika, masih ada sekitar 15 ribu desa yang memiliki akses internet buruk, bahkan ada yang belum terjangkau internet sama sekali. 

Masyarakat di sana harus bersusah payah terlebih dahulu dengan berpindah tempat berpuluh-puluh kilometer jauhnya hanya demi mendapatkan jaringan internet. 

Jika kondisinya terus seperti ini, bagaimana nasib pendidikan berbasis digital kita, yang secara visi dan misi sudah bagus tetapi terkendala infrastruktur?

Lalu, sekarang, jika kita mengamini ucapan Menteri Airlangga Hartarto yang mengatakan bahwa berlimpahnya masyarakat di Indonesia harus disyukuri, tetapi tanpa dibekali pendidikan formal atau fokus kejuruan untuk menghadapi industri 4.0, dengan akses internet yang buruk untuk pembelajaran, lalu untuk apa masyarkat berlimpah di Indonesia jika tidak mampu menghadapi industri 4.0?

Pemerintah Indonesia memang menyiapkan dana 20 triliun untuk pembangunan jaringan intenet di Indonesia, dan itu upaya yang bagus. Masalahnya, mengapa masih banyak kota besar atau kecil, pedesaan atau pelosok, yang masih kesulitan mengakses internet? Apakah kendalanya ada di eksternal, seperti medan jalan atau wilayah geografis, atau justru masalahnya ada di internal pihak pemerintahan itu sendiri.

Kompetensi untuk Sumber Daya Manusia Indonesia

Pemerintah Indonesia harus melakukan terobosan, atau revolusi dalam pendidikan di Indonesia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, perkembangan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan mengalami peningkatan dari 9.164 di tahun 2010, menjadi 14.301 di tahun 2020. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun