Mohon tunggu...
AKHMAD RIYADI
AKHMAD RIYADI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Siber Asia

Yo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pendidikan Indonesia Masih Compang-camping untuk Industri 4.0

28 Juli 2021   00:35 Diperbarui: 28 Juli 2021   00:40 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://unsplash.com/@arwanod

Untuk apa bangga memiliki penduduk berlimpah jika masih banyak rakyat yang tidak bersekolah? Sehingga, ini menjadi pekerjaan rumah untuk pemerintah Indonesia. Pemerintah harus bisa mencari akar masalah mengapa masih banyak anak yang tidak bersekolah. 

Menurut berita Tempo yang berjudul "Partisipasi Pendidikan Naik Tapi Jutaan Anak Indonesia Masih Putus Sekolah" pada 23 Juli 2019, dari banyaknya alasan mengapa masyarakat Indonesia tidak bersekolah, mayoritasnya karena faktor kemiskinan dan pernikahan dini. 

Dalam kasus pernikahan dini, pemerintah Indonesia bisa bekerja sama dengan pemuka agama atau ketua adat yang dihormati, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai banyaknya dampak buruk dari pernikahan diri. 

Menurut data yang dimiliki Katadata, Kalimantan menjadi penyumbang terbesar untuk perempuan berusia 20-24 tahun yang menikah di bawah 18 tahun dengan 16,3%, disusul Sulawesi dengan 15,6%.

Bagaimana Indonesia bisa siap menghadapi industri 4.0 jika masih banyak anak Indonesia yang untuk tamat Sekolah Dasar saja masih sedikit? Masih banyaknya anak yang putus sekolah atau bahkan tidak mengenyam bangku sekolah sekali pun? 

Tidak ada gunanya jurus-jurus jitu yang dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian jika orang-orang yang berperan dalam era revolusi industri 4.0 itu justru minim kompetensi. 

Hingga pada akhirnya, perusahaan akan cari aman dengan merekrut tenaga kerja asing yang jauh lebih terampil dibanding sumber daya manusia di negeri sendiri.

Mengapa Pembangunan Infrastruktur Digital Sangat Penting?

Dunia telah berada pada era revolusi industri 4.0, tidak terkecuali Indonesia. Pandemi korona yang melanda seluruh dunia berdampak pada pola kehidupan di berbagai aspek. Yang tadinya bekerja secara luar jaringan, kini kita dipaksa bekerja di rumah secara dalam jaringan. 

Begitu pula yang terjadi pada dunia pendidikan kita. Dari mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi, kini menjalankan sistem pembelajaran secara jarak jauh melalui konferensi video.

Kini banyak bermunculan perguruan tinggi yang mengusung pembelajaran secara daring penuh. Bahkan, beberapa perguruan tinggi lainnya yang mulanya mengusung pembelajaran tatap muka, kini memberikan pilihan bagi mahasiswa baru untuk mengikuti pembelajaran tatap muka (reguler), atau daring penuh (e-learning). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun