Ada seorang anak yg menenteng tas lusuh
Ia menyusuri gang sempit Hingga berpeluh
Raut wajahnya gambaran keras liku hidupnya
Namun senyumnya masih merona
Iya teriakan ayu, untuk-untuk, apam, donat,
Pada setiap gang sempit itu
Berharap ada saudagar kaya yg menghentikan nya,
Sambil memilih apa yg ia jajakan dalam tas lusuhnya
Ia terus berteriak ayu, apam donat.
Pada setiap gang sempit itu
Peluhnya sesekali ia usap, apabila ada langkah kaki, suara kunci rumah terbuka, ia dengar betul, ia hentikan langkahnya,
Berharap ada yg memilih apa yg ia jajakan,
Ia terus berteriak  Ayu, apam donat.
Pada setiap gang sempit itu
Teringat ibunya sedang sakit demam, ia ingin jajanannya cepat habis,
Pikirnya segera membeli obat.
Entah 1000, 2000 atau berapalah.
Pikirnya obat
Serupiah pun menjadi berarti, bagi gadis yg berpeluh dalam gang sempit itu,
Ia terus mencari, untuk kemudian membeli obat untuk ibunya
Ia masih berteriak, ayu, apam donat...
Pada gang sempit itu.
Samarinda, 20 November 2021