Mohon tunggu...
Rakhmad Syarif
Rakhmad Syarif Mohon Tunggu... Guru - "Menjadi Seorang Guru Bukanlah Pekerjaan, Melainkan Sebuah Pengabdian"

Guru SMP Negeri 4 Samarinda.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pahlawan Rupiah

19 Mei 2022   17:14 Diperbarui: 19 Mei 2022   17:16 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada seorang anak yg menenteng tas lusuh
Ia menyusuri gang sempit Hingga berpeluh
Raut wajahnya gambaran keras liku hidupnya
Namun senyumnya masih merona

Iya teriakan ayu, untuk-untuk, apam, donat,
Pada setiap gang sempit itu
Berharap ada saudagar kaya yg menghentikan nya,
Sambil memilih apa yg ia jajakan dalam tas lusuhnya
Ia terus berteriak ayu, apam donat.
Pada setiap gang sempit itu
Peluhnya sesekali ia usap, apabila ada langkah kaki, suara kunci rumah terbuka, ia dengar betul, ia hentikan langkahnya,
Berharap ada yg memilih apa yg ia jajakan,
Ia terus berteriak  Ayu, apam donat.
Pada setiap gang sempit itu
Teringat ibunya sedang sakit demam, ia ingin jajanannya cepat habis,
Pikirnya segera membeli obat.
Entah 1000, 2000 atau berapalah.
Pikirnya obat
Serupiah pun menjadi berarti, bagi gadis yg berpeluh dalam gang sempit itu,
Ia terus mencari, untuk kemudian membeli obat untuk ibunya
Ia masih berteriak, ayu, apam donat...
Pada gang sempit itu.


Samarinda, 20 November 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun