Disitu aku berfikir bahwa ini satu satunya cara agar bisa keluar dari hutan ini. Kerana pada saat itu hari mulai gelap, dan kami awal masuk ke dalam hutan sekitar jam 4, dan pada saat itu sudah menunjukan jam setengah enam.Â
Pikiran sudah mulai kacau hari sudah mulai gelap, dan yang paling ditakutkan pada saat itu adalah macan dan beruang, karena ditempat tersebut atau hutan tersebut masih ada yang namanya macan dan beruang, dan posisi kami tidak membawa sajam seperti parang dan sebagainya, bahkan korek api pun kami tidak membawa.Â
Kemudian aku memutuskan untuk naik lagi ke atas bukit yang lebih tinggi untuk mencari signal, agar bisa  menghubugi teman ku yang berangkat belakangan tadi, beruntungnya setelah sampai diatas bukit ada signal, dan akupun langsung memberikan pesan ke tamanku bahwa kami tersesat di dalam hutan, dan meminta agar temanku untuk membagikan lokasinya.Â
Setelah sekian lama akhirnya temanku mengirimkan balasan koordinat tempatnya dan meminta bantuan ke beberapa warga desa.Â
Setelah itu aku mencoba untuk membukan peta dan memasukkan koordinatnya, aku dan temanku kaget bukan kepalang, ternyata kami sangat jauh di dalam hutan, di situ aku dan temanku bergegas untuk menuju tempat di peta tersebut yang mengarah seperti tanah lapang, kami tau bahwa itu tidak dekat kurang lebih sama seperti seperti arah kami pertama kali masuk ke dalam hutan.Â
Dengan baterai handphone yang tersisa 7% dan hari yang sudah gelap dan  jam sudah menunjukan pukul 6 lewat 15 menit, kami berjalan tanpa arah hanya bermodal map yang gambarnya hanya hutan semata, di malam hari, tanpa senter atau penerang lainnya, kami ingin menggunakan senter handphone, tapi takut lebih mempercepat habisnya baterai, karena temanku ini tidak membawa hendphone sialnya. Namun untungnya lagi pada saat itu bulan sangat terang dan seperti sedang bulan purnama.
Singkat cerita dimana kami telah melaui jalan semak belukar, jalan berduri, sungai bebatuan dan lain - lain. Nah disitu kami menyusuri sungai kecil yang mengarah ke tempat tanah lapang tadi, di perjalanan sangatlah banyak hal - hal yang kami temui, seperti macam-macam suara, seperti suara angin berhembus padahal pada saat itu tidak ada angin, dan banyak lagi.Â
Namun yang membuatku heran disaat kami makin mendekati titik dimana di map merupakan tanah lapang, kami menemukan sebuah pelantaran atau teras yang ukurannya sangat besar yang terbuat seperti batu bata, dalam pikirku ini mungkin saja bekas kerajaan atau semacamnya, karena kalau dipikir secara logika siapa yang membangun rumah di tengah hutan seperti ini, itu merupakan hal yang tidak logis.Â
Kemudian kami terus berjalan seingatku kami sudah berjalan sekitar 2 jam tanpa henti, tidak lama sekitar 20 menit kemudian akhirnya kami menemukan tempat lapang yang ada di map, dan beruntungnya kami juga menemukan jalan keluar dari hutan tersebut dengan sisa baterai handphone 1% dan jam sudah menunjukan pukul 9 malam.
Dan kami terus berjalan kebetetulan juga kami bertemu warga sekitar 3 orang yang juga sedang mencari kami. Dan pada akhirnya kami pergi ketempat awal kami masuk ke hutan tadi untuk mengambil kendaraan kami, dan pulang bersama warga yang menemukan kami tadi. Ini merupakan pengalaman yang tidak akan terlupakan dan menjadi pelajaran khusunya bagi pribadi.Â