Mohon tunggu...
Rakhil fuadillah shahrany
Rakhil fuadillah shahrany Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Allah is always with us

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Marionette dan Ayah yang Hebat

24 Februari 2021   08:32 Diperbarui: 24 Februari 2021   08:46 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 (Bpk.Muchtar)

Dua buah marionette bergoyang mengikuti alunan musik dangdut Boneka itu lenggak-lenggok seperti tengah menari riang di panggung mini berukuran 1 x 1,7 meter yang dilengkapi dengan sound system. Di belakangnya tampak lelaki paruh baya berjanggut putih menarik beberapa utas tali.di samping panggung marionette itu terdapat seorang wanita duduk menemaninya ,ya ia adalah istri dari Bpk.Muchtar yang dalam keadaan sakit.

 Pak muchtar, dialah dalang di balik aksi kedua marionette yang banyak menarik perhatian para pengendara yang melintas di jalur tersebut.Dia manipulator atau orang yang memainkan marionette.Ia begitu lihai menarik tali untuk menaikkan tangan, dan menggoyangkan pinggul, leher dari buah marionette ciptaannya.

 Sementara kakinya menginjak pedal untuk membuat boneka seperti berjingkrak.rasanya seperti bermain drum, namun memang jiga  yang belum terbiasa pasti kesulitan,karena butuh keahlian untuk bisa membuat boneka boneka itu bergoyang layaknya manusia hidup yang sedang berjoget.itulah pemandangan yang seringku lihat ketika aku pulang sekolah,perasaanku hancur saat itu karena aku melihat seorang ayah yang sudah tua masih bekerja,padahal seharusnya seumur bapak muchtar harus sudah senang berdiam dirumah menikmati masa tuanyaa bersama sang istri ,aku teringat ayahku yang juga bekerja untuk menghidupi semua keinginanku,hatiku terenyuh tiap kali melihat bapak muchtar sepulang sekolah,disamping itu aku bangga melihat ide kreatif dari bapak muchtar itu sendiri,ia menciptakan lapangan pekerjaan yang bisa membuat ia tidak begitu kelelahan dan sekaligus bisa  membawa istrinya tercinta,bukan kemaunnya membawa sang istri yang sakit bersamanya.

sebagian besar mungkin beranggapan "ko, si bapak tidak melihat kondisi istrinya sih yang sakit ko di bawa bawa pergi?".bapak muchtar lebih tidak tega meninggalkan istrinya dirumah dalam keadaan sendirian,setidaknya kalau ikut bersama saya,saya makan istri saya juga makan beda dengan saya tinggalkan ia sendiri dirumah mungkin jiga lapar akan sulit untuk ia mengambil makanan,karena anak anak dari bapak muchtar ini semua para pekerja sehingga dirumah tidak pernah ada siapa siapa,itulah alasan seorang ayah yang hebat ini membawa istrinya yang sedang sakit.

    memang aku sering sekali melihatnya menyuapi istri kesayangannya dengan penuh kelembutan,memberinya minum,dan hal hal manis lainnya.tiada henti aku berbangga hati melihat seorang ayah sekaligus suami yg hebatt seperti bpk muchtar ini mungkin anak anaknya pun merasakan hal yang sama sepertiku,karena masih berkeinginan untuk menghasilkan suatu karya tanpa harus meminta minta pada orang lain.

 Sudah dua tahun, pak Muchtar menggelar pertunjukan yang dinamainya 'Boneka Musik' ini, Ia mengais rezeki lewat pundi-pundi rupiah yang diberikan pengendara yang berlalu lalang dijalur tersebut.

"Sebelumnya saya ngamen di bus. Kemudian mulai beralih ke boneka pakai marionette kecil di Kota Tua Jakarta, tapi karena sudah dilarang akhirnya kembali ke Bandung dan membuat Boneka Musik," tuturnya.Bapak Muchtar mengungkapkan untuk membuat dua buah marionette beserta mekanismenya diperlukan waktu sekitar empat bulan. Boneka itu berbahan dasar busa, kayu dan plastik resin.

Setiap hari ia berangkat sejauh 1 Km dari rumahnya di Cikamuning Sadang ke Jalan Raya Padalarang menggunakan becak bermotor. Ia menghibur para pengendara ditemani istrinya yang sakit stroke.

     Sungguh penuh inspiratif sekali kisah dari Bapak muchtar ini,membuat ku bisa berfikir jauh tentang hal hal yang menjadi hobi ternyata bisa membuat lapangan kerja untuknya menghidupi keluarganya,aku sangat amat bangga pada ayah ayah diluar sana termasuk pada ayah ku sendiri,semua ayah berjuang untuk terus meghidupi keluarganya tak kenal rasa lelah,tak melihat cuaca se-ektrim apa untuk bisa melihat anak dan istrinya bahagia.

 amatt terenyuh sekali jika melihat seorang ayah mencari nafkah di usia paruh baya seperti itu.sungguh sangat takjub dengan ayah- ayah yang hebat di muka bumi ini ,semoga terus tercipta karya- karya yang indah  dari generasi muda,supaya kelak kita bisa membahagiakan ayah- ayah kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun