Mohon tunggu...
Rakha N.P. Dhaniwijaya
Rakha N.P. Dhaniwijaya Mohon Tunggu... Penulis - Homo sapien, resident of Earth

calon pengabdi, pecandu belajar dan mengajar, literature enthusiast.......a happy man for sure!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Arema, Dualisme, dan Krisis Identitas Fans Bola Malang

23 Maret 2020   16:45 Diperbarui: 24 Maret 2020   12:47 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suporter Arema FC, Aremania saat mendukung tim nya di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Jawa Timur (KOMPAS.com/SUCI RAHAYU)

Timbullah pertanyaan, "Sak dekade iki Arema nang ndi ae?" (Satu tahun ini, Arema ke mana saja?).

Selain karena gelar dan identitas, mungkin ada satu hal lagi yang muncul di pikiran fans bola Indonesia terutama para pengamat sepak bola tentang Arema, yaitu dualisme. 

Arema "membelah diri" layaknya Amoeba di tatanan biologis sepakbola Indonesia, sesuai dengan 2 liga utama di Indonesia kala itu. Satu di ISL, satu di IPL. Biang koreknya karena masalah kepemilikan.

Di saat itu, saya dan mungkin juga para Aremania lainnya, jadi kebingungan menunjukkan keberpihakan.

Akhirnya, seperti kita ketahui semua, liga mulai bermasalah, kisruh di tubuh PSSI. Perkembangan selanjutnya, akhirnya PSSI dibekukan. Sepak bola Indonesia mandek. Aremania masih bingung mau memilih yang mana.

Nyatanya, setelah PSSI dijalankan kembali dan masalah dualisme dicari jalan keluarnya, entah kenapa Arema masih ada "dua". Padahal Persebaya yang juga punya masalah dualisme (Persebaya Surabaya dan Persebaya 1927) dan bahkan dulurlawas e Arema, Persema akhirnya berhasil menyelesaikan masalahnya. Sekarang ada "satu" Persebaya dan "satu" Persema. Arema masih ada "dua".

Hal ini pastilah berefek pada berdiri dan tegaknya Arema sebagai identitas warga Malang, khususnya para pecinta bola Malang.

Tentu dengan masalah masa lalu yang belum selesai, yang mengemuka malah kekecewaan dan rendah diri akan persepakbolaan di Kota Malang.

"La aku dukung seng ndi mas? Klub e onokloro, jenenge podho podho Arema maneh." Arema ISL bertransformasi menjadi Arema Cronus (Apalah arti Cronus itu.....), lalu menjadi Arema FC yang tampil di Liga 1, dan Arema IPL menjadi Arema Indonesia, nama yang digunakan saat Arema juara ISL itu. Bingung kan?

Gelar yang sudah diraih pun diakui oleh masing-masing perusahaan. Akhirnya, Aremania semakin rancu. Mau memilih Arema yang "juara dan berprestasi", masing-masing mengaku juara. Mau memilih yang "ditempati para pemain juara", juga rancu. 

M Ridhuan dan Noh Alam Shah akhirnya menyeberang ke Arema IPL. Sunarto, JohanAlfarizie, dan lainnya kembali lagi ke Arema ISL. Masing-masing kubu sudah pernah dibela oleh para jawara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun