Mohon tunggu...
Raka Siwi
Raka Siwi Mohon Tunggu... Editor - Professional Couch Potato

Ya, jadi begini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melampaui Batas Diri Melalui Pendidikan Militer

12 Maret 2019   22:21 Diperbarui: 12 Maret 2019   22:22 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir pekan yang lalu, saya baru saja menyelesaikan pendidikan kedisiplinan militer yang diselenggarakan di Pusat Pendidikan Polisi Militer, Cimahi. Singkat cerita, saya diterima di salah satu BUMN dan untuk seluruh pekerja baru diwajibkan mengikuti pendidikan kedisiplinan militer yang berlangsung selama satu bulan.

Dalam hati, tentu saja saya takut dan was-was, terutama untuk saya yang tidak pernah mengikuti pendidikan serupa terutama saya yang lemah secara fisik karena tak pernah menjaga pola makan apalagi berolahraga. Saya semakin cemas dengan keadaan saya yang merantau, berharap agar seluruh kegiatan ini dapat segera berlalu.

Hari pertama saat kami berkumpul di kantor dan dijemput oleh pihak Polisi Militer, keadaan ternyata lebih buruk dari yang saya bayangkan. Lebih-lebih saat menginjakkan kaki pada Pusat Pendidikan Polisi Militer, saya tidak pernah membayangkan akan berjalan jongkok hampir satu kilometer, lalu merayap dan salah satu tindak hukuman terburuk, yaitu berguling, yang berakibat sebagian besar dari peserta memuntahkan isi perut.

Hari demi hari berlalu, dan keadaan makin buruk. Anda akan ditekan dengan keadaan fisik lelah yang tetap dipaksa mengikuti berbagai kegiatan hampir 19 jam, tidur yang kurang dari 4 jam, dituntut siaga, sigap dan tepat. Apabila ada kesalahan sedikit saja, maka akan mendapatkan tindak hukuman.

Pendidikan juga menuntut anda untuk mengikuti tata cara makan dengan apel singkat, posisi makan yang benar serta diharuskan menghabiskan makanan secara cepat.

Bahkan saya pernah makan dengan posisi kulit pisang di atas kepala saya, yang apabila salah satu pisang peserta terjatuh, maka kami harus siap berguling dan memuntahkan makanan kami.

Kami juga dididik untuk pola baris-berbaris ala militer serta kami juga dilatih untuk penggunaan senjata, baik dari pergerakan ke setiap tempat, baris-berbaris juga tata upacara bersenjata.

Sangat banyak sekali pengalaman yang dapat saya ceritakan, karena banyaknya aktivitas dan kegiatan yang dijalani selama satu bulan.

Lalu, apa yang didapatkan dari pendidikan yang berjalan selama satu bulan tersebut? Ada 3 hal utama yang saya pelajari dan dapatkan, yaitu Loyalitas, Etika dan Respek. Loyalitas memiliki makna kepemimpinan. Kepemimpinan disini memiliki arti mengenai bersikap sebagai orang yang dipimpin serta bagaimana bersikap untuk memimpin.

Lebih jauh, loyalitas adalah bersikap patuh serta tidak membantah ataupun berdebat kala diberi perintah. Penerapan pada dunia nyata adalah saya dididik untuk taat pada atasan, mengesampingkan ego, serta bersikap sebagai pemimpin dengan sudut pandang sebagai orang yang dipimpin.

Saya juga mempelajari etika, tata cara sopan santun, dan bagaimana menjadi seseorang yang peka serta bersikap melayani orang lain. Sekilas, anda mungkin menganggap remeh sopan santun karena anda berpikir bahwa ini dapat dilakukan secara otomatis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun