"Hehe, iya Gusti, ngapunten (maaf), saya sering mbeling (bandel)" Kata saya.
"Saya itu mau, ulang tahun Saya, kita semua senang-senang. kamu senang, Saya juga senang. Ini semua perayaan. Saya ga mau kalau nanti kamu sama keluargamu repot-repot siapin ini itu, malah minjem lah, ngutang lah apa make uang tabunganmu lah. Nanti kamu sambat (mengeluh), malah kamu terbebani, ga suka, nanti ga seneng. Saya pun ga seneng" Ujar Gusti
Saya mengangguk-angguk.
"Memangnya Saya mau, ngundang orang yang ngerasa berat kalau datang ulang tahun saya? Buat apa saya ngundang yang ga seneng atau sambat sama acara saya? Saya ga mau. Kan Saya mau semua senang" Jawab Gusti
"Nggih Gusti, saya kan cuma mau siapin yang terbaik buat Gusti to" Kata saya.
"Boleh kamu berikan yang terbaik, tapi kalau memaksa atau malah jadi beban buat kamu, Saya juga ga enak dong. Masa datang acara ulang tahun tapi mukanya sedih" Gusti menjawab lagi.
"Oh ya Gusti, kemarin Ipan titip salam selamat Ulang Tahun buat Gusti. Tapi disitu kan ada Amir, nah si Amir ini bilang kalo ga patut buat ngucapin gitu, Gusti" Kata saya.
"Terus, kamu marah?" Kata Gusti.
"Gak sih, Gusti. Cuma saya bingung aja".
"Gini, kalau ayahmu ulang tahun, tentu kamu dan seisi rumahmu berbahagia kan? Yang seharusnya merayakan dan menyambut tentu Ibu, Kakak, adik dan keluargamu, kan?"
"Iya, Gusti".