Mohon tunggu...
Raka Abbiyan Permana
Raka Abbiyan Permana Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Menulis adalah inspirasiku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hanya Bisa Mengusap Dada

7 Maret 2021   14:26 Diperbarui: 7 Maret 2021   14:58 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setahun sudah saya berdiam di rumah karena kondisi sekarang yang kunjung belum membaik juga. Aktivitas yang dibatasi membuat diri saya semakin terpenjara dalam kungkungan buatan ini.

Sore hari, saya sedang duduk di ruang tamu dan kebetulan saya sedang menonton salah satu stasiun televisi yang menayangkan acara berita. Terenyuh hati saya ketika mendengar presenter berita mengatakan bahwa terdapat varian baru virus corona di dunia ini. Nama virus ini yaitu Corona B.1.1.7. Kasus ini awalnya datang dari dua TKI asal Karawang yang terpapar virus Corona B.1.1.7.

Hanya bisa menghela nafas dalam-dalam setelah mendengar berita tersebut. Sangat sedih sekali jika dibayangkan karena harus hidup di zaman sekarang. Dimulai dari bencana di mana-mana, munculnya virus corona, dan sekarang harus ditambah dengan munculnya varian baru virus corona yaitu Corona B.1.1.7.

Setelah mengetahui kasus baru ini pemerintah juga tidak tinggal diam saja. Dalam berita tersebut terlihat Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk memperketat pengetesan Covid-19 di pintu masuk internasional. Hal itu disampaikan Ridwan Kamil atas ditemukannya virus corona  dari Inggris atau B.1.1.7 UK di Karawang, Jawa Barat. "Saya titip masukan kepada pemerintah pusat agar pintu masuk itu testingnya harus serius. Apakah dari Singapura ke Batam, pesawat ke Bali. Kalau Jabar sendiri kan buka pintu masuk utama internasional," kata Ridwan Kamil di Bandung.

Dua kasus yang ditemukan di Karawang kini sudah hilang. Karena dua TKI tersebut sudah dinyatakan negatif dari virus tersebut. Dan virus ini masih bisa diantisipasi dengan cara disiplin mematuhi protokol kesehatan. Jadi treatment-nya itu tidak ada bedanya dan sebetulnya seberat apapun virus itu tidak memberikan pengaruh yang serius, Cuma penularannya lebih cepat dan disiplinnya harus lebih ditingkatkan.

Kang Emil pun meminta Unpad untuk menganalisis agar Pemerintan Provinsi Jawa Barat dapat menentukan langkah antisipatif menghadapi varian baru dari virus corona itu. Supaya bagi mereka yang selaku pengambil keputusan secara tepat, bisa merespons dengan cara terukur. Dan Emil mengimbau masyarakatnya agar tidak panik dan tetap menjalankan protokol kesehatan dalam setiap aktivitasnya.

"Duh, ada-ada aja ini dunia. Yang satu belum beres tetapi sudah muncul yang lainnya," ucap Ibu yang sedang ikut menonton acara berita itu. Saya pun terkejut karena secara tiba-tiba ibu ada di belakang saya. Lalu, saya menatap wajah ibu dan bertanya, "Bu, bagaimana ini? kok jadi rumit seperti ini?"

"Sudah, kita seharusnya jangan terus mengeluh karena keadaan seperti ini. Kita harus lebih ikhtiar dan tingkatkan doa kita kepada Tuhan. Supaya kita selalu diberi perlindungan dan dijauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan."

Kami pun tentunya akan selalu mengiktuti anjuran dari pemerintah supaya kami selalu terhindar dari virus yang membahayakan itu. Dan pesan dari saya untuk semuanya tetap patuhi protokol kesehatan dan jangan pernah mengabaikan. Dan untuk garda terdepan yang sedang berjuang semoga mereka diberi kesahatan dan diberi keberkahan. Aamiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun