Mohon tunggu...
Raka Abbiyan Permana
Raka Abbiyan Permana Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Menulis adalah inspirasiku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Selama Daring Hidup Semakin Pusing

22 November 2020   10:19 Diperbarui: 22 November 2020   10:21 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Corona Virus Disease 2019  (Covid 19) memang melumpuhkan setiap sektor kehidupan, diantaranya adalah pendidikan. Proses belajar dan pembelajaran harus tetap berjalan, dan salah satu solusi yang di tawarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan adalah dengan Belajar dari Rumah (BDR) dan salah satu pendekatan yang banyak di gunakan oleh satuan pendidikan adalah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dalam jaringan/online (Daring) yang menggunakan gadget atau laptop serta akses internet. Hal ini bertujuan agar pendidikan di Indonesia tidak lumpuh.

Pernyataan Menteri Nadiem bahwa PJJ atau pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi kurang efektif bukanlah hal yang mengada-ada. Di berbagai wilayah terutama di di daerah terpencil banyak murid yang tidak memiliki smartphone dan akses internet. 

Tidak sedikit pula guru yang belum siap mengajar dari jarak jauh. Dan belum lagi siswa yang keterbatasan ekonomi merasa kesulitan untuk mendapatkan akses kuota internet. Karena sektor ekonomi pun ikut terseret akan adanya virus corona ini.

Pandemi COVID-19 memang telah memperlihatkan betapa timpangnya infrastruktur Indonesia. Sebelumnya, OECD atau Organization for Economic Cooperation and Development pernah melansir data bahwa hanya 34 persen penduduk Indonesia yang terkoneksi dengan internet. 

Survey Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia pada tahun 2018 juga mengungkap hasil yang serupa. Di Jawa, lebih dari 55,7% penduduk dapat mengakses internet. Sementara itu di Kalimantan baru 6,6% saja yang terhubung ke internet.

Tidak ada pilihan yang tepat untuk melakukan pembelajaran secara offline seperti dahulu kala. Pilihan yang tepat untuk saat ini yaitu melakukan PJJ. Namun, dari PJJ ini memberikan dampak yang sangat besar terhadap tekanan yang berat bagi siswa untuk belajar dengan tugas menumpuk yang diberikan oleh para guru.  Hal ini dapat berdampak pada kesehatan mental siswa.

Kampus SMA Negeri 1 Padalarang merupakan salasatu sekolah di Kabupaten Bandung Barat yang melakukan metode daring. Metode daring yang dilakukan yaitu menggunakan aplikasi zoom meeting. Namun, berdasarkan hasil angket 91% metode ini dinilai tidak efektif karena membuat siswa menjadi lebih pusing dan tidak paham materi.

Selain itu, hal yang membuat siswa menjadi pusing yaitu karena tugas sekolah yang banyak dan deadline yang pendek. Dan 92% dari mereka mengaku bahwa mereka mengalami gangguan pada kesehatan mental contohnya stres. Dan tidak sedikit dari mereka menyarankan untuk mengadakan pertemuan untuk membahas mental health.

Terkait masalah kesehatan mental, sekolah juga mengkhawatirkan terhadap muridnya karena ditakutkan terjadi tindakan di luar nalar. Pernyataan dari salah seorang guru SMA Negeri 1 Padalarang mengatakan bahwa sedikit banyaknya hal tersebut sempat terlintas juga, karena berbagai kemungkinan bisa saja terjadi di saat kondisi seperti ini. 

Mengapa hal tersebut terlintas? Media sosial sangat gencar menginformasikan hal-hal yang aktual terutama yang berkaitan dengan dunia pendidikan serta taraf ekonomi yang dengan kondisi seperti ini hampir semua lapisan masyarakat terkena imbasnya. Kami pun tidak menutup mata tentang semua yg tengah terjadi. 

Dan sebagai antisipasi untuk mengatasi hal-hal yg tidak diinginkan, adalah sekuat tenaga kami berupaya untuk bersikap bijak dan menyenangkan bagi smua pihak dengan cara memberikan saran/anjuran untuk  tidak membebani para siswa (orangtua) dengan tugas-tugas dari para guru via zoommeet, memberikan bantuan kuota kepada para siswa (diutamakan yang paling sangat membutuhkan). Namun, seiring dengan berjalannya waktu, meskipun tidak sedikit pula, masih banyak guru yang memberikan tugas melebihi anjuran yang disarankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun