Mohon tunggu...
M. Rajib Rakatirta
M. Rajib Rakatirta Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

"If you want to be a writer, just write, write, and write." --Mr. Narudin a.k.a Naruto--

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Saya Galau Karena Kata Galau

30 Agustus 2012   01:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:09 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Saya kagum dengan orang Minangkabau. Tidak, saya bukanlah seorang keturunan Minangkabau. Saya adalah seorang anak yang tinggal di sebuah tempat di ujung Depok. Tempat yang berbatasan dengan Bogor dan Tangerang. Ayah saya adalah keturunan Sunda. Ibu saya keturunan orang Depok. Jauh sekali dari Minangkabau.

Namun mengapa di awal saya katakan bahwa saya kagum dengan orang Minangkabau? Sebenarnya saya kagum karena sebuah kata. Galau. Mungkin kalian akan bertanya dan memaki saya karena kata ‘galau’ tidak ada hubungannya dengan orang Minangkabau. Walaupun begitu, pada kenyataannya kata ‘galau’ berasal dari Minangkabau.

Kalian terkejut? Bagus kalau begitu. Karena saya punya teman yang berasal dari Minangkabau yang bahkan tidak tahu dan tidak percaya kalau kata ‘galau’ berasal dari daerahnya. Saya pun menyuruhnya untuk menanyakan hal ini pada neneknya. Keesokan harinya, ia mengonfirmasi bahwa ‘galau’ memang berasal dari Minangkabau. “Memangnya kau kira dari mana?” begitu kata neneknya.

Hebat bukan? Sekarang kata galau sudah tersebar luas dan hanya sedikit orang yang tahu bahwa kata itu berasal dari Minangkabau. Jika kalian memang baru mengetahui informasi ini, sebarkanlah dari mulut ke mulut. Namun jika kalian menginginkan sebuah bukti yang autentik, kalian dapat melihat Kamus Bahasa Indonesia. Jujur, saya sendiri mengetahui kenyataan bahwa kata ‘galau’ berasal dari Minangkabau itu karena saya membaca Kamus Umum Bahasa Indonesia yang terbit pada tahun 1976.

Tetapi yang mengejutkan, jika kalian tahu, kata ‘galau’ sekarang ini mengalami pergeseran makna. Dewasa ini kita menggunakan kata ‘galau’ untuk menggambarkan perasaan (terutama mengenai cinta). Apakah salah? Tidak kok. Kata ‘galau’ memang bisa digunakan untuk menggambarkan perasaan. Ingat itu, saya berkata ‘bisa digunakan’ bukan berarti ‘hanya bisa digunakan’.

Arti galau itu sendiri apa sih? Galau dapat berarti ‘kacau’, ‘tak keruan’, ‘berantakan’, ‘sangat ramai’ atau ‘sibuk’. Dalam Kamus Bahasa Indonesia pun dituliskan contoh penggunannya: ‘anak-anak bergalau di depan sekolah’, ‘di sana-sini terdengar bisik desus galau’, ‘galau pikiran dan pendapatnya’.

Bacalah contoh-contoh di atas dan pahami maknanya. ‘Galau’ sekarang diindetikkan dengan perasaan bingung tak keruan. Tetapi artinya lebih dari itu. Kata ‘galau’ dapat digunakan untuk menyatakan sesuatu yang berantakan, atau untuk menggambarkan suatu keadaan di mana sesuatu itu sangat ramai.

Sudah ada dua orang Padang yang saya beritahu fakta ini dan mereka ternyata sama-sama tidak mengetahuinya sebelumnya. Sekarang giliran Anda yang mengetahuinya. Semoga tulisan di atas dapat membuka wawasan kita bahwa arti ‘galau’ itu tidak sempit, kawan. Ayo kita benahi sendiri penggunaan kata galau dalam keseharian kita. Jangan sampai kita galau untuk menggunakan kata ‘galau’!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun