Berkembang mitos di masyarakat, apabila keinginan ibu hamil saat ngidam tidak dituruti, kelak bayinya akan ngeces. Alias mengeluarkan air liur secara terus menerus.
Oleh karena itulah, Abdul (Jaka Perdana), seorang suami selalu berusaha memenuhi keinginan istrinya, Lela (Amanda Gondowijoyo) yang pengin makan berbagai macam masakan.
Yang menjadi tantangan bagi Abdul adalah makanan yang diinginkan oleh istrinya tersebut, adalah masakan tradisional yang kini sudah langka di Jakarta.
Kisah Abdul dan Lela tersebut diceritakan dalam film pendek Ngidam produksi KOMiK Kompasiana. Salah satu dari sekian banyak komunitas di kompasiana yang memang punya kiprah real dan kontribusi positif terhadap perkembangan sinema Indonesia.
Bangkitkan awareness soal masakan tradisional Jakarta
Semula Abdul nggak kesulitan ketika Lela meminta nasi uduk, semur jengkol, nasi ulam, hingga selendang mayang. Puncaknya ketika Lela meminta sayur babanci yang betul-betul sudah tak ada yang jual di Jakarta.
Film berdurasi 21 menit tersebut, berhasil memperkenalkan berbagai masakan tradisional Jakarta dalam ceritanya. Tanpa harus berambisi dengan permainan shoot close up atau dengan editing slow-motion terhadap gambar masakannya.
Selepas nonton saya tertarik mencari tahu lebih jauh soal sayur babanci, karena saya memang masih asing dengan makanan tersebut. Satu hal yang tidak berhasil Rahasia Rasa lakukan, karena saya tidak tergugah untuk mencari tahu kuliner mangut yang jadi highlight di film arahan Hanung Bramantyo tersebut.
Tema utama Ngidam mungkin memang tentang kuliner Jakarta. Tapi Dewi Puspasari selaku penulis naskah, sedikit menyentil persoalan kemajuan Jakarta yang ditengarai menjadi salah satu penyebab kelangkaan masakan tradisional.
Jakarta seringkali dijadikan surga, tempat orang-orang mengejar impian mereka. Tapi di balik mereka yang mengejar mimpi, bagi sebagian masyarakat lainnya, Jakarta adalah rumah.Â
Saban hari mereka melihat "rumah" mereka terus mengalami perubahan, yang pada akhirnya Jakarta seperti kehilangan identitasnya.
Sebuah karya film apalagi film pendek yang terbatas durasi, harus mampu dan straight to the point, menyampaikan visinya dengan menggunakan berbagai pendekatan elemen sinema secara efektif.