Tidak semua orang punya jawaban yang pasti ketika ditanya kapan nikah. Sebagian masih mencari-cari jawaban, mencoba menerjemahkan suara-suara dalam kepala, agar pertanyaan tersebut tidak kembali menghampiri di kesempatan lain.
Mungkin jika pertanyaan tersebut dilontarkan orang asing, kita masih bisa menganggapnya sepintas lalu. Tapi jika itu ditanyakan oleh orang terdekat, terutama orangtua, terkadang kita sudah kehabisan kata-kata. Sehingga diam menjadi respons terbaik.
Daku Ramala (Refal Hady), seorang penulis buku, kerap kali ditanya oleh orangtuanya agar segera menikah. Tapi Daku punya ketakutan tersendiri. Ia merasa belum siap dan selalu menunggu waktu yang tepat.Â
Tapi pertanyaannya, apakah ada waktu yang tepat untuk jatuh cinta?
Memilih 'bertanding' sebelum pulih
Melihat karakter Daku Ramala, dalam film romansa terbaru Hanung Bramantyo, Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, sungguh saya sama sekali tidak kesulitan untuk terkoneksi. Karakternya mirip, seorang lelaki, menyukai kata-kata, dan dituntut untuk segera menikah.
Bedanya, saya masih sendiri, Daku sudah punya kekasih hati.Â
Ia sudah menjalin cinta bersama seorang perempuan baik hati bernama Nadya (Nadya Arina). Lima tahun mereka berpacaran. Tapi selama berpacaran, Daku enggan menemui orangtua Nadya barang sekalipun.
Hingga percintaannya berakhir tatkala Nadya terpaksa menerima perjodohan dari orangtuanya.
Selepas dari Nadya, film langsung menunjukkan kebersamaan Daku dengan wanita lain. Ia adalah Anya (Carissa Perusset), seorang aktor dan juga model. Karakternya lebih rebel dibanding Nadya. Mereka pun berpacaran.