Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Ghost Writer 2, Utamakan Hati Ketimbang Sensasi

26 Juli 2022   11:24 Diperbarui: 28 Juli 2022   16:21 1270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Ghost Writer 2 garapan sutradara Muhadkly Acho. (Dok. Starvision)

Jadi, saya kira Starvision tetap membuat 'FTV kepentok' di dunia nyata, bukan semata-mata karena ada pasarnya. Bisa jadi memang ada alasan lain yang lebih besar daripada itu.

Lucu dan seram di saat bersamaan

Tawa saya paling kenceng ada di adegan ini/Starvision
Tawa saya paling kenceng ada di adegan ini/Starvision
Belum lama ini saya nonton film horor komedi India Bhool Bhulaiyaa 2 yang dibintangi Tabu dan Kartik Aaryan. Lantas saya bergumam: 'bisa nggak ya film Indonesia bikin impresi perpaduan genre tersebut dalam satu adegan?'.

Kenapa demikian? Karena dari banyak film yang mencoba mencampuradukkan beberapa genre, pendekatan yang mereka lakukan adalah membagi part-nya dengan terpisah. Saat part komedi bisa ketawa ngakak, sejurus kemudian bisa tegang banget saat memasuki horor.

Ya, kalau pembagiannya seperti itu 'sih, masih terasa sekali partisi genrenya, nggak melebur.

Ternyata Ghost Writer 2 bisa kok! Banyak adegan yang bisa menghasilkan respon komedi dan horor di saat yang bersamaan.

Beberapa dihasilkan dari peran komedik Deva Mahenra, baik dari tingkah laku atau pun celetukan-celetukannya. Semisal ketika ia akan menolong Naya dari gerombolan penjahat. Ia berusaha mengendalikan barang -- barang dari jauh. Kemudian ia sadar kalau adegan setan menjatuhkan barang-barang dari jarak jauh adalah hasil 'tipuan' film horor.

Suguhan impresi seperti ini juga turut serta dipersembahkan oleh duo kombo 'My Ghost My Adventure', Darto (Endy Erfian) dan teman sekolahnya Billy (Mohammad Iqbal Sulaiman). Meski untuk konek lebih cepat dengan karakter dan lelucon mereka, saya sarankan untuk menonton film pertamanya terlebih dahulu.

Dalam hal memberikan impresi lucu, Ghost Writer 2 memang nggak sepenuhnya tampil sempurna. Ia memiliki masalah serupa dengan film-film lain yang di-direct oleh komika. Yakni masih tingginya ego untuk memasukkan sketsa komedi ke dalam film. Beberapa bagian memang pas dan masuk ke dalam cerita, tapi bagian lain malah terasa menghambat jalannya film itu sendiri.

Ya, semisal sketsa 'Minang' vs 'Timur' yang minus relevansi dan ditempatkan di tengah-tengah sekuens plot lain. Maksud saya, adegan-adegan seperti setan mencuri buku, setan takut bawang putih, pawang setan yang malah takut setan, itu udah lucu kok.

Utamakan hati ketimbang sensasi

Dengan memberikan karakterisasi yang lebih dalam dan kompleks, peduli pada perjalanan karakternya, suguhan cerita yang koheren dan konsisten, tak berlebihan jika saya bilang Ghost Writer 2 lebih banyak memberikan 'hati' pada setiap adegannya ketimbang menjual 'sensasi'.

Sensasi yang saya maksud disini adalah seperti parade hantu dengan kemunculan setiap beberapa menit sekali. Lalu diiringi dengan sound musik yang bahkan lebih menggelegar daripada suara petir. Ya, atau sekadar teriak-teriak ketakutan 'lah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun