Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pentingnya Sinergi Pengusaha Logistik dalam Memajukan UMKM ke Pasar Internasional

19 Juli 2019   18:00 Diperbarui: 19 Juli 2019   18:20 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana JNE KopiWriting Bandung/dokpri

Dalam kehidupan sehari-hari kita nggak akan lepas dari produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Semisal kita mau makan, kita bisa dengan mudah menemukan warung-warung pinggir jalan atau jika ingin berbelanja pakaian, kita pun dengan mudah menemukannya di toko online.

Menurut Asosiasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia (Akumindo), kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada tahun 2018 mencapai 60,34 persen. Dan Akumindo memperkirakan kontribusi UMKM terhadap PDB nasional akan tumbuh 5 persen di tahun 2019. Itu artinya tahun ini, angkanya bisa mencapai 65 persen atau sekitar Rp 2.394,5 triliun.

Melihat fakta pertumbuhan UMKM yang signifikan, JNE selaku perusahaan logistik, bekerjasama dengan Kompasiana mengadakan kegiatan JNE Kopiwriting dengan tema 'Menentukan Strategi yang Tepat di Pasar Internasional bagi UMKM'.

Bandung dipilih sebagai kota pertama karena termasuk salah satu kota yang paling banyak menyumbang pelaku UMKM. Data terkini, terdapat 300 ribuan UMKM di kota kembang ini. Produk yang dihasilkan pun cukup bervariasi mulai dari produk fesyen, kecantikan, kerajinan tangan, hingga makanan dan minuman.

dokpri
dokpri

Inovasi dan Kreasi JNE dalam Mendukung Perkembangan UMKM

Acara yang diselenggarakan di cafe One Eight Coffee pada Kamis (18/7) ini menghadirkan Hasmeliyani Suseno selaku Deputy GM JNE. Dalam kesempatan tersebut Hasmeliyani menjelaskan peran dan fungsi JNE yang sudah dilakukannya selama ini terhadap perkembangan UMKM.

Sebagai perusahaan logistik atau dalam ekosistem UMKM bertindak sebagai pelaku distribusi, JNE terus melakukan inovasi dan kreasi agar kebutuhan pengiriman pelaku UMKM terpenuhi. Salah satu layanan yang sudah dan sedang dikembangkan adalah layanan fulfillment logistic. Dengan layanan ini, memungkinkan pelaku UMKM mendapat layanan distribusi dari JNE mulai dari packing hingga pengiriman.

Tidak hanya dalam bidang warehousing, inovasi dan kreasi juga JNE lakukan di bidang informasi & teknologi, sumber daya manusia, dan infrastruktur. Baru-baru ini sekitar April 2019, JNE mengadakan kegiatan akbar di Bandung berupa Festival UMKM Balarea 2019 yang diikuti oleh ratusan pelaku UMKM di Bandung dan Jawa Barat.

Dalam bidang perluasan layanan, JNE juga mengembangkan layanan PESONA JNE. Layanan ini semacam jastip (jasa titip) bagi masyarakat Indonesia yang membutuhkan makanan/kuliner khas daerah di seluruh Indonesia. Melalui laman pesonanusantara.co.id kita bisa memesan ratusan oleh-oleh nusantara yang sudah bekerjasama dengan JNE. Untuk layanan ini, saya pernah mencobanya beberapa kali, mulai dari pemesanan Bolu Meranti, Kopi hingga Abon.

Sementara di bidang infrastuktur, JNE menjalin kerjasama dengan Ovo dan Gopay sebagai alat pembayaran. Dan akan diluncurkan dalam waktu dekat.

dokpri
dokpri

UMKM Kerajinan Dibina oleh Dekranas(da)

Kegiatan ini pun menggandeng Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Provinsi Jawa Barat. Diwakili oleh Noneng Komara selaku sekretaris Dekranasda Jawa Barat, ia memaparkan bagaimana peran Deskranasda terhadap pembinaan UMKM.

Perlu diketahui Dekranasda adalah organisasi nirlaba yang membina para pelaku UMKM kerajinan di daerahnya. Khususnya Dekranasda Jawa Barat, ia juga membina Dekranasda yang ada di setiap kabupaten/kota di wilayah Jawa Barat. Dekranasda memang fokus pada produk kerajinan yang memang sebagian besar pelakunya adalah UMKM.

Selain membina, Dekranasda juga menjual hasil produk kerajinan tersebut di toko yang ada di Gedung Dekranasda. Selain itu, Dekranasda juga membuka toko yang disebut Dekra Jabar Store di lokasi-lokasi strategis, salah satunya di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka.

dokpri
dokpri

Tips Memulai Usaha ala Niion Indonesia

Tak lengkap rasanya jika acara JNE Kopiwriting tidak menghadirkan narasumber dari sisi pelaku UMKM itu sendiri. Dalam ngopi santai kali ini, JNE menghadirkan Adit Yara selaku co-founder Niion Indonesia. Niion sendiri adalah UMKM asal Bandung yang bergerak di bidang produksi tas lipat (totebag). Tas lipat produksi Niion ini bahkan digemari hingga masyarakat luar negeri. Menurut Adit, dalam satu bulan Niion mampu memproduksi 4000 pcs.

Kesuksesan yang diraih Adit dan Niion saat ini, tentu bermula dari sebuah awal. Adit yang seorang lulusan arsitek, tampak bahagia berbagi bagaimana kisah, awal mula dan perjalanannya bersama Niion. Berikut empat hal yang harus dipersiapkan ketika memulai bisnis ala Adit Yara:

  • Team Building

Niion bermula hanya dari tiga orang. Masing-masing punya tugas dan peranannya sendiri-sendiri. Hingga akhirnya Niion sudah sebesar sekarang ini, Niion membagi timnya pada dua kategori utama dengan mengistilahkan 'Supply' dan 'Demand'. Di bagian Supply ada HRD, Finance, Marketing & Sales. Sementara di bagian Demand, Niion bergantung pada produksi.

Yang menarik adalah ketika Adit menyebut tim ini sebagai Human Asset. Menilai tim sebagai Human Asset adalah tim bukan sekadar partner tapi sebagai keluarga namun tetap mengedepankan profesionalitas. Mungkin ini juga salah satu kunci kekompakan tim inti Niion karena mereka bekerja sama sesuai bidangnya dan merasa rasa memiliki yang cukup tinggi. 

  • Capital (Modal Kerja)

Usaha itu nggak butuh modal? Bohong besar! Tetap saja usaha itu butuh duit untuk memulainya. Yang harus dipikirkan adalah bagaimana mencarinya. Ada banyak cara yang bisa dilakukan mulai dari pinjaman bank, duit orang tua, atau membiayai sendiri.

Awal mulanya Niion masih mengandalkan modal dari orangtua, bahkan kantor pertama Niion adalah rumah orangtua Adit. Namun dalam perjalanannya, Niion pun bekerjasama dengan banyak pihak dalam hal pembiayaan. Dan yang menarik, Niion juga membuka skema investasi dengan return 1%/bulan mulai dari 50 juta rupiah. Tentu tingkat pengembalian ini lebih besar daripada penyimpanan deposito di bank yang hanya berkisar di antara 5-7%/tahun.

  • Product

Usaha tanpa produk, apa yang mau dijual. Menentukan produk yang akan dijual itu susah-susah gampang. Niion sendiri memproduksi tas lipat awalnya terinspirasi dari kebiasaan orang-orang Singapura setiap weekend. Selama Adit di Singapura, ia mengamati warga di sana yang hanya memakai tas lipat jika bepergian di hari libur, padahal jika di hari biasa mereka bisa berbusana rapi dengan tas bermerk (branded).

Memilih tas lipat tentu bukanlah sesuatu hal baru di pasaran. Banyak pelaku UMKM yang sebelumnya sudah bergerak di bidang ini. Maka menurut Adit, tantangannya adalah bagaimana memberi nilai lebih pada produknya dibanding dengan produk yang sudah ada. Adit pun mencontohkannya dengan melakukan pembaruan produk minimal setiap enam bulan sekali.

  • Brand Worship & Brand Awareness

Tim yang solid, modal yang cukup, dan produk yang unik, tidaklah cukup tanpa adanya brand awareness dari masyarakat. Di sinilah tim marketing memegang peranan sangat penting untuk memperkenalkan brand kepada masyarakat luas. Nioon sendiri bermula dari postingan Instagram lalu merambah ke media sosial lainnya. Tapi yang terpenting, bukan saja terletak pada marketing tools yang digunakan tapi pada sikap konsisten dan pantang menyerah melakukannya.

Lebih jauh dari itu, Niion aktif mengikuti event atau pameran demi meningkatkan brand awareness. Dan puncaknya Niion akan mengikuti pameran UMKM di Las Vegas, Amerika Serikat, pada pertengahan Agustus mendatang.

dokpri
dokpri

JNE KopiWriting akan hadir di lima kota lainnya

Kegiatan JNE Kopiwriting di Bandung ini merupakan pembuka dari JNE Kopiwriting yang akan diadakan di 6 kota besar di Indonesia mulai dari Bandung, Padang, Banjarmasin, Malang, Yogyakarta, dan Cirebon. Acara ini adalah rangkaian utama dari Journalism Competition yang akan dilaksanakan mulai dari tanggal 19 Juli 2019 hingga 13 September 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun