Salah satu kenikmatan bagi pecinta traveling adalah mencicipi masakan khas daearah yang pernah kita kunjungi. Tak lengkap rasanya kalau kita tidak merasakan masakan penduduk lokal. Hal itu yang selalu penulis terapkan setiap bepergian ke negeri orang ataupun ke tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Berikut pengalaman penulis mencicipi kuliner dari Timur Tengah, khususnya yang ada di Saudi.
Suatu sore menjelang malam, tepatnya mendekati saat makan malam, teman Indonesia yang bekerja sekantor dengan saya berceletuk.
“Bro, lu mau mandhi gak?”, “Apa, mandi?? Sudah lha, gw dah mandi tadi pagi”, ujar saya.
“Bukan mandi tapi mandhi, itu masakan khan sini, masa lu kagak tau”. “Wah boleh tuh ayo dicoba”, sahut saya.
Singkat cerita akhirnya kita membeli mandhi ini dari salah satu restoran di kota.
Mandhi adalah sejenis nasi yang dimasak menggunakan bumbu2 khas timur tengah, dimana yang paling favorit bagi orang Saudi adalah dimasak dengan kambing muda, atau dalam bahasa Arab disebut Kharuf. Kharuf ini banyak disukai karena setelah dimasak dagingnya terasa lembut, sehingga sangat pas dimakan dengan nasi mandhi dan biasanya kambing tersebut dipanggang. Makanan ini sebaiknya dimakan selagi hangat, sehingga cita rasanya benar2 terasa.
Yang menarik dari masakan ini, selalu disajikan dalam nampan yang cukup besar (seperti foto terlampir). Bisa anda bayangkan nampan segede itu dapat dihabiskan hanya oleh 3-4 orang penduduk lokal, tetapi berhubung perut saya dan teman saya bukan kapasitasnya, maka satu nampan bisa buat 3x makanJ Satu nampan dengan 1/4 potong kambing utuh harganya sekitar 100 -150 SR (sekitar Rp 250ribu). Kalau bagi penduduk lokal, makan mandhi kharuf ini dimakan beramai2 sambil duduk bersila, dan semua harus makan menggunakan tangan. Rasa kekeluargaan begitu kental ketika menyantap masakan ini.
Sebagai informasi tambahan ternyata mandhi atau makanan nasi lainnya seperti nasi kabsa, bukanlah masakan orisinil dr Timur Tengah. Pada zaman dahulu masakan ini tidak dikenal di jazirah Arab, karena memang padi tidak ada tumbuh di daerah gurun. Setelah beras, khususnya dari Pakistan dan India masuk ke daerah Arab, barulah muncul jenis masakan ini. Orang Arab, baru mulai meracik bumbu2 dan dicampur dengan beras jadilah masakan ini.
Berlanjut dengan cerita malam itu.
“Waduh mantap bro, nampol” sahut saya setelah kenyang makan.
“Blom selesai bro, nih minum, cocok sehabis makan kambing”, teman saya menyodorkan susu hangat.
“Enak bro, maknyos, apaan neh”, tanya saya. “Itu namanya Haliip, alias susu unta, katanya bagus buat kesehatan dan kejantanan”, jawab teman saya.
“Waks serius lo, habis makan kambing, plus susu unta, gw bisa panas dingin neh malam ini”, ujar saya. Teman saya pun tertawa lebar.
Demikian pengalaman seru mencicipi kuliner di Saudi.
Salam