Mohon tunggu...
Raiysah Aya Sofhia
Raiysah Aya Sofhia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi Universitas Negeri UNJ

Angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Career Shifting: Pemberdayaan Mahasiswa di Era Pandemi Covid-19

13 Maret 2022   17:46 Diperbarui: 13 Maret 2022   17:47 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

COVID-19, siapa yang tidak mengetahuinya? Bulan Maret 2022 menandakan dua tahun sejak WHO (World Health Organization) pertama kali mendeklarasikan COVID-19 sebagai Pandemi. Hampir seluruh negara terpapar oleh virus COVID-19. Apakah pandemi sudah selesai? Tentu saja belum. Demi menekan angka kenaikan kasus positif COVID-19, beberapa kebijakan baru mulai muncul. Berbagai kegiatan mulai dari kerja, sekolah, kuliah sistemnya berubah menjadi online. Hanya tenaga kesehatan yang harus tetap melakukan tugasnya secara offline. Pandemi COVID-19 ini akhirnya membentuk banyak fenomena. Kefleksibilitasan dalam melakukan pekerjaan mengubah aturan-aturan tegas terkait pekerjaan. Di dunia pekerjaan atau organisasi contohnya, banyak muncul istilah baru seperti Double Meeting, Hustle Culture, atau Career Shifting. Ketiganya mungkin bukanlah hal yang baru pertama kali didengar, tetapi pandemi COVID-19 membuatnya semakin ter-highlight. Pada artikel ini, saya akan memfokuskan bahasan pada fenomena Career Shifting yang semakin gencar terjadi di era Pandemi COVID-19. 

"Aku kuliah jurusan Sosiologi, tapi aku mau belajar Digital Marketing ah, peluang kerjanya besar." Pernah dengar hal tersebut?

Pandemi COVID-19 yang menerjang hingga 2 tahun menyebabkan peralihan pekerjaan yang begitu pesat. Banyak pekerjaan yang mau tidak mau dialihkan menjadi pekerjaan yang dilaksanakan dari rumah, Work From Home bahasa zaman sekarang nya. Bidang pemasaran sekarang sangat gencar di bagian Digital Marketing. Akibatnya pengelolaan produk banyak yang menggunakan sosial media sebagai media utamanya karena dapat dikatakan hampir semua orang yang negaranya terpapar Pandemi COVID-19 akan menggunakan internet dan sosial media. Dengan adanya aplikasi baru yang memuncak dan tumbuhnya teknologi yang begitu cepat, banyak pekerjaan baru yang yang tumbuh dan mengurangi kebutuhan tenaga kerja pada posisi tertentu. Contohnya Aplikasi Tiktok yang awalnya hanya sebatas hiburan belaka, sekarang dapat menjadi pekerjaan tetap bagi sebagian orang. Semua orang dituntut untuk paham akan dunia digital agar bisa bertahan hidup di era Pandemi COVID-19.

Begitu cepatnya perkembangan akibat COVID-19 ini akhirnya memicu banyak mahasiswa untuk melakukan Career Shifting. Kondisi dimana orang melakukan perpindahan karir dari satu bidang keahlian ke bidang keahlian lainnya. Career Shifting dapat terjadi karena keinginan pribadi maupun karena terpaksa. Keinginan pribadi biasanya mereka merasakan keahliannya berada di luar background pendidikannya dan keadaan terpaksa biasanya karena keahlian yang mereka miliki dirasa sudah kurang relevan dengan perkembangan zaman. Semisalnya, Mahasiswa Jurusan Geografi ingin menempuh jenjang karirnya di bidang Pemasaran. Pemasaran Digital atau sering kita dengan Digital Marketing. Berdasarkan sebuah studi terbaru dari American Association of Advertising Agencies, ditemukan bahwa 43% konsumen merasa yakin untuk mendengar dari merek. Selain itu, 56% mengatakan mereka suka mempelajari bagaimana merek membantu komunitas selama pandemi. Jadi, selama Pandemi COVID-19 masih terus melanda, mengurangi kegiatan pemasaran, khususnya Pemasaran Digital sangat tidak disarankan. Akibatnya, banyak inovasi yang tumbuh, seperti Bootcamp keahlian tertentu yang dapat diikuti oleh siapapun. Contohnya, Bootcamp Digital Marketing yang dapat diikuti oleh siapapun, mulai dari murid SMA, mahasiswa/i, sampai Fresh Graduate. Program-program ini tentunya mendukung masyarakat yang ingin melakukan Career Shifting, tidak perlu harus ke Digital Marketing, posisi lain pun juga ada, seperti Product Management, Social Media Specialist, Human Resource Development, Data Analyst, dan lain-lain.

Namun, apakah Pemerintah membantu memberdayakan mahasiswa yang memutuskan untuk Career Shifting?

Pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah pendekatan yang memberikan kesempatan dan wewenang kepada masyarakat untuk mengelola proses pembangunan sosial. Fokus yang harus ditanamkan dalam pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat perlu untuk dikembangkan potensinya. Masyarakat perlu memiliki pengetahuan, skill, atau keterampilan kerja yang dapat membuat hidupnya berkualitas dan berperan aktif dalam bermasyarakat. 

Hakikat dari pemberdayaan itu ada 2, yaitu meningkatkan kemampuan dari masyarakat dan mendelegasikan kekuasaan dan kewenangan. Hakikat dari pemberdayaan ini memiliki tujuan untuk menghadirkan atau menciptakan kemandirian dan ketahanan sosial bagi masyarakat. Pemberdayaan yang baik adalah pemberdayaan yang melibatkan partisipasi dari masyarakat. Potensi yang dimiliki masyarakat itu beda satu sama lain jadi dikembangkan sesuai potensi individu yang bersangkutan. Dalam artikel ini, akan difokuskan kepada pemberdayaan kepada mahasiswa. Contoh dari pemberdayaan pada mahasiswa ini adalah kegiatan studi independen, pertukaran mahasiswa, atau kesempatan magang.

Sejak tahun 2020, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mulai menjalankan Program Kampus Merdeka. Program-program ini dapat dikonversikan dalam SKS Kampus yang bekerja juga Berikut beberapa program yang dilaksanakan, yaitu:

  1. Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka

  2. Magang Bersertifikat

  3. Indonesian International Student Mobility (IISMA)

  4. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun