Mohon tunggu...
Raisya Adinda Gatra Putri
Raisya Adinda Gatra Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

NIM : 22107030037

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Salah Pilih Bacaan! Pola Pikir Ditentukan oleh Buku yang Dibaca?

2 Juni 2023   11:28 Diperbarui: 6 Juni 2023   13:37 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi Pola Pikir: Dokumen Pribadi

Jika kita mengonsumsi makanan sehat dengan gizi yang lengkap, maka tubuh kita akan menjadi sehat. Namun, jika kita makan karena ingin enaknya saja, jangan heran kalau perut kita akan terasa sakit dan tubuh kita tidak bertenaga. Layaknya sebuah makanan, memilih dalam mengonsumsi bacaan juga perlu kita lakukan.

Budaya membaca sangat dibutuhkan saat ini. Bahkan sangat sering kita dengar, bangsa kita, Indonesia masih memiliki minat membaca yang rendah. Beberapa penyebab kurangnya minat baca di Indonesia yaitu kurangnya kesadaran pentingnya membaca, adanya gadget yang dianggap lebih menarik, generasi yang ingin serba instan, dan kurangnya jumlah buku yang menarik pembaca.

Rendahnya minat baca harus kita atasi dengan berkontribusi membaca buku dan mengedukasi orang sekitar tentang pentingnya membaca untuk membuka pikiran kita. Beberapa dari kita mungkin sudah turut berpartisipasi meningkatkan minat baca tersebut dengan cara membaca buku. Tapi, yakinkah tindakan kita sudah tepat?

Memulai membaca buku adalah pilihan yang tepat, tapi memilih buku yang tepat juga harus menjadi perhatian kita. Seperti ilustrasi konsumsi makanan sebelumnya, konsumsi buku yang tepat juga kita perlukan untuk membentuk pola pikir kita. Lalu bagaimanakah buku yang tepat untuk kita baca atau kita konsumsi?

Allah SWT memberikan kita otak yang sangat canggih untuk berpikir. Namun, otak kita tak bisa menyaring, mana informasi yang baik dan mana informasi yang buruk. Apapun bentuk informasi yang tertangkap oleh otak kita akan tersimpan dalam memori. Maka dari itu, butuh kesadaran diri kita sendiri untuk mampu memilih bacaan yang baik. Sehingga kita bisa mencegah informasi buruk masuk ke otak kita.

Pilihlah buku yang memberikan kita manfaat. Tentunya manfaat ini bukan hanya sekedar menambah wawasan saja, tapi manfaat yang akan membawa pola pikir kita kepada hal yang positif. Kita bisa memilih buku yang sekiranya membawa kita untuk menjadi pribadi lebih baik. Jika setelah membaca buku pribadi kita malah semakin buruk, maka kemungkinan ada yang salah dengan buku yang kita baca.

Memilih buku yang menarik juga penting, karena ketika kita membaca buku yang membuat kita menikmati bacaan tersebut, maka apa yang disampaikan penulis juga akan mudah kita pahami. Baik menarik dari segi tampilan mau pun isi. Namun perlu diperhatikan, isi yang menarik belum tentu akan berdampak baik. Sebagai contoh banyak generasi muda yang menyukai novel fiksi karena ceritanya yang menarik. Tapi tanpa disadari, hal itu membuat pembaca menjadi mengkhayal dan mengharapkan sesuatu yang tidak nyata. Hal ini juga bergantung bagaimana pembaca mengambil pelajaran dari sebuah cerita.

Penulis yang baik akan melahirkan karya yang baik pula. Kita bisa memilih bacaan yang baik dari penulis-penulis buku yang terkenal dengan karyanya yang berkualitas. Beberapa pembaca mungkin menjadikan sang penulis menjadi panutannya atau orang yang menginspirasi dirinya. Penulis di Indonesia yang cukup terkenal dengan karyanya yang berkualitas yaitu dari penulis novel, Tere Liye atau penulis buku non fiksi Islam seperti Ust. Felix Y. Siauw.

Bukanlah hal yang sulit untuk mencari buku di zaman yang serba canggih ini. Bahkan kini tersedia e-book yang dapat diakses melalui internet hanya dalam hitungan detik. Ketika kita memiliki uang, tak ada salahnya kita gunakan uang itu untuk membeli buku yang kita dambakan. Namun, membaca atau meminjam buku di perpustakaan juga bisa dijadikan alternatif membaca buku tanpa harus mengeluarkan uang. Tak ada halangan bagi kita untuk mampu membaca selama kita ada kemauan.

Perlu kita ingat, bahwa membaca buku juga jangan sampai membuat kita lupa waktu. Saking asiknya berkomunikasi dengan buku jangan sampai kita tidak mau bersosialisasi dan berbaur dengan orang-orang di sekitar kita. Niat awal kita membaca buku adalah agar kita menjadi pribadi yang baik, maka dari itu, membaca buku juga harus sesuai porsinya, jangan terlalu berlebihan sampai mengganggu aktivitas rutin kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun