Mohon tunggu...
Rais syukur Timung
Rais syukur Timung Mohon Tunggu... Lainnya - Pena Nalar Pinggiran

* Omo Sanza Lettere * Muslim Intelektual Profesional

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dendam

20 Agustus 2020   13:04 Diperbarui: 20 Agustus 2020   12:52 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil olahan pribadi penulis.

Kemerdekaan baru saja dikumandangkan pada HUT 17/8/2020, tapi ada warga sipil dijajah dengan kekerasan senjata. warga sipil pemilik tanah ulayat Besipae di Timur Tengah Selatan-NTT diusir dari tanah adat.

Dulu di zaman Kolonial terpampang di tempat umum : "Verboden Voor Honden en inlader" ( terlarang untuk anjing dan pribumi).

Sekarang kira-kira di tulis "segera pergi dari indonesia, kami tidak menerima orang miskin". Jangankan manusia, Ikan pun di isolasi ruangnya untuk hidup.

Atas nama pembangunan, rumah yang telah bepuluh-puluh tahun di huni di hancurkan oleh gajah-gajah besi kiriman Tuannya. Sepatu-sepatu laras aparat menginjak-injak sendal-sendal jepit yang di beli dari hasil jeri payahnya sendiri.

Pecah Tangis bocah-bocah mungil yang baru menginjak sekolah dasar. Kakek nenek yang menggigil dan matanya sembab, ayah ibu yang merontak mempertahankan rumah satu-satunya tak jua menggugah hati mereka.

Di atas tanah yang tergusur, generasi-generasi pewaris sah-pun tergusur dari hidupnya, dari sekolahnya, dari kawan bermainnya, dari sanak familinya.

Jangan tanya soal empati atau rasa kemanusiaan. Sebab di sana, hanya ada pembangunan gedung, bukan pembangunan manusia.

Atas izin siapa mereka turun dengan seragam dan atribut-atribut lengkap, kata mereka ( Polisi, Pol PP dan TNI). Semua atas perintah dan arahan Tuannya. Tuan yang sering mengeluarkan racun di ujung lidahnya, Tuan yang acap mengoles lipstik pelangi untuk mewarnai bibir atas dan bawahnya.

Kepada anak-anak yang tergusur rumahnya, tinggalkan kegetiran di akhir darahmu, simpan dengan rapi dendam pada mereka yang mengusirmu dari rumahmu, mereka yang menggunakan gas Air mata untuk merata tanahkan harapan-harapan masa kecilmu.

Suatu saat nanti, lupakan rasa dendam dengan menjadikan negeri ini sebagai rumah besar yang menampung semua orang ; bukan hanya yang kaya. tetapi, yang miskin juga. Bukan hanya yang berada. Tetapi, yang papah juga. Bukan hanya pribumi. Tetapi, yang pendatang juga. Bukan hanya Rasmu. Tetapi semua bangsa-bangsa.

Tetapi ingat, semua atas kendalimu..!

# Pena Nalar Pinggiran

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun