Mohon tunggu...
Inovasi

Pemanfaatan Tenaga Surya melalui Aplikasi Teknologi "Solar Water Pumping System"

6 Oktober 2017   21:46 Diperbarui: 6 Oktober 2017   21:56 2155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Skema SWPS di Dusun Banyumeneng 1

Dalam Rangka Penyediaan Air Bersih di Padukuhan Banyumeneng, Desa Giriharjo, Gunung Kidul, DI Yogyakarta Berbasis Sustainable Development

Air adalah salah satu kebutuhan dasar manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari dari kebutuhan untuk minum, masak, keperluan sanitasi dan untuk kebutuhan yang menunjang agrobisnis dan proses produksi. Ketersediaan air yang memenuhi syarat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut sering menjadi masalah, terutama pada daerah yang sumber air permukaannya sangat terbatas, atau air bawah tanahnya sangat dalam. 

Meskipun teknologi dan peralatan pompa untuk memperoleh air telah tersedia dan mudah diperoleh, tetapi pada daerah-daerah tertentu, ketersediaan tenaga penggerak pompa sering menjadi kendala, misalnya karena ketiadaan jaringan listrik PLN atau pada daerah yang sudah mampu menyediakan generator set (genset) tetapi sulit mendapat suplai BBM. Saat ini Teknologi Listrik Tenaga Surya (Solar Energi Sistem) menjadi primadona yang disinyalir dapat mengatasi hambatan tersebut. 

Di wilayah tropis, cahaya matahari dapat diperoleh secara cuma-cuma sepanjang tahun, di mana saja dan di tempat terpencil sekalipun. Jadi pemanfaatan teknologi listrik tenaga surya untuk menggerakkan pompa air sangatlah ideal dan dapat diaplikasikan di Indonesia sebagai energi untuk inovasi berkelanjutan.

Dusun Banyumeneng I di Giriharjo, Kecamatan Panggang, adalah daerah dengan akses sangat terbatas dalam hal pasokan air di Kabupaten Gunung Kidul - Yogyakarta. Masyarakat setempat harus berjuang untuk mendapatkan air dengan berjalan sekitar 3,2 km/hari, atau menghabiskan setidaknya Rp 150,000.00/bulan untuk membeli sedangkan pendapatan mereka hanya sekitar Rp 400,000.00/bulan. 

Tempat tinggal masyarakat sekitar dengan sumber air berjarak sekitar 1,6 km. Sebagian besar dari mereka bekerja sebagai petani dan buruh. Setiap rumah telah memiliki akses  listrik oleh perusahaan listrik milik negara (PLN) tetapi tidak ada jaringan listrik di dekat sumber air. Ini adalah salah satu masalah yang membuat masyarakat setempat tidak pernah keluar dari kemiskinan.

Solar Water Pumping System (SWPS) merupakan teknologi pompa air yang menggunakan sinar matahari sebagai sumber energinya. Komponen SWPS terdiri dari panel surya, pompa, controller dan tandon penampungan. SWPS telah dijalankan pada bulan Agustus 2009 dan masih berfungsi hingga sekarang. Sistem berjalan dengan baik dan hanya kerusakan kecil telah terjadi selama 5 tahun terakhir, seperti kebocoran pipa utama atau pipa distribusi. 

Ditinjau dari sisi teknis, kondisi keberlanjutan pada SWPS ini salah satunya disebabkan oleh terpenuhinya ketiga faktor keberlanjutan yaitu teknologi ramah lingkungan, dapat diterima oleh masyarakat, mampu memberikan perkembangan terhadap ekonomi masyarakat dan merupakan energi untuk inovasi berkelanjutan. Pemilihan panel surya sebagai sumber listrik merupakan langkah tepat karena merupakan salah satu sumber energi bersih yang ramah lingkungan.

Selain itu, waktu hidup panel surya yang mampu bertahan sampai dengan 25 tahun menjadikan sistem ini layak untuk diaplikasikan. Dari sisi sosial, air sebagai kebutuhan pokok yang sulit diperoleh di Banyumeneng menjadi konflik sosial tersendiri jika dibiarkan terus menerus. Pembangunan SWPS ini merupakan solusi terbaik untuk menyelesaikan konflik sosial tersebut. Selain itu kondisi pendapatan masyarakat yang rendah juga memberikan solusi dari sisi ekonomi. Pengeluaran air yang bisa mencapai Rp 150.000 per tangki perbulan dapat menjadi sebesar Rp 15.000 dengan sistem SWPS. Selisih dari pengeluaran ini dapat digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan produktif lainnya seperti tambahan untuk bertani, biaya pendidikan anak dan bahkan tabungan untuk hari tua.

Disamping itu sistem SWPS sangat cocok digunakan di lokasi remote area yang memiliki akses listrik terbatas. Teknologi panel surya yang digunakan menjadikannya lebih fleksible dilokasikan dimana saja selama masih terdapat sinar matahari. Kelemahan dari sistem ini adalah hanya dapat beroperasi di siang hari namun dapat diantisipasi dengan desain penampungan air yang besar atau menggunakan baterai sebagai penampung listrik. Selain itu, infestasi yang diperlukan untuk pembangunan sangat besar. Padahal jika dibandingkan dengan biaya energi yang dihasilkan, penggunaan panel surya lebih efisien karena PV rata-rata memiliki waktu hidup sampai 25 tahun.

Pembangunan sistem pengangkatan air tenaga surya di dusun Banyumeneng berkapasitas 1200 Wp dengan menggunakan satu buah pompa jenis submersible. Air yang diangkat berasal dari sebuah sumber mata air yang berada di antara perbukitan dan biasa disebut dengan Sungai Kali Gede. Pemilihan panel surya sebagai sumber listrik karena daerah sumber mata air jauh dari pemukiman masyarakat dan tidak ada akses listrik konvensional. Sistem ini dapat memenuhi 30 rumah tangga dari total 90 rumah tangga dengan teknologi SWPS (Solar Water Pumping System).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun