Chapter 2
"Nabila Laluna Osipova...."
Namanya cantik juga unik, sepertinya aku pernah mendengar nama 'Osipova', akan tetapi, aku lupa dari mana aku pernah mendengar nama itu lalu siapakah sosok yang memiliki nama tersebut. Jika ada waktu, aku akan coba untuk mengingat siapa pemilik nama 'Osipova'.
"Pertama kali aku mendengar namanya, aku dapat merasakan jiwa yang di dalam nama itu. Ternyata kekuatan sebuah nama memang hebat, Lala tumbuh menjadi gadis remaja yang cerdas, telaten, dan pekerja keras," sambung Rara. Aku mendengarkan ceritanya dengan serius saat ini, kulihat dia mengeluarkan gelang fingermade dengan tali rajutannya berwarna kuning dan putih.
Rara memulai pembicaraan, "Aku akan menyelesaikan hutangku kemarin denganmu, Unno. Kemarin aku berjanjikan untuk menceritakan segala hal yang berkaitan dengan ambisi Lala?" tanya Rara meyakinkanku, aku mengangguk.
"Kau lihat gelang ini? gelang ini dari Lala, dia memberikan ini kepadaku karena gelang ini adalah salah satu gelang pemberian mantan sahabatnya, Vanesa, dia sudah pindah tiga tahun yang lalu, mungkin hampir empat tahun. Vanesa berjanji akan berkunjung ke panti dan bertukar kabar kepada kami, akan tetapi sampai sekarang, dia sama sekali tidak memberikan kabar apapun,"
"Bermula dari Lala yang mengajak Vanesa untuk berkebun, Juni pada tahun itu ada lomba berkebun, Fertility Planning Competition (FPC), yang diselenggarakan oleh salah satu komunitas pecinta alam terkenal bernama Polaplanta yang bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.Â
Siapa yang mengikuti lomba minimal harus mempunyai tiga tanaman, bebas mau tanaman berbunga ataupun berbuah, peserta juga bebas ingin memiliki tiga tanaman yang sama atau tiga tanaman itu berbeda. Awalnya hanya Lala yang ingin ikut, dia berambisi untuk memenangkan lomba tersebut karena hadiah dari lomba tersebut lumayan besar, selain itu terdapat sertifikat dan medali yang tidak kalah menjadi sasaran utama Lala."
Lalu apakah Lala benar mengikuti lomba tersebut? Aku yakin dia pasti menjadi juaranya.
Rara tersenyum kecut sambil menatap mataku dengan dalam, dia menunduk kemudian dia pun melanjutkan pembicaraannya, "Lala saat itu terbakar semangat untuk meraih kejuaraan di lomba FPC, saat Lala memberitahukan terkait dirinya yang ingin maju untuk lomba FPC, semua orang-orang di panti termasuk Vanesa langsung mendukung dan memberikan Lala wadah untuk memulai apa yang akan dia pilih untuk menjadi tanaman dalam lomba tersebut.Â
Ternyata Lala tidak ingin mengikuti lomba itu sendiri, dia mengajak Vanesa, sahabat dekatnya, untuk mengikuti kompetisi tersebut. Awalnya Vanesa menolak karena dia ingin mengikuti lomba lain, akan tetapi Lala terus memaksa Vanesa agar mengikuti FPC, hingga pada akhirnya mereka berdua sama-sama maju dalam kompetisi tersebut mewakili panti kami," jelas Rara dengan panjang lebar.