Mohon tunggu...
Rainerus Alva Jati Prasetyo
Rainerus Alva Jati Prasetyo Mohon Tunggu... Teknisi - Seorang Teknisi SAP yang mempunyai hobi menulis.

Menulis untuk berbagi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Maaf Ku Tak Bisa Menjagamu

8 April 2019   07:30 Diperbarui: 8 April 2019   07:51 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pinterest.com/sedigh/facebook-coverdesktop/


Kubuka loker kerjaku, dan sekilas kulirik ke arah televisi yang menggantung di tembok tepat di ujung ruangan. Tampak sebuah berita yang menayangkan api yang sedang melahap sebuah gedung. Kualihkan pandanganku ke arah rekan kerjaku yang sedang termenung di depan lokernya. Setelah mengambil semua perlengkapanku, kumelangkah mendekatinya, sekedar mengintip, tampak tangannya menggenggam sebuah foto, setelah kuperhatikan lagi ternyata ada wajah seorang gadis cantik di sana.

"Gadis yang manis, siapa dia? Kenapa tak pernah kau kenalkan padaku?" tanyaku sedikit menggoda.

"Owh dia hanya teman SMA ku dulu." jawabnya sedikit terkejut.

Mengetahui keterkejutannya aku hanya tersenyum kecil, "Tak usah malu, tak mungkin jika dia hanya sekedar teman bagimu kau menatap fotonya begitu lama."

"Kau memang benar dia bukan sekedar teman bagiku, aku sebenarnya sangat menyukainya, tapi aku tak pernah berani untuk mengungkapkannya, hingga akhirnya dia menjadi milik sahabatku, tapi itu lebih baik, karena aku tahu hidupku tak pernah jauh dari bahaya, dan aku tak mau melibatkannya dalam itu semua." Sembari meletakan foto tersebut kembali ke dalam lemari.

Belum sadar aku dari keterkejutanku, karena dia yang selama ini kutahu sebagai sosok orang yang misterius tiba-tiba mengungkapkan hal yang selama ini dirahasiakannya tersebut, sebuah suara ledakan dari televisi menyadarkan kami dari lamunan kami. Bergegas kami berlari ke arah truk merah yang sudah menanti kami diluar sana bersama dengan rekan kami yang lain.

Kami hanya terdiam di dalam truk tersebut, masih terbayang di benak kami semua ledakan mengerikan di televisi tersebut. Perjalanan kami diiringi kesunyian yang mencekam. Aku dan rekanku hanya saling bertukar pandang satu sama lain berharap tidak terjadi hal buruk di sana dan mencoba menenangkan satu sama lain dengan saling bercerita.

Aku mulai melangkah turun dari kendaraanku, aku berada di sebuah tanah lapang yang sangat luas, di tengahnya terdapat sebuah tugu dan tampak banyak orang sedang mengelilinginya. Perlahan aku berjalan menghampiri tugu tersebut.

"Hai sobat, tak terasa sudah satu tahun sejak kejadian itu., tak kusangka waktu memang cepat berlalu, mungkin jika tak ada kau aku tak akan bisa berdiri di sini bersama dengan keluargaku." kulihat nama sobatku tersebut terukir dengan jelas di sana. Tepat di tugu ini seharusnya terdapat sebuah gedung pencakar langit yang megah, namun saat ini gedung itu sudah musnah terlalap api, akibat tindakan kejam sekelompok orang keji yang akhirnya harus merenggut nyawa orang tak berdosa. Aku ingat dengan jelas bagaimana situasi satu tahun lalu itu, asap hitam pekat, darah di mana-mana, nyaring suara sirene, isak tangis yang memilukan hati, yang bahkan membuat mereka yang kuat pun hanya bisa bertekuk lutut melihatnya. Tapi tidak temanku, dia bergegas berlari menembus kerumunan orang yang berusaha berlari menjauh, hal itu menyadarkanku, dan aku ikut berlari mengikuti di belakangnya menembus hiruk pikuk kekacauan siang itu.

"Kau tahu sobat, belakangan setelah kejadian itu, aku mencoba mencari tahu tentang gadis yang kau sayangi tersebut. Perlu kau ketahui sobat, dia sekarang bersama dengan seorang pengusaha sukses, dia tinggal di sebuah rumah besar bersama dengan dua anaknya yang masih balita. Aku yakin dia akan hidup bahagia hingga tua, jauh dari bahaya seperti yang kau khawatirkan. Aku tak sempat memberitahukannya bagaimana kau selalu menjaganya, bagaimana kau selalu mendoakannya tiap malam, bagaimana kau menyelamatkannya dari ledakan besar terakhir itu, karena aku yakin kau pasti melarangku, beristirahatlah dengan tenang sobat, tak perlu ada yang perlu kau khawatirkan lagi, tugasmu sudah selesai, kau sudah menjaganya." kuletakan foto gadis itu dalam posisi terbalik dan dibaliknya tertulis dengan jelas sebuah tulisan sobatku itu,

"Maaf jika ku tak bisa menjagamu lagi."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun