Mohon tunggu...
Rainerus Alva Jati Prasetyo
Rainerus Alva Jati Prasetyo Mohon Tunggu... Teknisi - Seorang Teknisi SAP yang mempunyai hobi menulis.

Menulis untuk berbagi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kunang-kunang

5 April 2019   22:44 Diperbarui: 8 April 2019   07:40 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.goharshahi.us/news/view/happy-holidays-a-special-message-from-mfi/


Setelah makan malam, kami berjalan-jalan menikmati lampion yang tergantung di sepanjang jalan. Tak butuh waktu lama bagiku mendengarnya berdesah lagi. "Aku bertanya-tanya, mengapa dia tidak menyadari kehadiranku selama ini, setelah hal-hal yang kuperbuat untuknya."


Kusentil kepalanya dengan keras, lalu kuarahkan jariku, ke langit-langit sebuah toko di sudut jalan. "Kau lihat itu?" tanyaku.


"Wah, kunang-kunang.." 


"Tidakkah kau bertanya pada dirimu, betapa cepatnya kau sadari kehadiran makhluk itu, meskipun bentuknya yang sangat kecil, dan cahaya lampion di sekitarnya?" Dia tampak kebingungan dengan perkataanku. "Itu karena dia berbeda." kulanjutkan argumenku. "Itulah mengapa kau dapat langsung menyadari kalau itu adalah kunang-kunang. Sama seperti dirimu, yang mengira, dia adalah kunang-kunang, kau mengira dia berbeda, dan dia berada di atas segalanya, dan itulah yang membuatmu merasa dirimu tak berharga. Bagaimana kau ingin dia menyadari kehadiranmu, jika kau sama seperti yang lampion-lampion di jalan ini? Kau harus seperti kunang-kunang itu, temukan jati dirimu, terbang yang tinggi, dan pancarkanlah sinarmu. Ketika kau sudah nyaman menari-nari dengan dirimu, yakinlah akan ada orang yang melihat indahmu, tulus apa adanya." Tanpa aku sadari, aku sudah berbicara panjang lebar. Kumelirik sekilas ke arahnya. Dapat kuperhatikan senyum berkembang dari wajahnya.


"Tidak sia-sia kamu rajin membaca dan menulis, sudah jadi pujangga hebat rupanya." celetuknya menggodaku.


"Omonganmu membuatku merasa seperti orang tua."


"Hahaha, tidak apa, dan terima kasih ya, sudah mau menemaniku hari ini."


"Tidak perlu kau risaukan, ingatlah, tak peduli betapa kecil dan menyebalkannya dirimu, bagiku kau tetap yang terindah" Aku sedikit terkejut dengan apa yang baru saja kuucapkan, aku lihat wajahnya memerah, dan itu tampak manis. Aku harap dia tidak membenciku karena perkataanku barusan, dan malam pun berlanjut dalam keheningan yang damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun