Mohon tunggu...
Achmad Rainaldhani
Achmad Rainaldhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Suka Garem

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

KKN pada Masa Pandemi

27 Juli 2021   09:34 Diperbarui: 27 Juli 2021   09:41 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan pada masa pandemi sangat berbeda dengan masa sebelum pandemi. Pendidikan saat ini sangat tidak menyarankan adanya kontak fisik dan kerumunan. Maka, pendidikan saat ini sangat membuat semua pihak kebingungan, entah dari pihak orang tua, siswa, guru, bahkan pemerintah sektor pendidikan. Saat ini semua jenis pendidikan sangat disarankan untuk dirumahkan, dengan begitu kontak fisik dan kerumunan yang sangat dihindari pada masa sekarang terhindarkan.

Saya mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan KKN di SDN Kalimulya 2. Berbicara tentang KKN atau Kuliah Kerja Nyata, sama seperti hal pendidikan lainnya KKN juga terjadi perubahan. Pada saat sebelum pandemi, KKN dilakukan dengan cara ke desa-desa dan berbakti di sana. Namun, pada masa pandemi KKN dilaksanakan dilakukan secara daring dan berbakti kepada lingkungan sekitar, entah sekolah atau UMKM yang terdampak sekolah.

Saya melakukan KKN di SDN Kalimulya 2, Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Cilodong, Kota Depok dari tanggal 5 - 30 Juli. Pekerjaan saya kebanyakan membantu administrasi sekolah seperti, mengisi buku induk, membantu kegiatan Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB, dan membantu kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS. Banyak hal yang saya dapat dari membantu kegiatan-kegiatan administrasi tersebut.

Dari pihak guru, saya mendapatkan sebuah fakta yang cukup menarik. Pembelajaran dilakukan secara daring, dengan media zoom, google meet, dan WhatsApp. Namun, pada SDN Kalimulya 2 banyak siswa yang berasal dari keluarga yang kurang beruntung, lalu muncul pertanyaan seperti, bagaimana dengan siswa yang tidak memiliki gawai? Apakah akan tertinggal? Apakah siswa yang tidak memiliki gawai dan tidak mengikuti pelajaran akan tertinggal dengan siswa yang mempunyai gawai?

Pertama, siswa yang tidak memiliki gawai diperbolehkan untuk datang langsung ke sekolah. Siswa yang datang ke sekolah akan dibantu pelajarannya oleh guru yang sedang piket ke sekolah. Jadi, apabila ada siswa yang tidak memiliki gawai mereka diperkenankan untuk datang langsung ke sekolah dan akan dibantu oleh guru yang sedang piket.

Kedua, untuk nilai antara siswa yang datang ke sekolah dan belajar di rumah, tidak ada perbedaan yang signifikan. Ini adalah sesuatu yang cukup mengejutkan apabila kita melihat fakta bahwa nilai siswa pada saat sebelum pandemi dengan nilai siswa pada masa pandemi terdapat perbedaan. Ada siswa yang pada awalnya memiliki nilai yang biasa saja, namun pada masa pandemi atau daring, nilainya langsung melonjak drastis atau sebaliknya. Jadi, pada masa pandemi terdapat anomali nilai siswa. Hal ini membuka fakta baru bahwa guru tidak dapat menilai kemampuan siswa secara maksimal.

Terakhir, seperti yang dijelaskan pada poin pertama, siswa tidak perlu takut untuk tertinggal apabila tidak memiliki gawai, karena siswa yang tidak memiliki gawai diperbolehkan untuk ke sekolah dan akan dibantu oleh guru yang sedang piket.

Pada SDN Kalimulya 2, media pembelajaran daring yang paling sering digunakan adalah youtube. Ini adalah kesempatan saya untuk menjadikan hal tersebut sebagai program saya. Saya membuat media pembelajaran berbentuk cerita anak dan cerita interaktif. Saya membuat cerita anak dan cerita interaktif berdasarkan jenjang yang sedang saya ajar, yaitu SD. Jadi selain membantu administrasi, saya membuat media pembelajaran video cerita anak yang ditaruh di youtube dan membuat cerita interaktif menggunakan google slide yang bisa dipakai oleh semua orang.

Sayangnya, ada dua mata pelajaran yang sangat sulit dinilai karena memerlukan kegiatan fisik, yaitu olahraga dan pramuka. Untuk tugas pelajaran olahraga, guru meminta siswa untuk membuat video seperti yang dicontohkan. Untuk penilaian, guru mengambil nilai siswa dari tes tertulis seperti Ulangan harian, UTS, dan UAS.

Untuk pramuka, SDN Kalimulya 2 mengenalkan kegiatan pramuka pada saat MPLS. Rencana awalnya saat Kota Depok sudah melonggarkan pembatasan pihak sekolah ingin membuat kegiatan pramuka bisa dilakukan oleh siswa. Namun kenyataannya, pandemi semakin meningkat dan kegiatan pramuka tidak bisa dilakukan.

Tidak ada gading yang tak retak. Tak ada kebijakan yang sempurna. Pemerintah dan pihak sekolah pasti telah memikirkan agar pembelajaran berjalan tanpa adanya gangguan. Namun tetap saja, kenyataannya kadang di luar kendali kita. Hal yang bisa kita lakukan untuk saat ini sebagai bagian dari sekolah adalah, belajar dengan giat dan sungguh-sungguh. Serta hal lain yang tak kalah penting adalah menjaga diri agar selalu sehat dengan makan dan minum yang teratur, rajin meminum vitamin, dan tidur yang cukup. Jika terpaksa keluar rumah, tetap laksanakan protokol kesehatan. Semoga semuanya mendapat yang terbaik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun