Mohon tunggu...
Raihan Muhammad Rafi
Raihan Muhammad Rafi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Teknik Elektro Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Metaverse

Transformasi Pendidikan Perguruan Tinggi melalui Teknologi Metaverse

3 April 2024   18:11 Diperbarui: 3 April 2024   18:17 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semarang (3/04) -Dengan kemajuan teknologi yang pesat, terbuka peluang baru untuk mengubah wajah pendidikan melalui penggunaan teknologi Virtual Reality (VR) yang menjanjikan. Di tengah pandemi global dan perubahan dinamika pembelajaran, VR menawarkan pengalaman belajar yang menarik dan interaktif. Konsep-konsep yang rumit bisa disederhanakan dan lebih mudah dipahami melalui penggunaan VR, sementara simulasi realistis memungkinkan mahasiswa untuk berlatih keterampilan praktis tanpa risiko yang terkait dengan dunia nyata. Terlebih lagi, akses yang semakin mudah terhadap teknologi VR di institusi pendidikan memperluas peluang pembelajaran inovatif bagi para pelajar.

Metaverse, sebuah konsep yang menggabungkan dunia virtual dan realitas maya, menawarkan potensi besar dalam mendukung pendidikan. Mahasiswa dapat melakukan simulasi praktikum yang memiliki risiko tinggi dengan menggunakan VR/MR di dunia metaverse. Dengan demikian, mereka dapat berlatih keterampilan praktis tanpa menghadapi risiko yang mungkin terjadi dalam dunia nyata. 

Para mahasiswa baru, pelajar SMA, atau masyarakat umum dapat mengalami pengalaman tur kampus Universitas Diponegoro versi metaverse. Mereka dapat menjelajahi sarana dan prasarana kampus secara interaktif, tanpa batasan ruang dan waktu. Fitur-fitur 3D model memungkinkan pengalaman ini menjadi lebih intuitif dan menarik.Pembelajaran juga bisa dilakukan secara digital di dalam dunia metaverse. Mahasiswa dapat menghadiri kelas lengkap dengan avatar mereka, ruang kelas yang dirancang secara realistis, dan papan tulis interaktif. Dengan adanya fitur-fitur ini, pembelajaran menjadi lebih menarik dan partisipatif.

Proyek metaverse melibatkan dua peran utama: pengembangan (development) dan pemeliharaan (maintenance). Infrastruktur yang dibutuhkan untuk proyek ini mencakup perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Beberapa perangkat keras yang dibutuhkan antara lain server, jaringan 5G, komputer, perangkat VR, dan reader 3D scan. Sementara itu, perangkat lunak yang diperlukan mencakup antarmuka pemrograman aplikasi (API), Roblox Studio, alat desain, alat manajemen proyek, dan Integrated Development Environment (IDE).

 

Dengan potensi yang ditawarkannya, integrasi teknologi VR dan metaverse dalam pendidikan menjanjikan revolusi dalam cara kita belajar dan mengajar. Dengan meningkatnya akses terhadap teknologi ini, para pendidik dan pembelajar di seluruh dunia dapat menjelajahi dunia baru pembelajaran yang lebih interaktif, menarik, dan efektif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun