Mohon tunggu...
Raihan Alif Dyar
Raihan Alif Dyar Mohon Tunggu... Supir - Mahasiswa

Hanya seseorang yang coba melewati hari ke hari

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Carlos Ghons, dari "Company Savior" Menjadi "Wanted Man"

23 Agustus 2021   02:21 Diperbarui: 23 Agustus 2021   02:25 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Carlos Ghons (Sumber : Liputan6.com)

Carlos Ghosn merupakan seorang businessman yang lahir pada tanggal 9 Maret 1954 di Porto Velho, Rondnia, Brazil. Dirinya dikenal sebagai CEO yang berhasil menyelamatkan atau membalikan keadaan beberapa perusahaan otomotif di dunia yaitu Michelin Amerika Utara, Renault, dan Nissan.

Michelin Amerika Utara (Sumber : Glassdoor)
Michelin Amerika Utara (Sumber : Glassdoor)
  • Michelin

Carlos Ghosn memulai karirnya di Michelin Amerika Utara pada tahun 1978, dia lalu menjadi Plant Manager 1981. Setelah mendapatkan jabatan tersebut, dia terus bekerja dengan keras sampai dirinya ditunjuk untuk menjadi Head of Research and Development (R&D) pada bagian divisi industrial pada tahun 1984. Karena kinerja yang sangat memuaskan, dirinya ditunjuk sebagai Chief Operating Officer (COO) untuk Michelin Amerika Selatan, dirinya ditugaskan untuk membalikan keadaan operasi disana karena tidak menghasilkan keuntungan dan Michelin Amerika Selatan sangat kesusahan dalam menghadapi hyper-inflation yang sedang melanda Brazil pada saat itu. Untuk menyelesaikan masalah ini, Carlos Ghons menciptakan tim management Cross-Fuctional untuk menentukan pelatihan yang tepat untuk para karyawan yang berasal dari Prancis, Brasil, dan negara lainnya yang bekerja pada tempat tersebut. Menurutnya, pengalaman multicultural di Brazil, menjadi dasar gaya manajemen Cross-Cultural yang diadopsi serta dirinya menekankan pada keberagaman sebagai asset inti bisnis. "Anda belajar dari keragaman...tetapi Anda terhibur oleh kesamaan", karena gaya manajemen yang dia implementasikan, berhasil menghasilkan keuntungan kepada divisi Michelin Amerika Selatan dalam waktu 2 tahun. Berkat keberhasilan dalam merekonstruksi system perusahaan, dirinya dipanggil kembali ke Michelin Amerika Utara pada tahun 1990 dan dipromosikan ke posisi Chief Executive Officer (CEO).

Setelah berhasil di Michelin, Carlos Ghosn mencari tantangan baru dan menenemukannya di Renault, yang merupakan perusahaan produsen mobil yang berasal dari Prancis. Dirinya berhasil mendapatkan jabatan sebagai Executive Vice President pada tahun 1996, saat sampai disana, dirinya langsung menghadapi tantangan yang besar karena Renault sedang dihadapi oleh kebangkrutan. Hal yang dia lakukan sama seperti yang dilakukan saat berada di Michelin, Carlos Ghons merekonstrusi ulang dalam Renault yang menghilangkan atau memotong hal-hal yang tidak diperlukan sehingga dapat memaksimalkan keuntungan, dan hal yang serupa terjadi lagi, Renault berhasil kembali menghasilkan keuntungan pada tahun 1997 dimana hanya 1 tahun setelah dirinya datang ke Renault. Berhasil lagi, dirinya belum puas, karena itu Carlos Ghons dan Renault memutuskan untuk membeli bagian dari Nissan sebesar 38,6%. Hal tersebut membuat dirinya menjadi Chief Operating Officer (COO) di Nissan, sambal menempati posisinya sebagai Chief Executive Officer (CEO) di Renault. Saat dirinya bergabung ke Nissan, keadaannya sedang kacau, Nissan memiliki hutang otomotif bersih berbunga konsolidasi lebih dari 2 Triliyun Yen atau sama dengan 20 Juta Dollar. Tidak hanya itu, dari total 46 model mobil yang dijual Nissan di Jepang, hanya 3 yang menghasilkan keuntungan. Karena keadaan seperti itu, banyak pihak yang bilang untuk membalikan kondisi yang dialami Nissan pada saat itu, dibilang hamper mustahil tetapi Carlos Ghons tidak sepemikiran.

Carlos Ghons mengumumkan rencana dengan nama "Nissan Revival Plan" pada tahun 1999, dalam rencana tersebut dirinya memasang beberapa target untuk Nissan yaitu mengembalikan  profitabilitas pada tahun 2000, margin keuntungan lebih dari 4,5% dari penjualan pada akhir tahun 2002, dan pengurangan 50% pada tingkat utang saat ini pada akhir tahun  2002. Untuk menyatakan bahwa niat dari rencana yang dimilikinya serius, Carlos Ghons berjanji akan keluar atau resign dari Nissan jika target yang dia tentukan tidak dapat dicapainya. Pada tahun pertama dari rencananya, Nissan berhasil mendapatkan keuntungan bersih dengan jumlah 2,7 Miliar Dollar, menjadi produsen otomotif paling menguntungkan dalam waktu 3 tahun, dan margin operasional yang tetap konsisten diatas 9%. Hasil tersebut menyatakan bahwa target rencana Carlos Ghons berhasil dicapai sebelum deadline yang ditentukan, yaitu 31 maret 2002.

Pada bulan Oktober 2016, Nissan berhasil mengakusisi 34% stake atas kendali produsen mobil dari Jepang yaitu Mitsubishi Motors. Hal tersebut karena Mitsubhisi mengalami skandal fuel-economy dan terusnya berkurangnya keuntungan yang dihasilkan, karena itu Carlos Ghons menginginkan untuk menggabungkan Renault-Nissan-Mitsubishi menjadi satu aliansi demi menjadi salah satu grup otomotif terbesar di dunia.

Penangkapan Carlos Ghons (Sumber : The Guardian)
Penangkapan Carlos Ghons (Sumber : The Guardian)
  • Menjadi "buronan"

Dalam proses "Nissan Revival Plan", Carlos Ghons memotong 21,000 pekerjaan, menutup 5 pabrik, memotong jumlah supplier serta shareholdings, dan menjual asset unit aerospace yang dimiliki Nissan. Tidak hanya itu, dirinya mempelopori perubahan struktural dan budaya perusahaan yang besar dan dramatis di Nissan. Dia menentang etiket bisnis Jepang dengan berbagai cara, termasuk dengan menghilangkan promosi berdasarkan senioritas serta berdasarkan usia, dengan mengubah pekerjaan seumur hidup dari jaminan menjadi tujuan yang diinginkan ketika perusahaan mencapai kinerja tinggi, dan dengan membongkar sistem Keiretsu (yaitu jaringan pemasok suku cadang yang terjalin dengan kepemilikan silang) Nissan. Tidak hanya itu, dia juga mengubah Bahasa resmi Nissan dari Bahasa Jepang menjadi bahada Inggris, Terdapat beberapa pihak yang memperkirakan bahwa ada yang tidak suka dengan cara rekonstrusi terhadapa Nissan tetapi tidak bisa juga dipungkiri bahwa hal tersebut berhasil membalikan keadaan Nissan.

Pada 19 November 2018, Carlos Ghons ditangkap pihak otoritas kepolisian saat baru mendarat di Jepang.  Dirinya ditutut atas perilaku penyalagunaan financial, tetapi Carlos Ghons menyatakan bahwa segala aktifitas financial yang dia lakukan, sudah disetujui oleh Nissan. Bukannya membela, Nissan malah memutuskan untuk menyinkirkan Carlos Ghons dari posisi CEO. Karena itu, dirinya dipenjara di Jepang dan keluar, namun dirinya ditangkap lagi karena tuntutan baru yang sama dan dirinya keluar lagi. Masalah tuntutan terhadap dirinya adalah gaji yang dimiliki nya di Nissan sangat tinggi dan naik pada setiap tahunnya dan membeli beberapa barang serta property dengan menggunakan uang Nissan.

Masalah ini cukup mencurigakan, karena board Nissan bersama pemerintah Jepang seperti ingin menyingkirkan Carlos Ghons karena rencana yang dia miliki untuk Nissan terlihat "tidak sesuai". Bahkan berbagai cara dilakukan oleh Nissan agar membuat Carlos Ghons terlihat bersalah dengan meretas emailnya dan sebagainya. Tetapi pada akhir tahun 2019, dirinya berhasil kabur dari Jepang dengan bantuan dari angota Green Berets yaitu Michael Taylor beserta anaknya dengan menyelundupkan Carlos Ghons ke dalam kotak yang cukup besar untuk dirinya berada didalam kotak tersebut, dirinya pun berhasil kabur ke Turki lalu ke Beirut dan menghindari penangkapan dari pemerintah Jepang. Sampai saat ini, Carlos Ghons masih berusaha membuktikan dirinya tidak bersalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun