Mohon tunggu...
Raihana Devi Sarasvati
Raihana Devi Sarasvati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Politica'21.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

14 September 2021   21:29 Diperbarui: 14 September 2021   21:46 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berbicara tentang kata relevan pastinya tidak luput dari pemahaman yang mendasar tentang keterkaitan, kecocokan atau pun sangkut-paut antara satu atau lain hal. 

Dalam proses pembentukan dasar-dasar negara tentunya harus di lihat dari segala aspek yang menyangkut hak-hak fundamental warga negara itu sendiri, baik dalam segi kemanusiaan, keadilan, maupun agama. Semua aspek itu pun di kaji dan di telaah oleh para pendahulu bangsa kita ini sehingga melahirkan sebuah Ideologi yang menjadi landasan dan pedoman kita dalam menjalankan sebuah kehidupan sebagai warga negara yang baik. 

Namun, tantangan kita dalam mengkokohkan Ideologi tersebut tentunya tidak lepas dari satu dan lain hal, seperti dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini sudah tidak asing lagi bagi kita jika mendengar ideolog-ideologi lain yang bertentangan dengan nilai-nilai yang di tanamkan. Seperti hal nya ideologi komunis, sosialisisme, kapitalisme dan sebagainya. 

Jika kita telusuri lagi, Pancasila pun juga menganut sistem demokratis yang berarti terbuka akan segala pemikiran, perubahan dan nilai-nilai yang masuk dari luar sehingga dapat memperkaya ideologi ini secara menyeluruh. Karena sebagai sebuah Ideologi bernegara, Pancasila tidak semata-mata lahir dari perenungan, pemikiran-pemikiran orang maupun individu sebagaimana ideologi-ideologi lainnya. 

Namun Pancasila pada hakikatnya di angkat dari nilai-nilai persaudaraan, adat istiadat, spiritual serta kebudayaan  sehingga bersifat dinamis dan terbuka.

Tidak bisa di pungkiri bahwa setiap warga negara memiliki cara nya sendiri untuk bisa berkembang dan menjadi lebih maju baik dalam akal, pikiran maupun perbuatan. 

Sehingga, derasnya arus perkembangan zaman tidak menjadi penghalang bagi kita untuk terus menggali nilai-nilai dan budaya dari luar yang belum kita temui. 

Namun, jika menyangkut keterkaitan atau relevansi sebuah Ideologi bagi negara kita harus melihat terlebih dahulu apa yang menjadi acuan kita dalam menghadapi perkembangan zaman dan globalisasi. 

Pancasila sebagai ideologi nya bersifat dinamis antisipatif yaitu senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi serta perkembangan aspirasi masyarakat. Jadi bisa di katakan walau Pancasila bersifat terbuka akan segala hal tidak berarti kita bisa langsung menelan bulat-bulat semua yang berseberangan dengan nilai-nilai kita. 

Justru sebaliknya, karena bersifat idealis dan tidak kaku, Pancasila dapat menyaring semua hal-hal yang masuk tanpa menghilangkan nilai-nilai dasar yang sudah ada. Ini lah yang saya sebut sebagai acuan, karena sejauh apapun kita melangkah dalam era globalisasi ini kita harus memiliki sebuah fondasi dan bekal yang dapat membentengi diri kita dari segala hal negatif yang terbawa. 

Tercantum juga di sila ke-5 tentang keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang berarti negara menjamin hak dan kewajiban tiap warganya secara adil untuk memperoleh pendidikan, ekonomi, sosial dan hak politik. Idealisme yang terkandung dalam Pancasila juga mampu memberikan harapan, optimisme serta mampu menumbuhkan motivasi bagi kita semua untuk berupaya mewujudkan apa yang di cita-citakan.

Hal ini menjadi bukti nyata bagi kita semua bahwa Pancasila sudah seharusnya menjadi Ideologi tunggal yang bersifat secara menyeluruh dan memiliki wawasan yang konkrit sehingga dapat menjadi tolak ukur nilai, perbuatan, sehingga memiliki kemampuan untuk menjadi pemecah masalah bagi masyarakat luas. 

Dasar dari konsensus ideologi itu sebenarnya hadir dari masyarakat nya itu sendiri, karena mereka menemukan nilai-nilai yang menjadi pegangan mereka dalam menjalani kehidupan nyata, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bernegara. Sehingga, itu bukan sesuatu hal yang di paksakan.

Selain menjadi sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, Pancasila mengandung semboyan bagi bangsa kita ini yaitu Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. 

Semboyan ini mampu menggerakan hati dan jiwa nasionalisme penduduk Indonesia yang beragam, mulai dari suku, ras, agama dan budaya sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan berkesinambungan dalam menjalani kehidupan bersama. Layaknya filosofi pohon beringin yang berada di sila ke-3 yang dapat di artikan, walau akar pohon beringin menjalar ke segala arah, semua rakyat Indonesia tetap bisa 'berteduh' di bawah naungan Negara Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun