Mohon tunggu...
RAIHANA AYU MAHARANI MAHARANI
RAIHANA AYU MAHARANI MAHARANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi arkeologi

sedang berlatih menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Murah dan Mudah Diterapkan Kembali, Sistem Irigasi Bawah Tanah Majapahit sebagai Solusi Permasalahan Pertanian Saat Ini

13 September 2021   01:57 Diperbarui: 13 September 2021   02:13 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukti Tinggalan Sistem Irigasi Bawah Tanah Kerajaan Majapahit/ (sumber : researchgate.com)

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan besar yang sudah eksis pada tahun 1293-1520. Selama masa pemerintahannya, Majapahit telah banyak menulis sejarah perjalanan bangsa. Kerajaan ini telah berhasil menyatukan berbagai wliayah yang kemudian menjadi NKRI sekarang. Tidak hanya itu, Majapahit pun telah menjadi inspirasi bagi kebidupan berbangsa dan bernegara. Majapahit menjadi kerajaan besar, salah satunya karena sistem pertanian saat itu.

Dalam 700 Tahun Majapahit (1293-1993), disebutkan bahwasanya sistem pertanian modern pertama kali muncul di Indonesia pada era Kerajaan Majapahit. BerdasarkanPrasasti Jiwu (1486 M) dan Prasasti Trailokyapuri (1486 M) dijelaskan bahwa pada masa Majapahit, sudah ada petugas pengatur pintu air untuk mengalirkan air ke sawah. 

Selain itu, banyak juga bekas-bekas peninggalan Majapahit seperti waduk, kanal, kolam buatan, sungai, serta artefak lainnya yang masih bisa ditelusuri sejarahnya. Beberapa yang masih bisa kita rasakan manfaatnya hingga saat ini ialah Sungai Brantas, Kolam Segaran, Waduk Baureno, dsb. Ada juga yang sudah berganti bentuk, namun masih bisa kita telusuri sejarahnya seperti Waduk Balong Bunder, Waduk Balong Dowo, Waduk Kumitir, Waduk Kraton, Waduk Temon, Waduk Domas, dan Waduk Kedung Wulan.

Puncak majunya sistem irigasi pada masa Jawa Kuno terjadi setelah Kerajaan Majapahit berdiri pada abad XIII (Tanudirjo, 1992: 133). Konon petani pada masa Majapahit mampu mengumpulkan cukup banyak uang dari hasil panennya, jika mereka bertani dengan baik dan rajin (Supomo, 1977 dalam Tanudirjo, 1992). Selain itu, disebutkan dalam Prasasti Kamalagyan serta Kitab Negarakertagama, pertanian Majapahit didukung oleh keadaan lingkungan yang mendukung. Kondisi iklim membuat Kecamatan Trowulan memiliki tingkat kelembaban yang cukup kering. Selain itu juga mempengaruhi ketersediaan air yang terbatas pada musim kemarau. Maka, Kerajaan Majapahit membuat sistem irigasi yang bisa mengatasi kekeringan.

Majapahit membangun kanal atau selokan bawah tanah untuk mengalirkan air menuju ke sawah. Berdasarkan pemotretan foto udara yang pernah dilakkan oleh Bakosurtanal, beberapa ahli memberikan pendapat bahwa jaringan yang tergambar merupakan kanal yang dibangun pada masa Majapahit. Pendapat para ahli dibuktikan juga melalui adanya waduk-waduk serta kolam buatan yang saling terhubung dibuat di Trowulan.

Terdapat beberapa hal yang membuat Kecamatan Trowulan sangat sesuai untuk pertanian. Berdasarkan ahli geografi, Kecamatan Trowulan mempunyai tipe iklim kering yang mempunyai karakter musim kemarau yang lebih panjang daripada musim penghujan. Kondisi tanah di Kecamatan Trowulan mempunyai tekstur halus yang sangat cocok untuk dijadikan lahan pertanian, terutama padi (Yuwono, 2013). Selain itu, Kecamatan Trowulan juga mendapat suplai air yang besar untuk pertanian dari Sungai Gunting dan Sungai Brangkal. Kondisi di atas sangat mendukung kegiatan pertanian di Kerajaan Majapahit.

Sistem irigasi yang digunakan Majapahit dan ditemui di Kecamatan Trowulan merupakan sistem irigasi jenis bawah tanah. Sistem irigasi bawah tanah pada masa Majapahit diatur secara teratur baik dari sumber mata air di hulu sampai dengan air hingga sampai ke lahan pertanian. Sistem irigasi bawah tanah Majapahit dapat dibuktikan dengan penemuan parit bawah tanah yang dikubur di kedalaman 40 sentimeter seperti di sekitaran Kanal Nglinguk oleh para arkeolog. Parit tersebut dibuat menggunakan batu bata merah dan merupakan saluran yang menghubungkan kolam antara Candi Tikus dan Kolam Segaran.

Kondisi geografis dan sistem irigasi yang baik membuat panen menjadi melimpah. Panen yang melimpah tersebut memungkinkan Majapahit untuk mengekspor beras ke wilayah lain (Anwari, 2015). Beras yang sudah diekspor akan ditukar dengan  rempah-rempah yang kemudian dijual ke pedagang dari negara lain seperti India dan Cina (ALifah, 2014). Selain itu, masyarakat pada masa Majpahit juga sudah gemar menabung untuk investasi. Ini dapat dibuktikan dari banyaknya peninggalan celengan berbahan tanah liat erta ditemukannya banyak uang kepeng dan keramik-keramik Cina yang membuktikan adanya perdagangan antara Majapahit dan Cina. 

Hal tersebut menyebabkan perdagangan Majapahit menjadi sumber pendapatan yang besar dan pertanian menjadi sumber barang yang diperdagangkan. Masyarakat petani pada masa itu memiliki kebiasaaan menyisihkan sebagian hasil panennya untuk memenuhi kebutuhan dan menabungnya untuk masa depan. Dalam berdagang, masyarakat saat itu memegang filosofi "Tuna sathak, bathi sanak". Pedagang lebih memilih untuk mendapatkan profit yang lebih kecil daripada harus kehilangan mitra dagang dan pelanggan setia karena merekalah yang membantu pedagang agar bisa tetap berjualan.

Majunya sistem pertanian Kerajaan Majapahit didukung oleh sistem irigasi yang handal baik berupa penampungan air seperti waduk, kolam , dan sungai maupun saluran air seperti selokan bawah tanah dan lainnya. Hal ini secara tidak langsung telah memberikan kontribusi pada kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Hal yang telah dilakukan oleh Kerajaan Majapahit juga dapat dijadikan sebagai evaluasi atas kondisi pertanian negeri kita saat ini. Pemerintah bisa mempertimbangkan kembali upaya revitalisasi sistem irigasi bawah tanah yang diterapkan oleh Kerajaan Majapahit untuk kemajuan pertanian dan kemakmuran masyarakat saat ini dan untuk anak cucu kita nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun