Mohon tunggu...
Raifatul Maulah
Raifatul Maulah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Semoga bermanfaat🌈

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Attachment (kelekatan) antara Anak dengan Orang tua

25 Februari 2020   19:50 Diperbarui: 25 Februari 2020   19:54 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apakah kalian pernah melihat seorang Anak menangis ketika harus berpisah dengan Orang tuanya terutama Ibunya? Jika itu terjadi maka Anak tersebut memiliki kelekatan dengan Ibunya! Nah, jadi apasih kelekatan atau attachment itu?

Attachment pertama kali di kemukakan oleh seorang ahli psikologi yakni John Bowlby. Ia mengungkapkan bahwa keterhubungan psikologis yang terjadi antara manusia dan berlangsung untuk jangka waktu yang panjang. Bowlby (1982) menjelaskan attachment mengacu pada ikatan emosional yang berkembang antara orangtua dan anak.

Namun, tidak semua hubungan yang bersifat emosional atau afektif dapat disebut kelekatan. Adapun ciri afektif yang menunjukkan kelekatan adalah hubungan bertahan cukup lama, ikatan tetap ada walaupun figur lekat tidak tampak dalam jangkauan mata anak, bahkan jika figur digantikan oleh orang lain dan kelekatan dengan figure lekat akan menimbulkan rasa aman.

Anak akan merasa aman dengan figur lekatnya jika mendapat perlakuan hangat, sensitif dan responsif yang konsisten dari pengasuh sehingga ia menikmati hubungan yang terjalin.
Kelekatan ini akan bertahan cukup lama, seperti halnya attachment yang dialami seorang anak terhadap orang tuanya, terutama pada ibunya yang mengasuhnya sejak mulai ia lahir hingga tumbuh dewasa.

Kelekatan pada manusia sangat bervariasi dan tampak pada semua anak. Disamping itu, kelekatan dibagi dalam empat fase, yaitu:

  1. Fase 1 (sejak lahir sampai usia 3 bulan):
    Pada bulan pertama di awal hidupnya, bayi menunjukkan beragam jenis respon kepada orang-orang disekitarnya dengan cara yang sama. Bayi tersenyum pada semua orang bahkan dengan mata tertutup.

  2. Fase 2 (usia 3 sampai 6 bulan): fokus hanya pada orang-orang yang ia kenal. Pada fase ini bayi mulai membatasi senyumannya pada orang yang dikenalnya saja. Ketika melihat wajah yang tidak dikenalnya mereka hanya diam saja. Celoteh dan tangisan hanya bisa didiamkan oleh orang yang dikenalnya saja.

  3. Fase 3 (usia 6 sampai 3 tahun): kelekatan yang intens dan pencarian kedekatan yang aktif. Pada usia 6 bulan, kemelekatan bayi pada orang tertentu menjadi semakin intens dan eksklusif. Hal tersebut terlihat saat figur ibu meninggalkan ruangan sang bayi akan menangis keras dan memperlihat kecemasan terhadap perpisahan.

  4. Fase 4 (usia 3 tahun sampai akhir masa kanak-kanak): Tingkah laku persahabatan. Sebelum menginjak usia 3 tahun anak-anak hanya berkonsentrasi pada kebutuhannya sendiri untuk mempertahankan kedekatan kelekatan tertentu pada pengasuh atau orangtua. Menginjak usia 3 tahun mulai bisa memahami rencana dan dapat membayangkan apa yang dia lakukan saat orangtuanya pergi.

Kelekatan bisa membawa dampak positif bagi pembentukan karakter maupun perkembangan emosi anak, seperti anak-anak menjadi lebih mandiri, lebih percaya diri dalam membangun hubungan interpersonal, kecerdasan moral yang lebih baik, dan lain sebagainya.

Jadi, Kualitas hubungan (attachment) antara anak dengan orangtua merupakan salah satu faktor terpenting dalam perkembangan kepribadian anak kelak. 

Anak akan merasa aman dengan figur lekatnya jika mendapat perlakuan hangat, sensitif dan responsif yang konsisten dari pengasuh sehingga ia menikmati hubungan yang terjalin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun