Mohon tunggu...
Dr. Raiders Salomon Marpaung.
Dr. Raiders Salomon Marpaung. Mohon Tunggu... Lainnya - Guru Olahraga Purna Tugas

Nama :Dr. Raiders Salomon Marpaung, MM. Alamat :Jl. Toram I No. 5, Jakarta 11820 Tempat, tanggal lahir :Bandung, 18 April 1962 Status : Menikah Pekerjaan: Purna Tugas Guru PJOK di SMPK 6 PENABUR Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[RTC] Aku Bangga Jadi Anak Pahlawan

10 November 2021   00:22 Diperbarui: 10 November 2021   00:25 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokpri: Raiders & Fam di Taman Makam Pahlawan Nasioanal Kalibata)

Ayahku pun sebagai seorang pemuda berangkat berjuang untuk bertempur ke wilayah Jawa. Semakin jauh meninggalkan kedua orang tua dan saudara-saudaranya di Sumatera Utara. Berbagai operasi militer dijalani ayahku dengan selamat sehingga mendapat berbagai penghargaan dari pemerintah.

Penghargaan itu antara lain Satyalencana GOM, Medali Sewindu, Satyalencana Penegak, Satyalencana Kesetiaan, Bintang Kartika Eka Paksi, Bintang Gerilya dan Lencana Cikal Bakal TNI.

Satyalencana Gerakan Operasi Militer (GOM) adalah tanda kehormatan jenis Satyalencana Peristiwa yang diberikan kepada anggota Angkatan Bersenjata dalam memberantas kekacauan yang dilakukan oleh gerombolan bersenjata. Tanda kehormatan diberikan untuk meningkatkan dan memelihara moral Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.

Salah satu operasi militer yang dijalani ayahku adalah operasi pagar betis. Operasi militer tersebut bertujuan untuk menangkap Kartosoewirjo yang adalah pemimpin pemberontakan DI/TII. Pada saat menjalani operasi tersebut, ayahku yang sudah berkeluarga harus berjuang meninggalkan keluarganya, termasuk meninggalkan aku yang masih ada di dalam rahim ibuku.

Operasi itupun berjalan sukses dengan keberhasilannya menangkap Kartosoewirjo hidup-hidup. Pada saat pulang, berkumpul kembali dengan keluarganya, aku sudah terlahir ke dunia ini. Itu sebabnya aku diberi nama "Raiders" (pasukan tempur) oleh ayahku, yang tidak bisa mendampingi ibuku pada saat melahirkan aku karena harus berjuang menumpas pemberontakan.

Penghargaan lainnya adalah Medali Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia. Medali ini adalah tanda kehormatan yang dikeluarkan oleh Departemen Pertahanan bagi warga negara Indonesia yang secara berkesinambungan dan berturut-turut dari tanggal 5 Oktober 1945 sampai 5 Oktober 1953 atau selama satu windu atau delapan tahun menjadi anggota korps militer.

Berikutnya Satyalencana Penegak, penghargaan ini diberikan kepada anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang secara aktif sedikit-dikitnya 30 hari sejak 1 Oktober 1965 sampai tanggal yang ditentukan oleh Menteri Utama Bidang Pertahanan Keamanan dalam gerakan pembersihan dan pemberantasan G-30-S PKI. Saat itu ayahku sudah menjadi anggota Polisi Militer Kodam Siliwangi yang diperbantukan ke Kodam Jaya.

Ayahku ditugaskan di Rumah Tahanan Chusus (RTC) Salemba. RTC Salemba saat itu di khususkan untuk para tahanan anggota PKI, termasuk Letnan Kolonel Untung bin Syamsuri. Letnan Kolonel Untung adalah Komandan Batalyon I Tjakrabirawa yang memimpin Gerakan 30 September pada tahun 1965.

Selanjutnya Satyalencana Kesetiaan, lencana ini adalah sebuah tanda penghargaan yang dikeluarkan dan diberikan kepada anggota angkatan perang Republik Indonesia yang pernah berbakti selama beberapa windu: 8 tahun, 16 tahun dan 24 tahun terus-menerus.

Bintang Kartika Eka Paksi, tanda jasa ini menurut bahasa Sanskerta, yaitu burung perkasa yang tiada tandingannya, yaitu tanda kehormatan yang dikeluarkan oleh TNI Angkatan Darat untuk prajurit yang telah menunjukkan kemampuan, kebijaksanaan dan jasa-jasa luar biasa.

Bintang Gerilya, tanda jasa ini adalah sebuah tanda kehormatan yang dikeluarkan oleh Presiden Republik Indonesia kepada setiap warga negara RI yang menunjukkan keberanian, kebijaksanaan, dan kesetiaan yang luar biasa dalam mempertahankan republik semasa revolusi antara tahun 1945-1950, terutama saat Agresi Militer Belanda I (20 Juni 1947 - 22 Februari 1948) dan Agresi Militer Belanda II (18 Desember 1948 - 27 Desember 1949). Para pahlawan penerima bintang gerilya berhak untuk dimakamkan di makam pahlawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun