Sesudah diselenggarakannya the Second International Conference of Sport Psychology di Washington, DC, pada tahun 1968, beberapa sarjana dari Canada yang menyelesaikan studi di Amerika mendirikan the Canadian Society for Psychomotor Learning and Sport Psychologi ( CSPLSP ), berpusat di Universitas Alberta pada tahun 1969, dengan tokoh-tokohnya antara lain Bob Wilberg, Alderman, dan sebagainya.
Menurut Alderman sejak dari permulaan psikologi olahraga di Amerika Utara tumbuh atau berkembang atas dasar latar belakang pendidikan jasmani, termasuk orientasi dan falsafahnya. Model-model medis dan therapeutis lebih banyak dikembangkan di Eropa dan di negara-negara belakang tirai besi.
Alderman juga mengemukakan bahwa karena perbedaan minat, "objective" ( sasaran ) dan teknik-teknik penelitian, maka sejak awal 1970 terjadi pemisahan lingkup studi atas "bidang motorik" yang lebih banyak melakukan penelitian terapan ( applied research ), dan profesional psikologi olahraga yang banyak berkecimpung dalam mentest teori dasar ( basic theory ). Pada International Congress of Sport Psychology di Ottawa tahun 1981, lebih dari 30 makalah dibahas, dan pada pertemuan NASPSPA lebih banyak bersifat mentest teori dan pengembangannya.
Para ahli tertarik untuk meneliti independent variable yang mempengaruhi penampilan atlet, dan juga dependent variable atau gejala-gejala yang timbul dalam penampilan seorang atlet setelah menerima pengaruh dari variabel tertentu.
Menurut Saparinah dan Sumarmo Markam dalam suatu penerbitan "Manifesto on Sports Psychology" oleh "European Federation of Sports Psychology" ( FEPSAC ) tahun 1969 dikemukakan bahwa psikologi olahraga berkembang sejak sekitar tahun 1960 dengan pesat.
Pada tahun 1965 telah dibentuk "International Society of Sports Psychology" ( ISSP ) yang diketuai DR. Guido Schilling seorang Psikolog Klinis. Kegiatan dari FEPSAC dan ISSP tersebut bertujuan pengembangan dan menerapkan dasar-dasar ilmiah dari disiplin psikologi untuk keperluan aktivitas fisik.
Dikemukakan juga oleh Saparinah dan Sumarmo bahwa di samping Amerika, maka beberapa negara seperti Rusia, Jerman, Austria, Czekh, Slovakia dan Norwegia telah secara konkrit memanfaatkan psikologi olahraga untuk atlet-atlet nasionalnya. Di Norwegia telah dibuka studi mengenai "Sports psychology" pada taraf akademi.
Psikologi olahraga merupakan bidang studi baru dalam perkembangan ilmu psikologi, sejalan dengan perkembangan psikologi terapan atau "applied psychology" dalam pelbagai bidang kehidupan. Robert Singer dari Florida State University juga menegaskan bahwa psikologi olahraga adalah psikologi terapan, ilmu psikologi yang diterapkan terhadap atlet dan situasi-situasi olahraga.
Obyek studi Psikologi pada umumnya adalah gejala kejiwaan yang diselidiki dari tingkahlaku dan pengalaman individu. Psikologi Olahraga tumbuh dan berkembang menjadi cabang dari Ilmu Psikologi, karena adanya gejala-gejala khusus yang belum mendapat penelitian dan studi tersendiri dalam Psikologi, maka gejala-gejala khusus yang terjadi dalam olahraga tersebut dijadikan obyek penyelidikan Psikologi Olahraga.
Yang dimaksud dengan pengertian olahraga adalah bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi optimal.
Sedangkan tujuan utama dari olahraga bukanlah pembangunan fisik saja melainkan juga pembangunan mental dan spiritual membentuk manusia Indonesia Pancasilais yang fisik kuat-sehat berprestasi tinggi, yang memiliki kemampuan mental dan ketrampilan kerja, yang kritis kreatip dan sejahtera.