Mohon tunggu...
Raid Mahdi Arma
Raid Mahdi Arma Mohon Tunggu... Freelancer - Bukan Superstar

Saya cuma mengutarakan opini, jangan percaya hehehe

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berduka untuk Tragedi SJ-182, Berduka untuk Akhlak Netizen

10 Januari 2021   11:30 Diperbarui: 10 Januari 2021   13:52 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore kemarin, Indonesia dikejutkan oleh kabar menghilangnya Sriwijaya Air SJ-182 rute penerbangan Jakarta-Pontianak. Sontak saya terkejut dan mengecek siaran berita buat memastikan kabar terkini. Sampai malam TV di rumah nyetel siaran berita yang tidak mau saya sebut namanya. Di TV diperlihatkan bagaimana sibuknya berbagai pihak dalam mencari puing-puing dari pesawat malang itu. Semoga ada yang selamat, pikir saya.

Ngomong-ngomong satu hal yang menarik perhatian saya, yaitu kelakuan netizen. Banyak banget, serius, banyak banget saya lihat netizen yang memperlihatkan kebodohan dan kebebalannya dalam menanggapi berita seputar. Di Twitter ada yang jadiin dark joke (katanya) padahal biadab. Di Youtube ada yang ngejek-ngejek pas live tentang pencarian pesawatnya, ngelunjak pula pas diceramahin. Di Instagram ada yang ngerekam keluarga korban yang lagi nangis buat dijadiin konten biar netizen lain terharu, plus ada yang ngatain akting. Banyak pokoknya.

untitled-5ffaa401d541df07257337a2.png
untitled-5ffaa401d541df07257337a2.png
Busuknya lagi, kebanyakan yang ngelakuin begini itu masih usia belasan, kelihatan dari cara ngomong sama foto profilnya. Kok banyak sampah yang bermunculan?

Sebenarnya ini bukan hal baru, netizen kita sudah bertahun-tahun berkelakuan kayak monster begini. Mungkin, ini cuma pendapat, netizen yang maha busuk ini pikir, dengan menghina-hina gini mereka bisa dianggap ngedark joke dan dicap cerdas. Atau mungkin mereka pikir, tidak ada yang bakal sakit hati kalau mereka ngomong begitu karena mereka juga dah kebal dihina.

Atau mungkin...

Mereka memang pada dasarnya senang merendahkan orang lain, dan mereka ngerasa ga bakal ada yang datang memukul mereka karena mereka nyembunyiin lokasi, atau malah pakai akun anonim.

Entahlah. Tampaknya ini efek samping kebebasan berpendapat, terlalu bebas sampai jadi kebebasan bertanggung jawab. Entah mereka semua keracunan oplosan apa sampai lupa ungkapan mulutmu harimaumu, atau hukum karma. 

Intinya, mereka menyedihkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun