Mohon tunggu...
Rahyunita
Rahyunita Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kesempatan Emas dalam Bonus Demografi

10 April 2019   19:38 Diperbarui: 10 April 2019   19:48 2065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh. Perkenalkan nama saya Azizah Amir dari GB 6. Disini saya akan membahas mengenai masalah kependudukan yaitu bonus demografi yang merupakan sebuah tantangan ataukah sebuah peluang.

Terlebih dahulu kita harus tahu apasih sebenarnya bonus demografi itu? Menurut Wongboonsin dalam Fasli Jalal, yang dimaksud dengan bonus demografi adalah keuntungan ekonomis disebabkan menurunnya Rasio Ketergantungan sebagai hasil penurunan fertilitas jangka panjang (Wongboonsin, dkk. 2003). Rasio ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan usia produktif dan jumlah penduduk dengan usia nonproduktif. Usia produktif berkisar antara 15 -- 64 tahun, sedangkan usia nonproduktif dibawah 15 tahun dan diatas 64 tahun. Adapun penurunan fertilitas ini yang dimaksud adalah menyangkut angka kelahiran dan program KB. Para ahli demografi mengistilahkan suatu negara atau wilayah mengalami penuaan penduduk ketika proporsi penduduk yang berusia lanjut dari suatu wilayah tersebut mengalami peningkatan (Ortman, 2014).

Sementara itu, yang dikatakan penduduk berusia lanjut berdasarkan UU No. 13 Tahun 1998 adalah mereka yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Secara demografis, penuaan penduduk dapat dilihat dari beberapa ukuran (Mundiharno, 1997), di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Rasio beban ketergantungan penduduk  tua. Suatu penduduk  dapat disebut sebagai penduduk tua jika angka ketergantungan penduduk tua sebesar 10 persen atau lebih, atau jika ketergantungan penduduk muda sebesar 30 persen atau kurang.

2. Persentase penduduk tua, yaitu ketika proporsi penduduk berumur 65 tahun ke atas telah di atas 7 persen

3. Umur median penduduk 20, yang artinya bahwa 50 persen dari penduduk berumur 20 tahun ke bawah dan 50 persen lainnya berumur 20 tahun ke atas

                Bonus demografi pada dasarnya adalah sebuah teori yang menghubungkan dinamika pertumbuhan penduduk dengan ekonomi. Dimana, semakin sedikit jumlah penduduk usia non produktif yang harus ditanggung oleh penduduk dengan usia produktif, maka hal ini akan menyebabkan perekonomian menjadi lebih baik.

Bonus demografi (pertama) ini juga sering dihubungkan dengan pembahasan mengenai window of opportunity atau jendela peluang, yaitu suatu keadaan dari suatu negara pada tahun tersebut memiliki tingkat dependency ratio yang terendah. Kemudian muncul pembahasan bahwa selain bonus demografi yang sering dibahas, terdapat juga peluang untuk mendapatkan apa yang disebut dengan bonus demografi kedua. Bonus demografi kedua dideskripsikan sebagai keadaan suatu negara atau wilayah ketika proporsi dari penduduk yang berusia tua semakin banyak, tetapi mereka yang dikategorikan penduduk usia lanjut ini masih produktif dan masih memberikan sumbangan bagi perekonomian negara. Melonjaknya penduduk usia lanjut ini merupakan keniscayaan ketika jumlah mereka yang berusia produktif saat ini berlimpah, tetapi beberapa tahun yang akan datang mereka akan memasuki usia lanjut atau pensiun. Dengan alasan tersebut, memikirkan kondisi dan permasalahan kependudukan di Indonesia ke depannya merupakan suatu keharusan.

Permasalahan kependudukan berupa bonus demokrasi ini kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat dan pemerintah Indonesia.  Padahal Indonesia bisa mengambil masalah ini sebagai kesempatan untuk menjadi negara yang lebih baik. Karena Indonesia saja sudah terkenal dengan jumlah penduduknya yang sangat banyak, bahkan menempati tempat nomor 4 sebagai negara yang populasi penduduknya sangat banyak. Jika dibayangkan, terdapat banyak negara yang bahkan luasnya melebihi luas Indonesia akan tetapi Indonesia memiliki penduduk yang lebih banyak.

Dibandingkan dengan negara maju, masalah kependudukan yang berkaitan dengan ekonomi ini apalagi dengan adanya bonus demografi mendapatkan perhatian yang luas dan bersifat jangka panjang. Dalam konsep ekonomi kependudukan, bonus demografi juga dimaknai sebagai keuntungan ekonomis karena dengan semakin besarnya jumlah penduduk usia produktif maka akan semakin besar pula jumlah tabungan dari penduduk usia produktif sehingga dapat memacu investasi dan pertumbuhan ekonomi. Sehingga kondisi tersebut juga dikenal sebagai jendela kesempatan (windows of opportunity) bagi suatu negara untuk melakukan akselerasi ekonomi dengan memacu industri manufaktur, infrastruktur, maupun UKM karena berlimpahnya angkatan kerja tersebut.

Banyak Negara menjadi kaya karena berhasil memanfaatkan jendela peluang bonus demografinya untuk memacu pendapatan perkapita sehingga kesejahteraan masyarakat tercapai; seperti yang terjadi di Cina, yang pertumbuhan ekonominya sebelum bonus demografi berkisar pada angka 6% meningkat menjadi 9,2%, Korea Selatan dari 7,3% menjadi 13,2% Singapura dari 8,2% meningkat menjadi 13,6% dan Thailand dari 6,6% meningkat tajam menjadi 15,5%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun