Mohon tunggu...
Rahmi Yudistira
Rahmi Yudistira Mohon Tunggu... Lainnya - sma incen baiz

www.kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kebobrokan Jurnalis Media dan Laman Publik demi Mendulang Atensi Memanfaatkan Peristiwa Bencana

23 Januari 2021   18:07 Diperbarui: 23 Januari 2021   18:08 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada era modern ini, banyak sekali informasi yang kita dapatkan sangat melimpah. Bahkan, kita telah disuguhkan dengan segudang informasi setiap harinya. Apalagi seperti keadaan sekanrang pasti banyak sekali berita berita yang di hebohkan.

Contohnya bencana ( kabar duka ) yang pernah terjadi di indonesia seperti jatuhnya pesawat sriwijaya air sj 182, covid19, banjir di kalsel, gempa bumi,erupsi gunung dan lain lain sebagainya. Hal ini membuat para pembaca menjadi hampa.

Kini media semakin laris setiap harinya bagaimanan tidak? toh buktinya mereka mengumbar kesedihan di media sosial. Misalnya, dapat memicu orang lain ikut merasakan kesedihan dan depresi yang serupa. "apakah anda memiliki penyeselan.... bla bla bla" "bagaimana sudut pandang anda tentang mendiang?" "apakah mendiang memiliki kesan terakhir untuk anaknya?" hal ini yang membuat para warga korban semakin terpaku. 

Mereka tak pernah tahu bagaimana tanggapan orang lain yang membaca, mendengarkan, atau menyaksikan cerita tersebut di media sosial. Ada yang prihatin, ada yang bersimpati, atau mungkin ada juga yang makin frustrasi atau depresi dibuatnya. Kalaupun ingin mengumbar kesedihan di medsos atau membagikan kisah pilu lainnya, sebaiknya perhatikan betul sebab akibatnya atau kondisi yang akan terjadi para warga korban. 

Mengapa mereka tega melakukan hal seperti ini? apa tujuan mereka sebenarnya? Tujuan mereka adalah ingin menjaring simpati follower di dunia maya. Para jurnalis mewawancarai hal yang sebenarnya tidak penting ke para warga korban nah hal inilah membuat para penonton menjadi takut, dan sedih bahkan informasi yang dibawakanya dapat menimbulkan hilangnya rasa semangat untuk bangkit.

Seharusnya mereka meberi rasa semangat, dan berani dalam menghadapi takdir. Bukanya malah membuat para penonton jadi takut, dan risau. Apalgi para warga korban yang telah di wanwancarainya  justru itu yang mebuat mental mereka menjadi terpukul.

Seharusnya yang di lakukan para jurnalis adalah segera menyelesaikan permasalahan yng terjadi, menjadikan dirinya sebagai sumber informasi yang terbaik bagi masyarakat, meberikan dukungan ke para korban maupun para penonton/pembaca.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun