Mohon tunggu...
Rahmi Putri Z
Rahmi Putri Z Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Suka nulis dipojok-pojok buku bacaan. Hobby nya mengamati manusia lainnya

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Apa Penting Bisa Berkendara atau Jadi Penumpang Saja?

22 November 2022   14:06 Diperbarui: 22 November 2022   14:09 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sekiranya semua teman Ana berkendara sendiri ke tempat kerja, Ana masih setia menebeng tumpangan. Paling sering diantar saja ke tempat kerjanya.

Entah kenapa sampai sekarang Ana belum bersikeras ingin mengendarai kenderaan sendiri. Pergi ke mana saja bisa tanpa merepotkan orang lain.

Waktu SMP Ana pernah berniat belajar memakai motor, tapi ayahnya tidak membolehkan karena memang belum umurnya belajar kendaraan. 

Waktu SMA pun begitu, kata ayahnya biar diantar saja dengan abang (panggilan kakak laki-laki) ke sekolah. Kegiatan sehari-harinya pun berlanjut tanpa kendala.

Ketika di awal kuliahpun tidak bisa berkendara masih begitu normal bagi Ana. Tempat kuliah yang bisa dikatakan lumayan dekat dari kosannya, memiliki jalan pintas yang sering mahasiswa sebut pintu doraemon, karena memang dinding pagar kampus dilubangi, agar bisa memintas ke sebelah kampus.

Pertengahan masa kuliahpun mulai masuk, masalahpun mulai muncul. Universitas Ana yang memiliki beberapa kampus atau bangunan di berbagai tempat, membuat dosennya kadang-kadang pindah tempat mengajar. Akhirnya dengan standar jadwal dosen, Ana dan kawan-kawannya kadang berpindah tempat kuliah ke tempat lain.

Akhirnya, mulai berpikir keras apa Ia harus belajar pakai motor, atau menebeng terus saja dengan teman kosannya. 

Ketika liburanpun datang, Ana bergegas membuat rencana belajar motor. Motornya pun gunakan punya abangnya saja yang ada. 3 kali belajar di lapangan, Ana sudah mulai bisa. Akhirnya waktunya eksekusi di jalan. Sungguh sial, karena Ana kurang fokus, akhirnya motorpun mereng ke pinggir bibir jalan, dan terjatuh. Hanya luka goresan sedikit. Tapi ayahnya yang menebeng dibelakang, akhirnya mengambil keputusan. Sudahlah tidak cocok Ana berkendara memakai motor sendirian.

Sia-sia lah pembelajaran motor dihari libur. Mulai lah kuliah berlangsung lagi, Ana pun memutuskan mencari tebengan saja ke kampus, sambil menahan-nahan malu karena selalu minta menebeng dengan yang lain. Apa boleh buat, tahan saja, sampai kuliah selesai. PPL (praktek lapangan untuk mahasiswa) pun menebeng. Nebeng adalah jalan ninja Ana. Mentok-mentok Ia naik ojek.

Saking susahnya tidak bisa mengendarai kendaraan sendiri, kalau mau apa-apa harus menunggu temannya dulu. Cari tebengan, untuk bantu antar....

Memang sudah pasrah saja tidak bisa pakai kendaraan, tapi Ia berpikir lagi, sebetulnya akan lebih mudah dan lebih baik jika bisa mengendarai kendaraan sendiri. Tidak perlu merepotkan orang lain kalau ia mau ke mana-mana. Langsung jalan saja menggunakan kendaraan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun