“Abanggggg cilokkkk” ujarnya sambil teriak.
“Apaan sih, aku maunya tahu gejrot bukan CILOK” ujarku kesal.
“Hahahahahahaa.. habisnya ada-ada saja makan tahu gejrot lambung belum diisi apa-apa sudah makan yang pedas. Tapi cilok yang tadi sepertinya enak juga” ujarnya sambil menggoda.
“Gatau ah terserah mau makan apa, kesel. Orang maunya tahu gejrot malah cilok” ujarku kesal.
“Ya sudah iya, aku minta maaf. Sekarang kita mau makan apa? Pokoknya harus makan nasi soalnya kamu belum makan nasi dari pagi” ujarnya.
“T E R S E R A H!” ujarku kesal.
Akhirnya dia mengajakku ke warung nasi Padang sesuai perintahnya aku harus makan nasi. Setelah memesan menunya, lalu kita makan. Setelah selesai kita lanjutkan perjalanan pulang kerumahku. Di perjalanan dia berbicara serius denganku.
“Lulus S1 dulu ya” ujarnya.
“Memangnya kenapa? Tumben kamu berbicara seperti ini” ujarku binggung.
“Tunggu aku lulus S1 lalu dapat pekerjaan ya, karena perempuan itu hanya menunggu pria sukses saja bukan dari nol” ujarnya
“Dengar, mendaki puncak bersama itu jauh lebih indah daripada harus menunggu di puncak seorang diri” ujarku.