Mohon tunggu...
Rahmayolanda Dalimo
Rahmayolanda Dalimo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hi!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Peran K3 dalam Era Revolusi Industri 4.0

3 Juni 2021   21:02 Diperbarui: 3 Juni 2021   21:20 2698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Revolusi industri adalah perubahan secara besar-besaran pada segala bidang terutama dalam mengolah sumber daya dan memproduksi barang. Awal terjadi revolusi industri sekitar tahun 1700an-1800an. Jadi, revolusi industri merupakan perubahan yang terjadi pada pekerjaan manusia diberbagai bidang mulai digantikan oleh mesin (Savitri A, 2019). Perubahan besar ini menjadi pengaruh kepada negara-negara lainnya. Revolusi industri banyak menemukan penemuan-penemuan yang baru. Efisiensi produksi meningkat dengan penemuan mesin-mesin yang efektif dan efisien untuk produksi barang dan jasa. Maka terjadi penurunan harga produk karena biaya sumber daya manusia menjadi lebih murah. Untuk menangkap peluang menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0, pemangku kepentingan harus memiliki kemampuan membaca dan menulis data, teknologi, dan personel. Sebagai tahap revolusi teknologi, Industri 4.0 telah mengubah cara aktivitas manusia dilakukan dalam hal skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan transformasi pengalaman hidup masa lalu (Ghufron G, 2018). Manusia bahkan akan hidup dalam ketidakpastian global, sehingga manusia harus mampu memprediksi masa depan yang sangat cepat berubah. Revolusi industri juga menciptakan peluang kerja terutama pada peningkatan inovasi sehingga memerlukan tenaga kerja yang mampu meningkatkan kinerjanya. Selain pada pekerjaan, revolusi industri juga berdampak pada perbaikan gizi, kesehatan, dan pendidikan (Savitri A, 2019).

Adapun perubahan dari revolusi industri 1.0 hingga 4.0, yaitu (Savitri A, 2019) :

  • Industri 1.0 (1784), dimulai dengan perkembangan pada mekanisasi lini produksi, menggunakan tenaga uap.
  • Industri 2.0 (1870), produksi masal, menggunakan tenaga listrik.
  • Industri 3.0 (1969), proses otomatis melibatkan komputer dan kinerja elektronis.
  • Industri 4.0 (kini), terhubung pada sistem siber, jaringan, dan internet.

Seiring berjalannya waktu, banyak teknologi yang terus berkembang sehingga memudahkan pekerjaan manusia. Salah satunya di era revolusi industri 4.0 yang sering disebut dengan Fourth Industrial Revolution (4IR), merupakan revolusi industri ke 4 yang ditandai dengan perpaduan teknologi digital, biologis, robotika, kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI), nanoteknologi, Internet of Things (IoT), nirkabel generasi kelima (5G), manufaktur percetakan 3D dan industri kendaraan otonomi penuh (Nurmutia S, 2019). Salah satu bentuk teknologi yang digunakan di era industri saat ini adalah big data. 

Big data sangat membantu dalam kerja K3, contohnya pada industri pertambangan. Big data adalah sekumpulan data yang memiliki jumlah yang sangat besar atau struktur yang kompleks (Maryanto B, 2017). Teknologi ini memungkinkan untuk kita mengumpulkan dan menganalisis sebuah data sehingga mampu meningkatkan kinerja para pekerja. Seperti yang dilakukan dalam kegiatan pengumpulan batu bara. Ketika sebuah sensor ditempatkan di dalam lubang bor, peralatan itu akan bisa menghasilkan data posisi dan identifikasi material tanah. Dengan adanya data semacam itu, bisa memungkinkan perusahaan tambang untuk kemudian memanfaatkan teknologi machine learning untuk membentuk sebuah model yang mampu meningkatkan efektivitas metode penambangan eksplosif. Big data juga memungkinkan perusahaan untuk melacak penggunaan energi secara lebih baik, termasuk dalam urusan emisi karbon. Para penambang bisa memprediksi kapan waktunya untuk menggunakan, memproduksi, menyimpan atau menjual hasil tambang mereka (Fernando E, 2020). Keuntungan yang bisa didapatkan melalui teknologi big data adalah dapat mengurangi biaya operasional, meningkatkan dan mengoptimalkan kinerja pekerja, mendeteksi secara cepat dan tepat bentuk atau proses kegiatan yang menyimpang, membantu bagi pekerja yang tidak dapat dipisahkan dengan aktivitas manual handling sehingga terhindar dari PAK, bisa diakses jarak jauh, menciptakan sistem manajemen kerja yang efektif dan efisien. Dari keuntungan yang ada pasti tetap ada risiko dari teknologi tersebut diantaranya kebocoran data, kegagalan sistem, data tidak akurat, dan ada bagian yang tidak terstruktur. Sehingga big data menjadi salah satu teknologi yang akan terus berkembang dengan seiring berjalannya era industri 4.0.

Pelibatan K3 dalam revolusi industri 4.0 pada big data sendiri dalam penilaian risiko yaitu (Sitanggang dkk, 2019) :

  • Manajemen operasi, karena manajemen terlibat dalam pengambilan keputusan, kebijakan organisasi, dan juga alokasi sumber daya.
  • Manajer proyek dan tim proyek, karena manajer dan tim proyek terlibat langsung dalam pembuatan teknologi sehingga mereka paling tahu jika ada risiko sebelum diimplementasikannya teknologi tersebut.
  • Perwakilan vendor pihak ketiga, karena untuk mengidentifikasi ancaman yang terkait dengan pengembangan pusat data dilihat dari sisi lain.

Selain itu peran ahli K3 dalam kontrol yang harus diterapkan pada big data tersebut menurut hirarki pengendalian risiko yaitu :

  • Eliminasi : Menghilangkan suatu proses yang berisiko seperti kebocoran data.
  • Substitusi : Mengganti unit kapasitas penyimpanan yang sedikit dengan yang kapasitas yang lebih besar, menangani pertumbuhan Internet of Things dengan tag RFID, sensor, dan smart meter.
  • Rekayasa teknik : Pemasangan alat pelindung pada big data, pemasangan alat sensor otomatis, pemasangan global positioning system (GPS), near-field communication (NFC).
  • Pengendalian administrasi : Pemisahan lokasi, pergantian shift kerja, pelatihan karyawan.
  • Alat pelindung diri : Safety helmet, Safety shoes; Ear plug / muff; Safety goggles, Safety harness, kacamata anti radiasi.

Adapun peran K3 dalam revolusi industrin sendiri yaitu :

  • Terus mengawal perubahan industri dengan pendekatan kajian risiko.
  • Ikut memastikan teknologi diterapkan dengantepat guna.
  • Mengedukasi SDM untuk menghadapi perubahan-perubahan teknologi dan perkembangan.
  • Dan terus membudayakan K3.

Revolusi industri 4.0 semakin membantu peran ahli K3 dalam pekerjaannya. Perubahan-perubahan dalam revolusi industri perlu di informasikan secara luas sehingga dapat memudahkan pekerjaan manusia. Informasi perubahan teknologi dalam revolusi industri 4.0 diinformasikan kepada pekerja industri terutama pada ahli K3 dan juga perusahaan-perusahaan besar. Ahli K3 dapat terus berkembang mengikuti revolusi industri sendiri. Masyarakat luas pun harus mengetahui tentang perkembangan teknologi pada revolusi industri 4.0 karena revolusi industri akan selalu memberikan inovasi-inovasi terus menerus sehingga masyarakat dapat tetap mengikuti perkembangan revolusi industri.

 

------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun