Mohon tunggu...
rahma yani
rahma yani Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa IAIN Samarinda

Nama : Rahmayani TTL : Makarti, 18 Februari 2000 Alamat : Jalan Poros Samarinda-Bontang KM 78/44

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bijak dan Cerdas Mengelola Sampah

24 Oktober 2019   21:44 Diperbarui: 24 Oktober 2019   21:56 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam buku yang say abaca, ada solusi untuk menangani sampah rumah tangga. Ada tiga cara mudah dan aman untuk mengatasi masalah sampah. Cara ini dikenal dengan prinsip 3R, yaitu reduce (kurangi), reuse (gunakan kembali), dan recycle (daur ulang). Prinsip 3R ini bias menjadi pedoman sederhana untuk membantu kita dalam mengurangi sampah di rumah (Suryati 2009).

Secara umum, pengelolaan sampah yaitu meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan ke TPS, lalu pengangkutan ke TPA. Bahkan TPA pun kewalahan akibat terlalu banyaknya sampah. Setelah itu, lahan kosong untuk dijadikan TPA pun menjadi terbatas, kemudian kemanalagi kita akan membuang sampah kita?

Namun melalui program PILKAB (pilah, kumpul, ambil manfaatnya, buang sisanya) yang dilakukan sejak sampah berada dirumah, pengelolaan sampah skala rumah tangga dapat dilaksanakan secara mandiri dan efektif.

Program ini sangat bermanfaat bagi kami terutama saya yang sadar akan bahayanya sampah. Dan sebaiknya kita sadarkan masyarakat agar melakukan cara yang bijaksana untuk pengolahan-pengolahannya agar tidak terjadi apa yang tidak diinginkan.

Adapun sampah yang masih bisa kita gunakan dan dapat diolah secara langsung yaitu sampah organic berupa botol aqua, kaleng-kaleng biscuit, aqua gelas dan kemasan kemasan lainnya yang berbentuk gelas, sedotan, dan plastik-plastik kecil seperti kemasan pop ice, marimas, dan minuman lainnya serta cemilan. Dapat di olah menjadi kerajinan tangan seperti dibuat tas. Dan botol aqua dapat di jadikan bahan membuat vas bunga, dan aqua gelas dijadikan keranjang. Dan apabila tidak sempat diolah sendiri, maka seperti botol aqua dapat dijual pada pengumpul. Dan sampah organic lainnya dapat di buat pupuk organic maupun kompos.

Kompos merupakan pupuk organic yang diperoleh dari hasil pelapukan bahan-bahan tanaman atau limbah organic, seperti jerami, sekam, dedaunan, rerumputan, limbah organic pengolahan pabrik, dan sampah organic hasil perlakuan manusia (rumah tangga).

Pengomposan dapat diartikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan jasad renik sebagai perantara yang berombak bahan organic menjadi kompos. Kompos dan pengomposan sudah dikenal sejak berabad-abad lalu.

Berbagai sumber mencaatat bahwa penggunaan kompos sebagai pupuk telah dikenal 1000 tahun sebelum nabi musa. Tercatat juga pada zaman kerajaan Babilonia dan kekaisaran cina kompos dan teknologi pengomposan sudah berkembang cukup pesat. Dalam proses pengomposan, perlakuan yang umum dilakukan adalah menciptakan lingkungan mikro yang sesuai untuk pertumbuhan mikroorganisme (Suryati, 2007)

Di alam yang terbuka, kompos bisa terbentuk dengan sendirinya yakni melalui proses alami. Rumput, dedaunan, kotoran hewan, dan sampah lainnya lama-kelamaan terurai, karena kerjasama antara mikroorganisme dengan cuaca.

Pengomposan juga dipercepat dengan perlakuan tertentu, hingga menghasilkan kompos yang berkualitas baik dalam waktu singkat. Biasanya, perlakuan ini melibatkan penambahan mikroorganisme decomposer/activator kedalam bahan. Inilah ilmu yang saya ambil dari buku yang saya baca.

Dipasaran banyak sekali terdapat macam-macam dan model dari komposter. Untuk mengelolah kompos skala rumah tangga komposter dapat dibuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh disekitar rumah. Misalnya, dibuat dari drum, tong, ember, atau kaleng cat yang dimodifikasi dan diberi putaran sebagai alat pengaduknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun