Mohon tunggu...
Rahmawati
Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Nasional

Rahmawati, Mahasiswa Universitas Nasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Munculnya Fenomena Citayam Fashion Week

1 Agustus 2022   14:10 Diperbarui: 1 Agustus 2022   14:17 5253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Awal mula terjadinya Fenomena Citayam Fashion Week ternyata berawal dari para remaja, yang sering berkumpul di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, hanya untuk nongkrong saja dan mencari hiburan dengan mengenakan fashion atau outfit yang bergaya eksentrik. Hingga konsep catwalk ala-ala model profesional terealisasikan, untuk memenuhi kebutuhan konten di sosial media. 

Kenapa dinamakan Citayam Fashion Week, Alasannya karena kebanyakan remaja yang ada di sana adalah asli dari Citayam, sedangkan Fashion Week sendiri terinspirasi dari gaya unik, layaknya seperti sedang berada di acara fashion show. 

Walaupun awalnya banyak yang memandang sebelah mata Citayam Fashion Week, menjadi fenomena yang berhasil mendapat sorotan dan dukungan dari salah satu media luar, Tokyo Fashion, melalui akun Twitter mereka.

Tetapi munculnya fenomena Citayam Fashion Week juga menjadi gambaran dari kurang tersedianya ruang publik yang inklusif bagi masyarakat. Sejauh ini mindset masyarakat Jabodetabek tentang ruang publik masih berkutat pada mall atau pusat perbelanjaan. Masyarakat masih menghadapi masalah terkait tersedianya ruang publik yang lebih inklusif bagi semua warga. 

Pusat-pusat perbelanjaan yang notabenenya menjadi pusat niaga, perlahan bergeser menjadi ruang publik yang komersial. Ketersediaan ruang publik yang inklusif di Jabodetabek tidak lepas dari ketersediaan ruang terbuka hijau. 

Dari target 30% ruang terbuka hijau di setiap kota, Jakarta hanya memiliki sekitar 9% dari luas wilayah. Kenapa kawasan Dukuh Atas yang menjadi pilihan anak-anak remaja ini karena berada di dekat jantung Jakarta menjadi spot yang sebagai ruang untuk bercengkrama, berkenalan, hingga menunjukan eksistensi diri mereka. Jarak yang jauh bukan menjadi kendala bagi mereka untuk memutuskan nongkrong di kawasan Dukuh Atas. 

Pasalnya kawasan Dukuh Atas menjadi area yang aman dan nyaman bagi mobilitas masyarakat. Daerah ini juga menjadi kawasan berorientasi transit pertama yang menghubungkan sejumlah transportasi umum di Jakarta mulai dari MRT, KRL, dan bus TransJakarta.

Fenomena Citayam Fashion Week bisa menajadi hal yang positif bagi ekomoni sekitar. Misalnya, street food hingga barang-barang merek lokal yang muncul karena dipakai oleh ikon-ikon Citayam Fashion Week melalui endorse. Dari sini bisa dilihat mereka sengaja di endorse oleh brand lokal karena brand memanfaatkan untuk memasarkan brand ke publik. 

Secara umum memandang fenomena Citayam Fashion Week dapat menjadi komunitas yang dikenal secara positif tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia Internasional. 

Dapat dihimbau juga para remaja untuk tetap mematuhi aturan yang ada seperti membubarkan diri saat malam, dan mematuhi protokol Kesehatan karena pandemi Covid-19 masih ada. Untuk melakukan pengurangan dampak negatif, perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak seperti remaja yang datang kesana dan termasuk pemerintah. 

Namun, dengan munculnya fenomena ini seharusnya mendorong pemda untuk menyediakan ruang publik dan taman-taman lebih banyak yang menarik, desain kekinian, serta terbuka untuk menampung berbagai kegiatan anak muda di daerahnya masing-masing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun