Mohon tunggu...
Rahmatullah Usman
Rahmatullah Usman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengajar Di Jakfi Nusantara

Membacalah dan Menulis, engkau akan menemukan diriMu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nurcholish Madjid dalam Ide Pembaharuan Pemikiran Islam

22 Oktober 2021   06:58 Diperbarui: 22 Oktober 2021   07:09 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 1969. Setelah Nurcholish Madjid atau Cak Nur (1939-2005) berhasil melakukan pendekatan persuasif dengan Omi Komaria (istri almarhum Cak Nur), tujuan untuk melanjutkan ke jenjang lebih serius telah mereka rencanakan.  Setelah masa jabatan Cak Nur sebagai Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) .

Di tahun yang sama, pada tanggal 3-10 Mei 1969. Kongres ke-9 di kota Malang,  sebagai Ketua Umum PB HMI,  Cak Nur menyampaikan pidato pertanggungjawaban dan sekaligus mengakhiri periode kepengurusannya.

Mungkin muncul dibenak Cak Nur, dengan rasa senang dan bahagia setelah akhir dari masa kepengurusannya sebagai ketua PB HMI, karena ia dengan Omi akan melangsungkan pernikahan.

Nampaknya, Cak Nur tidak menyadari situasi tersebut, ternyata,  Kongres memilih kembali Cak Nur sebagai Ketua Umum PB HMI untuk periode kedua,  yang tidak pernah disangkanya.  Terlebih lagi "ia tidak mencalonkan diri".

Bahkan pada periode pertamanya menjadi ketua Umum PB HMI, Cak Nur tidak mencalonkan diri. Situasi Kongres yang membuat ia harus menerima mandat tersebut, (baca: Api Islam, 2010).

Karena situasi politik berubah, seperti yang diungkapkan Ahmad Gaus AF "situasi politik yang mendorongnya untuk kembali dipilih sebagai ketua ialah munculnya isu primordial Jawa dan luar Jawa dalam menetapkan pimpinan", (Api Islam 2010).

Dengan mempertimbangkan kembali, akhirnya Cak Nur bersedia  untuk mengambil mandat tersebut. Karena beberapa aktivis HMI dari luar Jawa mendekati Cak Nur dan mengatakan bahwa kalau dia tidak menjadi ketua umum lagi, HMI akan terpecah (Api Islam 2010).

"maka dengan terpaksa saya menjadi ketua umum lagi pada 1969", ujar Cak Nur, (Api Islam 2010). Ia pun menyatakan kesediaannya setelah satu jam sebelum pemilihan.

Periode kedua memimpin HMI, membawa Cak Nur sebagai pembuka jalan pembaharu. Ketika sekumpulan organisasi  mahasiswa mengagendakan acara halal bi halal pada Januari 1970-an.

Cak Nur sebagai pembicaranya,  dengan pidatonya tentang makalah  dengan judul "Keharusan Pembaharuan Pemikiran Islam dan Masalah Integrasi Umat", yang kelak  menjadi polemik berkepanjangan, sekaligus  awal kemunculan pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun