Mohon tunggu...
Rahmatullah Usman
Rahmatullah Usman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengajar Di Jakfi Nusantara

Membacalah dan Menulis, engkau akan menemukan diriMu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pembaharuan Pemikiran Islam dan Pribumisasi Islam Ala Cak Nur dan Gus Dur

19 Februari 2021   14:25 Diperbarui: 19 Februari 2021   14:54 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Dan melepaskan umat islam yang kecenderungan mengukhrawikannya, 

Kita bisa melihat bahwa aspek yang mengukhrawikan hal-hal yang yang duniawi,dapat menghambat kemajuan umat dalam zaman yang dinamis,sebab kecenderungan tersebut menjadi campur aduk antara ukhuwari dan duniawi,mungkin kita bisa melihat keterkaitan ukhuwari dan duniawi jika umat siap dalam keterbuakaan pemikiran dan membuka kesadaran kualitas keislaman (epistemologi) agar bisa melihat dan menempatkan nilai tauhid dalam aspek alam (duniawi). 

Memang kecenderungan ini sulit unruk dihilangkan karena umat hidup dalam dunia tersebut,jika tanpa kerangka suatu pemikiran dalam menghubungkan nilai trasendental dalam aspek alam ini,maka apa yang dikatakan Cak Nur memang menjadi realitas. 

Umat telah kehilangan kreativitas dalam kehidupan duniawi yang seharusnya disinilah tempat kita untuk beraktivitas sebagai mahluk ciptaan tertinggi,sebagai umat yang mengemban tugas khalifa dibumi, kemunduran ini kata Cak Nur ialah karena umat kehilangan semangat "ijtihad".

Oleha karena itu semangat tauhid pemutlakan trasendeensi semata-mata hanya kepada Tuhan,dan ini yang dikatakan Cak Nur melahirkan desakralisasi terhadap selain Tuhan. Dan objek dari proses desakralisasi ialah segala sesuatu yang bersifat duniawi. 

Kemudian kebebasan berpikir, umat islam harus membuat suatu inovasi baru dalam aspek pemahaman terhadap keislaman itu sendiri, terus dan terus mencari kebenaran,karena kebenaran kata Cak Nur ialah fitrah manusia "hanif",manusia dalam dirinya kecenderungan mencari kebenaran. Ketertutupan umat manusia mencari kebenaran karena kemunduran dalam tahap melihat duniawi,yang kita telah jelaskan sebelumnya dalam sekularisasi. 

Kebebasan berpkir ini menjadikan umat islam mandiri dalam menentukan pilihan hidupnya dan tentu dalam kebebasan ini terkait dengan kerangka epistemologi masyarakat,pemahaman terhadap apa yang di yakininya termaksud keyakina agama. Meski keragaman dalam berpikir menjadi suatu dinamika tersendir,inilah konsekuensi dari proses kebebasan itu dalam ranah intelektual. 

Perbedaan pendapat muncul sabagai konsekuensi dari kebebasan berpkir ialah suatu anugrah. Menarik dalam hal ini Cak Nur menjelaskan bahwa "karena tidak adanya pikiran-pikiran yang segar,kita telah kehilangan apa yang disebut sebagai "daya dobrak psikologis" . 

karena tidak adanya daya dobrak dari masyarakat dalam melihat tuntutan-tuntutan zaman, untuk membangun masa depannya sendiri. Oleh karena itu konsekuensi dari hal ini ialah ada corak kepasrahan umat dalam menghadapi hal hal yang duniawi, tidak adalah progress dalam menjalani kehidupannya,dan menjadikan hal tersebut sebagai kepasrahan,ada upaya untuk seolah-olah menegasi realitas,dan system alam,salah satunya ialah cara pandangan mengenai dunia ini. 

Dan yang terakhir ialah gagasan tentang kemajuan dan sikap terbuka,dari uarain sekularisasi dan kebebasan berpikir yang telah kita bahas sebelumnya,ada progresivitas dan gagasan untuk kemujuan umat, dalam membahngun masa depan,seperti yang dalam pengertian Cak Nur bahwa manusia berwatak mencari kebeneraran "hanif". 

Ole karena itu gagasan kamajuan ialah hasil dari kebebasan berpikir dan melihat arah dari kemajuan zaman. Dan umat mempunyai kesiapan dalam tuntutan-tuntutan zaman kedepan,tidak ada lagi keraguan atas kerjama sama dalam membangun umat,baik itu dalam bisadang politik,ekonmi,sosial dan sains.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun